TIGA MODEL KESETIAAN ORANG KRISTEN

2 Timotius 2: 3 – 7

Soldier

By: Pdt. Rudy Suwardi

Pada awal abad 20, sebuah surat kabar di London memuat sebuah iklan yang isinya: “Diperlukan orang-orang yang mau bergabung dalam sebuah ekspedisi yang berbahaya. Gaji kecil, amat sangat dingin, berbulan-bulan dalam kegelapan, senantiasa berhadapan dengan bahaya. Diragukan akan kembali dengan selamat. Penghargaan dan pengakuan tersedia apabila sukses.”  Ribuan orang menanggapi iklan itu. Bp/Ibu terkejut? Ternyata iklan itu dipasang oleh seorang penjelajah Kutub Utara yang sangat terkenal, Sir Ernest Shackleton. Nama itulah yang membuat ribuan orang tertarik menanggapi  iklan tersebut,.

Warren Wiersbe, seorang penulis dan dosen Kristen dalam bukunya “Be Faithful” membuat analogi dari iklan tersebut. Katanya, apabila Yesus memasang iklan untuk mencari pengerja, isinya mungkin akan berbunyi: “Diperlukan laki-laki dan perempuan untuk tugas yang sulit, membantu membangun gereja-Ku. Engkau akan sering salah dimengerti, bahkan juga oleh mereka yang bekerja sama denganmu. Engkau akan senantiasa menghadapi serangan dari musuh yang tidak kelihatan. Engkau mungkin tidak akan melihat hasil dari pekerjaanmu. Engkau tidak akan menerima upah secara penuh sampai seluruh pekerjaanmu selesai. Engkau mungkin harus membayar harga dengan keluargamