Berkat Terbesar

Artikel oleh:

Berkat Terbesar

“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru” (Yesaya 65 : 17)

 

Yesaya bernubuat mengenai hukuman bagi para penyembah berhala dan keselamatan bagi mereka yang setia kepada Tuhan. Dalam perikop kita hari ini, janji keselamatan itu diungkapkan secara lebih jelas dan rinci. Pemulihan yang Tuhan janjikan bagi umat-Nya itu juga digambarkan sangat dramatis, mengingatkan kita akan masa-masa awal penciptaan langit dan bumi.

Yesaya menggambarkan, ketika Tuhan memulihkan umat-Nya maka keadaannya seperti ketika Ia menciptakan langit dan bumi yang baru. Gambaran ini juga menegaskan bahwa semua penderitaan di masa lalu tidak akan mereka alami lagi. Suasana yang penuh sukacita meliputi umat-Nya.  Karya keselamatan yang Tuhan kerjakan ini akan dialami secara nyata oleh umat-Nya. Mereka akan merasakan berbagai bentuk berkat Tuhan. Mereka akan hidup dalam kesejahteraan sehingga mencapai usia yang panjang, menikmati hasil pekerjaan mereka, dan keluarga yang bahagia. Namun, lebih dari semua itu, mereka juga menikmati persekutuan yang intim dengan Tuhan dan dengan sesama.

Melalui bacaan ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenai keselamatan: 1) keselamatan yang Tuhan kerjakan adalah sempurna, 2) berkat-berkat keselamatan itu juga sudah dapat kita nikmati selama kita di dunia, 3) puncak dari keselamatan itu bukanlah kesejahteraan material, melainkan pulihnya hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan orang-orang Kristen masa kini, pulihnya hubungan dengan Tuhan dan sesama sering tidak diperhitungkan sebagai berkat yang utama.

Sekarang, cobalah bandingkan janji Tuhan dalam bacaan hari ini dengan kehidupan Anda sendiri. Dari semua berkat yang Tuhan janjikan kepada umat Israel, berkat apa sajakah yang telah Anda nikmati dalam kehidupan Anda sekarang ini? Dari berkat-berkat tersebut, apa yang Anda pelajari mengenai karya keselamatan Tuhan dalam hidup Anda.

 

Berkat terbesar dari anugerah keselamatan adalah pulihnya hubungan Anda dengan Allah dan sesama. Sudahkan Anda mengalaminya?

 

June 19, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Tetap Percaya

Artikel oleh:

Tetaplah Percaya

“Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh” (Yesaya 62 : 1)

 

Keadaan Israel, Yerusalem khususnya sedang mengalami kehancuran. Yesaya melihat keadaan bangsanya seperti istri yang ditinggalkan suaminya. Sendirian dalam menjalani hidup dan keadaannya terasa hampa dan sunyi. Sunyi berarti tandus, seperti negri yang tidak memiliki kehidupan di dalamnya. Bangsa Israel seperti kehilangan kekuatan dan kebanggaannya, sandaran hidupnya.  Demikianlah ikatan antara Tuhan dengan umatNya digambarkan dengan persekutuan perkawinan, antara suami dengan istri. Kehilangan Tuhan adalah kehilangan segalanya dalam pandangan nabi Yesaya.

Namun dalam keadaan yang demikian, nabi tetap percaya bahwa ada saatnya Tuhan akan memulihkan umatNya sesuai janjiNya.  Pemulihan itu pada akhirnya akan mengembalikan bangsa Israel dalam hubungan bak suami istri, keterikatan yang sedemikian kuat dengan Tuhan, sehingga mereka akan disebut negeri ‘yang bersuami’ sebab Tuhan telah berkenan kepada mereka dan akan girang atas mereka.  Yesaya bukan semata meratapi kehancuran secara fisik yang dialami bangsanya, melainkan lebih dari itu kehancuran spiritual yang nampak jelas dibalik semua penderitaan mereka ditangkap dengan jelas oleh nabi Yesaya.  Dan itu yang membuat nabi ini gelisah dan tidak bisa tinggal diam. Ia begitu merindukan ada kebenaran yang kembali bersinar dari Yerusalem.  Bila kebenaran itu dimiliki oleh Yerusalem, maka semua keadaan mereka akan berubah dengan sendirinya. Kedudukan mereka di hadapan bangsa-bangsa lain kembali dipulihkan, terutama di hadapan Tuhan.

Mari kita belajar dari kepekaan nabi Yesaya untuk menangkap krisis kebenaran yang menjadi pemicu munculnya krisis dalam aspek-aspek hidup yang lainnya. Keberhasilan menangkap krisis yang sebenarnya pada akhirnya membuat Yesaya dapat menaikkan permohonan yang tepat kepada Tuhan dan merindukan pemulihan dalam hal yang tepat pula. Bukan secara jasmani yang terutama, tetapi pemulihan secara rohani dan pemulihan yang lainnya nanti akan mengikuti.

 

Meninggalkan Allah sama halnya dengan kehilangan segalanya untuk hidup.

 

June 18, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Puasa Yang Berkenan

Artikel oleh:

Berpuasa

“Sementara berpuasa, kamu berbantah dan berkelahi dan bertindak dengan kekerasan. Sangkamu cara kamu berpuasa menggerakkan Aku untuk mendengarkan doa-doamu?” (Yesaya 58 : 4)

 

Yesaya sebagai nabi Tuhan disuruh untuk berbicara tentang prilaku keagamaan umat Israel yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. Mereka mengira dirinya sudah benar dan merasa benar karena sudah berpuasa dan mencari hadirat Tuhan sehingga mulai menyudutkan dan menyalahkan Tuhan karena harapan dan doa mereka tidak diperhatikan dan dipedulikan Tuhan Allah. Tuhan Allah menilai segala tingkah laku dan praktek keagamaan mereka. Hidup keagamaan mereka tidak menyenangkan hati Tuhan Allah.

Umat Tuhan pada masa itu berharap bahwa dengan melakukan ibadah puasa mereka akan mendapat ganjaran dari Tuhan. Tuhan akan meluputkan mereka dari hukuman dan malapetaka. Mereka menagih Tuhan! Namun ternyata Tuhan tidak dapat disuap melalui formalitas ibadah dan kesalehan palsu. Benar, mereka menjalankan puasa, tetapi kehidupan yang dijalani jauh dari makna ibadah puasa itu, yakni: perendahan diri dan pertobatan. Umat Israel hendak memisahkan ritual dari ritus hidup sehari-hari. Tuhan tidak menghendaki demikian. Tuhan Allah menilai puasa demikian bukan puasa yang dikehendakiNya; bukan puasa yang sesuai dengan perintahNya; bukan puasa yang menyenangkan hatiNya. Puasa yang dikehendaki Tuhan adalah bagaimana umat hidup saling mengasihi; tidak menyusahkan hidup orang lain; memberi makanan bagi yang lapar; memberi pakaian bagi yang telanjang; memberi tumpangan bagi yang tidak punya rumah; tidak menghakimi orang lain dengan kata-kata buruk; memberi kelepasan bagi yang tertindas dan melawan segala bentuk kejahatan yang ada. (58:6-9)

Dan ketika kita berpuasa, kiranya tidak membuat kita menjadi pribadi yang merasa diri benar dan paling benar sehingga mulai menghakimi orang lain dan menilai yang lain belum mengerti kehendak Tuhan yang sebenarnya.  Jika kita menyadari betapa besar manfaat puasa  itu, kiranya kita diingatkan untuk berlaku rendah hati dihadapan Tuhan dan sesama dan dijauhkan dari kesombongan rohani.

 

Kehendak Tuhan adalah kita mengalami pembaharuan spiritual ketika kita berpuasa dan beribadah kepada-Nya.

 

June 17, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Menjadi Terang

Artikel oleh:

Menjadi Terang

“Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari-Ku sampai ke ujung bumi.”

(Yesaya 49:6)

 

Israel sebagai hamba-Nya saat itu sedang mengalami penderitaan karena penjajahan dan pembuangan di Babel. Israel memikirkan tentang bagaimana mereka bisa menjadi bangsa yang utuh kembali. Namun, Tuhan mengingatkan bahwa mereka tidak boleh hanya memikirkan bangsa mereka sendiri. Kepada bangsa Israel, Tuhan mengatakan bahwa terlalu sedikit tugasnya dan impiannya jika hanya untuk menegakkan kembali suku-suku Yakub dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara (ay. 6). Mereka telah dipersiapkan untuk tugas yang lebih besar, yaitu menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya semakin banyak orang merasakan keselamatan dari Tuhan.

Allah hadir ditengah-tengah kehidupan manusia untuk membawa pembaharuan (ay.2), sehingga tidak hanya kepada bangsa Israel saja Allah datang membawa terangNya tetapi untuk seluruh dunia. Jadi, kita sebagai hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa di dunia ini, sehingga banyak bangsa-bangsa yang dahulunya masih memberhalakan alam ciptaan Tuhan, namun sekarang makin banyak bangsa-bangsa yang mengetahui siapa Allah sesungguhnya yang menguasai kehidupan ini.

Pernahkah kita menyadari bahwa Tuhan sedang memakai hidup kita untuk kehendakNya? Kita perlu merenungkan, peran apa yang perlu kita lakukan dalam melakukan kehendak Tuhan itu. Mungkin kita sadar, bahwa Tuhan menghendaki sesuatu yang perlu kita perankan, tetapi kita mengelak tugas yang mulia itu. Kita merasa tidak memiliki kemampuan. Kita merasa bahwa belum siap karena sibuk untuk menikmati dunia ini. Kita merasa takut tidak memperoleh dunia ini jika kita menuruti panggilan Tuhan. Padahal, Tuhan menjamin kehidupan umatNya, asalkan kita percaya padaNya.

Jangan biarkan beban dan pergumulan hidup membuat kita menjadi orang egois yang hanya memikirkan diri sendiri. Melalui pergumulan hidup, Tuhan justru mempersiapkan kita agar bisa menjadi berkat bagi orang lain yang dalam pergumulan; agar melalui hidup kita, makin banyak orang dikuatkan.

 

Tuhan memanggil kita agar terang itu nyata bagi orang lain melalui hidup dan pelayanan serta perbuatan baik kita.

 

June 16, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Tuhan Adalah Jaminan Masa Tua

Artikel oleh:

Tuhan Jaminan Masa Tua

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. (Yesaya  46:4)

 

Setiap kali ada orang muda yang meninggal maka nada-nada penyesalan akan dinaikkan. Akan tetapi manusia tidak dapat menentukan seberapa lama masa hidupnya. Hak yang Tuhan berikan kepada manusia adalah mengisi waktu dan kesempatan hidup agar hidup menjadi bernilai dan berdampak. Bukan masalah seberapa lama manusia itu hidup. Yang penting adalah memberi makna dalam setiap hari hidup yang Tuhan telah berikan. Agar supaya pada saat waktu manusia habis, hidupnya tidak menjadi sia-sia.

Kita tidak bisa menghentikan waktu. Waktu akan terus berjalan dan sehubungan dengan itu, kita pun akan terus semakin tua. Apakah dengan bertambah tua usia kemudian orang itu tidak bisa lagi berbuat banyak?  Mungkin perusahaan-perusahaan tertentu hanya membatasi menerima karyawan dengan umur tertentu.  Memang, dunia memberi batas untuk kita, tetapi tidak bagi Tuhan. Berapapun umur kita, Tuhan tetap menjanjikan kasih dan kesempatan untuk terus berbuah. Tuhan akan tetap bisa memakai kita secara luar biasa tanpa melihat berapapun umur kita sekarang.

Perubahan, pertukaran dan kehilangan, itu sudah merupakan sesuatu yang alamiah dan semua orang akan mengalaminya, selama Tuhan masih mengaruniakan umur panjang sampai menginjak masa tua.  Kekuatan kita pun sebagai manusia pasti terbatas dan akan menurun, tetapi kekuatan Tuhan tidak akan pernah berkurang. Dan Tuhan menyatakan siap menggendong dan memikul serta menyelamatkan kita sampai seluruh rambut kita putih sekalipun.  Tuhan tetap memiliki rencana bahkan ketika kita sudah tua dan lemah, Tuhan tetap mau pakai kita tanpa melihat umur dan kemampuan kita.

Walaupun ada banyak orang ingin hidup sampai usia tua, tapi tidak sedikit pula yang takut menjadi tua. Mereka merasa ngeri menyaksikan tantangan hidup yang dihadapi para lansia.  Namun, renungan firman Tuhan ini meneguhkan bahwa Tuhanlah pemilik hidup kita. Dia memelihara kita sampai putih rambut kita. Jadi, kenapa mesti takut menjadi tua?

 

Kita boleh kehilangan banyak hal, tetapi satu yang tidak akan pernah hilang, yaitu kasih Allah.

 

June 15, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Karya Terbesar

Artikel oleh:

Terbesar

“Aku, akulah Tuhan, dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu.” (Yesaya 43:11)

 

Tuhan telah menjadikan kita, memilih dan memanggil kita menjadi anak-anakNya. Ketika Ia melihat pemberontakan kita, Ia menebus kita dengan hidupNya sendiri melalui pengorbanan anakNya yang tunggal Yesus Kristus, yang sudah mengorbankan diriNya hanya untuk menghapus segala dosa kita, Sebagai umat yang ditebus dan dikasihiNya maka kita perlu menyadari bahwa Allah yang telah menebus dan menyelamatkan kita adalah Allah yang tidak bisa disamakan dengan apapun juga. Dia adalah Raja dan Penebus kita, dan hanya Dialah satu-satunya penyelamat dunia. Tidak ada yang lain! Dia berkata bahwa “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu” (44:6).

Saudara yang terkasih, yakin dan percayalah bahwa kita sungguh-sungguh telah dipilih dan telah ditebus oleh darah Anak Domba Allah melalui kematianNya di kayu salib. Dan janganlah kita terintimidasi oleh berbagai masalah yang dating silih berganti.  Ingatlah bahwa keselamatan diberikan bagi kita dengan cuma-cuma melalui karyaNya di kayu salib. Terkadang kita merasa takut dan gentar ketika mengalami berbagai masalah. Namun dibalik penderitaan, ada penghiburan dan kemenangan bagi orang percaya. Dibalik hukuman ada. Penghiburan dan keselamatan Allah itu hanya dialamai oleh mereka yang tetap setia berpegang pada firmanNya yang hidup.

Orang-orang yang ditebus Tuhan dan menerima keselamatan yang datangnya dari Tuhan, mereka disebut sebagai “bangsa yang benar” karena mereka telah didamaikan oleh Tuhan dan kini dapat berdiri di hadiran Tuhan dalam hubungan yang benar.  Barbahagialah kita yang telah menjadi milik kepunyaanNya. Sebab umat kepunyaanNya akan menerima kehidupan dan keselamatan yang kekal, bahkan penyertaanNya setiap saat dalam hidup umatNya, sehingga janjiNya dalam kitab Yesaya 43:1-2 akan kita alami dan nikmati sepanjang kehidupan kita!

 

Bersyukurlah dengan karya keselamatan yang Allah kerjakan dalam kehidupan kita.

 

June 14, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya), Umum  belum ada komentar

DIA SANGGUP BUKA JALAN

Artikel oleh:

Dia Buat Jalan

Yesaya 43:15-21

Oleh Rudy Suwardi

 

Kotbah pagi ini akan saya awali dengan sebuah kisah nyata yang diceritakan dalam buku renungan Daily Bread per tanggal 9 Maret 1999.

Iman Rebeka sedang berada pada titik terendah pada saat ia di belakang kemudi  mobil tua-nya menuju tempat penitipan anak untuk menjemput putrinya. Bos-nya di kantor membuat hidupnya bertambah sulit. Pemilik rumah kontrakan menaikkan harga sewa rumahnya. Sebagai orang tua tunggal, ia merasa sangat kesepian dan merasakan bebannya sangat berat. “Aku akan mencoba melakukan yang terbaik,“ katanya kepada Tuhan. “Tolonglah aku.”

Pada saat yang sama ia mendengar lagu Don Moen dari radio:

Dia buka jalan, saat tiada jalan
Dengan cara yang ajaib Dia buka jalan bagiku,
Dia menuntunku dan memeluk diriku,
Dengan kasih dan kuasa-Nya
Dia buka jalan, Dia buka jalan

“Aku mohon Tuhan, bukakanlah jalan bagi-ku,” Rebeka berdoa. “Aku tidak kuat berjalan lebih jauh lagi.”

Tuhan membuka jalan bagi Rebeka. Rebeka mendapat pekerjaan yang lebih baik dari surat lamaran yang ia kirimkan beberapa bulan yang lalu. Kenaikan gajinya cukup untuk menutupi kenaikan sewa rumah. Sebuah keluarga jemaat di gerejanya membantu  Rebeka untuk mendapatkan mobil yang lebih baru.

Jika hidup anda tampak tertutup, janganlah putus asa! Percayalah kepada Tuhan. Dia sanggup buka jalan. Keyakinan ini saya pergunakan sebagai judul kotbah hari ini: DIA SANGGUP BUKA JALAN. Yes 43:16 mengatakan, Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat…………………

Dari ayat tersebut kita melihat bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan yang membuat jalan. Ayat ini adalah ayat yang sangat berarti bagi siapapun juga yang sedang mengalami masa-masa sulit.

Pembahasan hari ini akan berfokus pada janji Tuhan tersebut.  Tuhan menekankan, sekalipun situasi yang engkau hadapi begitu sulit, dan sekalipun pilihan yang tersedia bagimu begitu terbatas, namun Tuhan adalah Tuhan yang sanggup membuka jalan. Ia membuat jalan!

Marilah kita mulai membahas kebenaran tersebut dengan mempelajari perikop yang sudah kita baca.

LATAR BELAKANG SITUASI DALAM BACAAN ALKITAB

Yes 43:15-16 mengatakan: “(15) Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.” (16) Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

Pada banyak perikop yang bersifat prophetik dalam Kitab Yesaya, nabi Yesaya memberitahukan tentang akan datangnya suatu masa kesulitan yang besar bagi bangsa Israel – suatu masa dimana mereka akan menjadi tawanan dari musuh-musuh mereka. Pada masa itu mereka akan dibawa dari tanah airnya sebagai tawanan dan diasingkan ke negara-negara asing. Dari sejarah kemudian kita mengetahui dan melihat penggenapan nubuatan dimaksud dalam pembuangan bangsa Israel ke Babel pada tahun 586 SM.

Rumah-rumah bangsa Israel dan Bait Allah mereka dihancurkan, kemudian mereka berada dalam pembuangan selama beberapa puluh tahun. Karena itu  timbul pertanyaan besar di dalam hati bangsa Israel, apakah mereka masih memiliki harapan? Apakah akan ada jalan keluar dari masa-masa sulit yang sedang mereka alami ? Apakah ada jalan untuk pulang kembali ke tanah air?

Tuhan akan berkunjung dan berbicara kepada orang-orang yang benar-benar merasa putus asa dan  kepada mereka yang imannya mencapai titik terendah.

Dan Tuhan melakukannya kepada bangsa Israel. Sepertinya Tuhan harus memperkenalkan diri-Nya lagi kepada bangsa-Nya sendiri dan mengingatkan mereka sekali lagi tentang karakter-Nya. Tuhan memulainya pada ayat 15 dengan mengatakan, “Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.”  Dia mulai dengan mengingatkan kepada mereka bahwa Dia adalah YAHWE –Allah Yang Maha Besar! Allah yang ada dengan sendirinya, Allah yang aktif dan selalu ada.

Barangkali saat ini anda sudah memalingkan matamu dari Tuhan dan mengarahkan pandang matamu kepada situasi yang engkau hadapi? Barangkali kesulitan yang engkau hadapi sudah menutupi pikiranmu dan menutupi hadirat Tuhan yang ada di hadapanmu? Barangkali anda  lupa bahwa Dia yang ada di sisimu adalah Allah yang kekal, Allah yang Maha Kuasa, Allah yang Maha Hadir dan Allah yang membuka jalan?

Bangsa Israel sudah lupa, dan anda juga mungkin sudah lupa.

Lalu apa lagi yang diingatkan Tuhan  kepada bangsa Israel pada waktu Dia memperkenalkan diri-Nya lagi kepada mereka? Tuhan mengingatkan kepada mereka bahwa Dia adalah Allah yang menciptakan Israel. Israel, bangsa Tuhan,  tidak lahir karena kebetulan. Bangsa Israel lahir dan berkembang berdasarkan rencana dan maksud Tuhan yang kekal.

Jadi, Tuhan sedang berkata kepada bangsa Israel dengan menggunakan begitu banyak ungkapan “Aku menciptakah engkau, dan engkau adalah milik-Ku. Apakah engkau berpikir bahwa  Aku akan melupakan engkau atau akan membiarkan engkau?

Pada akhirnya Tuhan mengingatkan kepada bangsa-Nya  bahwa Dia adalah Raja. Israel sedang berada dalam pembuangan dan menderita dibawah raja Babel, tetapi mereka tidak perlu takut pada raja dunia. Raja yang sejati sedang memperhatikan apa yang sedang terjadi pada diri mereka.

Ayat 16: ……….. yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,…………..

DIA YANG MEMBUAT JALAN MELALUI LAUT ……………………

Pada ayat 16, Tuhan mengingatkan kepada bangsa Israael bahwa Ia membuat jalan melalui laut.

Apa yang sedang dilakukan Tuhan? Apa hubungan “laut” dengan situasi sulit yang sedang mereka hadapi? Disini Tuhan sedang mengingatkan mereka kepada masa lalu mereka, khususnya pada saat dimana mereka merasa sepertinya tidak ada jalan keluar. Saat itu adalah saat ketika mereka keluar dari Mesir dan bangsa israel menghadapi kematian! Marilah kita ingat-ingat lagi situasinya.

Ketika bangsa Israel memulai perjalanan mereka, Tuhan secara khusus memimpin mereka melalui jalan dimana mereka akan dapat menghindar dari masalah dan konfrontasi.

Kel 17-18 menyatakan: (17) Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” (18) Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

Banyak orang Kristen menyebut masa itu adalah “tahap bulan madu.”  Apakan anda mengalami situasi seperti ini pada masa awal perjalananmu bersama Tuhan? Apakah anda memperhatikan bahwa Tuhan membuat semuanya mudah bagimu ketika anda lahir baru?

Keadaannya seringkali memang demikian ketika kita mulai mengambil langkah-langkah awal bersama Tuhan. Seperti yang dilakukan Tuhan terhadap bangsa Israel secara keseluruhan, demikianlah dilakukan Tuhan terhadap umat-Nya sekarang ini.

Ketika perjalanan bangsa Israel dilanjutkan, jalan yang diperintahkan oleh Tuhan menjadi semakin sulit dan berpuncak pada jalan buntu di antara laut di depan mereka dan pasukan Mesir di belakang mereka!

Namun situasi ini adalah  bagian dari rencana Tuhan, karena Dia berkata kepada Musa pada Kel 14:2-3: (2) Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. (3) Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.

Perjalanan anda juga mungkin akan menuju pada situasi-situasi yang sangat sulit dimana tampak sepertinya tidak ada harapan. Semuanya ini adalah bagian dari perjalanan.

Tanpa ada jalan untuk mundur dan juga tidak ada jalan untuk maju, Tuhan melakukan sesuatu yang menjadi keahlian-Nya, yaitu melakukan “Sesuatu yang Mustahil!” Tuhan membuat jalan dimana secara logis, disitu tidak ada jalan.

Kel 14:13-14, 21-22 menyatakan: (13) Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. (14) TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”…………… (21) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. (22) Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

Bp/Ibu kejadian itulah yang Tuhan ingin agar diingat oleh bangsa Israel pada jaman nabi Yesaya. Dia masih TETAP  Tuhan yang membuat jalan melalui laut.

Kembali pada ayat 16: Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, …………

DIA YANG MEMBUAT JALAN MELALUI AIR ……………………

Dari apa yang sudah kita lihat, sangat jelas, bahwa anda dapat mengikuti jalan yang sudah dirancang Tuhan untuk hidupmu dan jalan itu bisa langsung menuju air yang hebat. Terlebih lagi jika Tuhan ingin memakai anda untuk membantu orang lain. Jika anda harus menghibur orang lain, anda pertama-tama harus mendapat penghiburan terlebih dahulu. 2 Kor 1: 3-4 mengatakan: (3) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, (4) yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Setiap kita akan menghadapi air dalam tahap-tahap tertentu kehidupan kita. Yes 43:2 mengatakan: “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.”

Puji Tuhan, pada ayat tersebut dikatakan, ketika engkau melalui air, ketika engkau melalui sungai bahkan ketika engkau melalui api, Tuhan akan menyertai engkau! Haleluya…..

Sekali lagi ayat 16: Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, …………

MELALUI

Syukur kepada Tuhan karena Dia sanggup membuat jalan ketika secara alami tidak ada jalan. Dia membuat jalan melalui. Kata “melalui” memiliki aspek positif maupun negatif.

Mari kita tinjau aspek negatifnya terlebih dahulu.

Aspek negatif dari kata “melalui” adalah bahwa kita harus menerobos. Saya tidak yakin apa pendapat anda, tetapi saya lebih cenderung memilih kata yang lain. Misalnya “mengelilingi” atau mungkin “melompati (over).”  “Dia membuat jalan mengelilingi kesulitan.” Ya, kedengarannya lebih baik. Saya bahkan lebih dapat menerima kata “melompati” Dia melompati sungai.” Setidaknya dua kata itu memberi kesan bahwa kita diangkat ke atas dan tidak perlu mengalami kesulitan itu. Kita tentu memilih untuk diangkat ke atas melompati masalah, namun kebenaran ayat Firman Tuhan mengatakan, bahwa kita harus melalui dan mengalami masalah itu.

Aspek positif dari kata “melalui” adalah bahwa kita berhasil melewatinya. Masa-masa kesulitan tidak berlangsung selama-lamanya. Tidak ada kebutuhan untuk membangun tenda di tengah-tengah air yang akan menjadi tempat tinggal untuk seumur hidupmu. Tidak, bangsa Israel harus berjalan menerobos air tetapi mereka tetap berjalan. Mereka tetap bergerak maju. Dan ketika air yang dahsyat naik di dalam kehidupanmu, anda juga akan menerobos karena Tuhan akan membuat engkau sanggup melewatinya.

APAKAH TIDAK INGAT AKAN MASA LALU???

Yes 43:18-19: (18) firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! (19) Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.

Pada ayat 16 dikatakan Tuhan membuat jalan. Lalu pada ayat 18 Tuhan menyuruh bangsa Israel untuk melupakan hal-hal yang dahulu dan jangan berkubang dalam masa lalu. Mengapa Tuhan berkata demikian? Baru saja Tuhan mengingatkan mereka akan kejadian di masa lalu! Biasanya Tuhan ingin agar kita mengingat masa lalu supaya kita bisa mengenang pertolongan yang pernah kita terima dan belajar dari kesalahan masa lalu. Tetapi sekarang Dia berkata “Jangan.” Apa sebabnya?

Ada kecenderungan manusia untuk berpikir tentang Tuhan sebagai Tuhan masa lalu (God who was) dan sebagai Tuhan masa yang akan datang (God who will be), tetapi tidak memandang Dia sebagai Tuhan masa kini (God who is). Artinya, kita mengingat perbuatan-perbuatan dahsyat yang sudah dilakukan Tuhan dalam hidup kita pada masa lalu dan karena itu kita bersukacita di dalamnya. Kita juga berharap pada apa yang dijanjikan oleh Tuhan pada saat Dia datang kembali dan kita menaruh pengharapan di dalamnya.  Tapi bagaimana dengan saat ini? Bagaimana dengan Tuhan masa kini atau The Great I AM?

Itulah yang ingin dihindarkan oleh Tuhan. Dia mengatakan kepada bangsa Israel  pada ayat 19, bahwa Dia akan melakukan sesuatu yang baru dan menakjubkan bagi mereka. Bangsa Israel tidak hanya harus mengenang kisah-kisah yang mereka dengar dari leluhur mereka tentang pertolongan Tuhan ketika mereka keluar dari Mesir. Tidak. Mereka sekarang akan mengalami sendiri sesuatu yang menakjubkan. Tuhan akan membuat jalan supaya mereka dapat pulang kembali ke tanah airnya dari pembuangan dan menyediakan sungai sekalipun di padang belantara. Tuhan mengetahui dan tertarik pada kehidupan umat-Nya – pada masa lalu maupun masa kini.

PENUTUP

Perikop bacaan kita ditutup dengan ayat 21: “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.”

Anda saat ini mungkin berada pada situasi dimana anda melihat air yang dahsyat naik di sekeliling anda. Pencobaan dan kesulitan mungkin sedang melanda kehidupan anda sehingga tampaknya seperti tidak ada jalan keluar. Jika hal itu yang sedang anda rasakan, ingatlah bahwa Tuhan sanggup buka jalan. Percayalah, Dia akan membuat jalan bagimu. Sehingga anda juga akan memberitakan kemashyuran Tuhan.

Mari kita angkat pujian yang diambil dari ayat-ayat yang sudah kita bahas.

Dia buka jalan, saat tiada jalan
Dengan cara yang ajaib Dia buka jalan bagiku,
Dia menuntunku dan memeluk diriku,
Dengan kasih dan kuasa-Nya
Dia buka jalan, Dia buka jalan
Di belantara Dia tetap menuntunku
Sungai di gurun kutemui
Langit bumi ‘kan lenyap, tapi firman-Nya tetap
Saat ini Dia buka jalan

 

 

June 7, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Berpusat Kepada Tuhan

Artikel oleh:

Berpusat Pada Tuhan

“Sebab Tuhan mendatangkan hari pembalasan dan tahun pengganjaran karena perkara Sion”. (Yesaya 34 : 8)

 

Sebagai wujud pertolongan-Nya, Tuhan menghukum bangsa-bangsa di sekitar Yehuda, termasuk bangsa Edom.  Gambaran mengenai penghukuman atas bangsa-bangsa ini memang sangat mengerikan. Bahkan, murka Tuhan digambarkan seperti murka-Nya kepada Sodom dan Gomora, yang membinasakan semua yang ada di sana (9-10).  Mereka dihukum karena memosisikan diri untuk melawan Tuhan dan umat-Nya (bandingkan dengan istilah “tahun pengganjaran karena perkara Sion”).

Lihatlah bahwa tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang dapat tetap tegak berdiri bila menentang Yang Maha Kuasa, Tuhan kita. Akan ada saat Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dan menundukkan musuh-musuh-Nya hingga mereka bertekuk lutut, bahkan binasa. Maka tetaplah berada di pihak Allah dan alamilah kuasa-Nya.

Menaati perintah Tuhan seharusnya merupakan manifestasi dari kehidupan orang percaya. Namun tidak mudah untuk melakukannya. Begitu banyak kendala atau hal yang sadar maupun tidak, bisa menjadi alasan untuk tidak menaatinya. Demikian pula dengan bangsa Israel yang telah melihat dan mengalami banyak mukjizat Tuhan dalam kehidupan mereka. Walau Tuhan menyebut mereka umat pilihan-Nya, tetapi Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk (3; Kel 32:9) karena mereka tidak tunduk pada otoritas Tuhan. Mereka malah menyembah berhala. Itulah sebabnya mereka harus menerima akibatnya yakni hukuman dari Tuhan semesta alam.

Sebagai orang percaya yang hidup dimasa kini, kita tentu tidak pernah membuat ‘patung untuk disembah’, tetapi ketika pekerjaan, kegiatan usaha, atau kegiatan lain menjauhkan kita dari relasi yang akrab dengan Tuhan, maka hal itu berarti berhala. Demikian juga jika uang atau hobi telah menghalangi pertumbuhan kerohanian kita, maka hal itu telah menjadi ilah. Jika kita tidak bertobat dan tetap melakukan apa yang tidak Tuhan kehendaki, maka hukuman Tuhan menanti di depan kita.

 

Marilah menjaga kemurnian hati untuk tetap berpusat kepada Tuhan lebih daripada apapun yang ditawarkan dunia!

 

June 6, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Tuhan Datang Segera!

Artikel oleh:

Tuhan Datang

“Sesungguhnya, seorang raja akan memerintah menurut kebenaran, dan pemimpin-pemimpin akan memimpinmenurut keadilan”.

(Yesaya 32 : 1 )

 

Mungkin setiap hari dan setiap kita merasakan tantangan hidup semakin berat, bagaikan sedang menghadapi peperangan yang maha dahsyat, cobaan dan godaan silih berganti, seakan tiada pernah berhenti menghampiri. Bagi orang benar itu merupakan ujian yang harus dimenangkan. Pertaruhkan hidupmu atas nama Tuhan dan jauhkan kejahatan yang berusaha selalu menghampirimu. Oleh sebab itu, berserulah kepadaNya dan percaya bahwa pertolonganNya akan datang segera.

Bagaikan sinar mentari yang datang menghapus kegelapan, demikian kiranya kedatangan Tuhan mengalahkan segala kejahatan. Dusta, ketidakadilan, penindasan dan kebebalan yang saat ini masih merajalela di dunia, pada waktunya kelak ketika “Sang Raja Adil, Anak Allah” datang dengan kemulianNya, pasti akan dikalahkan.  Tidak ada kejahatan yang dapat bertahan dihadapanNya. Oleh sebab itu, jangan kita bersandar kepada kekuatan-kekuatan jahat dan menyesatkan. Tetapi andalkanlah Tuhan di dalam setiap aktivitas hidup kita. Sambutlah kehadiran Tuhan, karena Dia akan memberikan kesukaan besar bagi orang-orang benar.

Saat ini yang perlu adalah “persiapkan dirimu menyambut kedatanganNya”. Mari berusaha dan turut mewujudkan pemerintahan yang adil, jujur dan benar di hadapan Tuhan. Buang segala dusta, kejahatan dan kebebalan dalam hidupmu. Bukalah mata untuk melihat jalan Tuhan, bukalah telinga untuk mendengar suaraNya, bukalah hati untuk menimbang-nimbang kebenaranNya dan bukalah bibir untuk memuji kemulianNya (band. 1 Pet. 3:10-12) .

Akhirnya, mari bersama-sama dengan seluruh orang yang merindukan Tuhan, berjalan di jalan yang benar dan nyatakan dengan penuh sukacita, “maranata” Tuhan datanglah segera!

 

Ketika Dia datang, biarlah pelita imanmu tetap menyala dan bercahaya.

 

June 5, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar

Hidup Benar

Artikel oleh:

Hidup Yang BEnar

“Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!” (Yesaya 38 : 16)

 

Hizkia adalah salah satu raja Yehuda yang dipilih Tuhan untuk memimpin pada zaman nabi Yesaya. Alkitab mencatat bahwa “di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.” Apa yang membedakannya? Ia melakukan apa yang baik di mata TUHAN (3). Kata “baik”dalam PL memiliki arti “benar” pada pemandangan Allah, bukan perbuatan baik menurut ukuran   kebenaran manusia yang relatif. Itulah  yang menjadi kunci penting bagi hidup Hizkia, sehingga ia sangat diberkati oleh Tuhan. Bahkan, ketika Hizkia sakit parah, pada waktu ia berdoa dengan sungguh pada Tuhan, maka Tuhan memperpanjang umurnya.  Bolehkah minta tambahan umur? Banyak orang minta tambahan umur, tetapi sebagian ditolak, tetapi ada juga yang dikabulkan seperti Hizkia ini.  Orang yang hidup benar di hadapan Allah, doanya penuh kuasa (Yak 5:16), artinya doa orang benar akan diluluskan.

Hizkia menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk hidup dengan melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan. Perbuatan baik yang bukan didasari oleh keinginan manusiawi, tetapi sebuah kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, sehingga “apa yang baik” adalah segala sesuatu yang dibangun atas dasar kebenaran Allah. Dan “keberanian percaya” hanya dimiliki oleh mereka yang melakukan “apa yang benar” di mata Tuhan dengan didasari kesetiaan dan ketulusan. Tuhan memberkati kita, bukan hanya dengan memberi jawaban atas pergumulan kita, tetapi lebih dari itu, Tuhan menambahkan hal-hal lain yang kita butuhkan dan memberikannya dengan kelimpahan.

Jika kita sedang mengalami kesulitan, marilah kita segera datang dan bersujud dan menyerahkan segala pergumulan kita kepada Tuhan serta tetap berpegang teguh pada firman-Nya; tidak lupa memuji Tuhan atas semua yang dilakukan-Nya atas kita. Sebagaimana dengan Hizkia, biarlah pengalaman-pengalaman sulit yang boleh kita alami, juga membuat kita memiliki pengharapan baru atas kehidupan kita kepada Tuhan dan mau selalu hidup benar bagi Tuhan.

 

Hidup benar dihadapan Tuhan adalah kunci kehidupan yang diberkati!

 

June 4, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  belum ada komentar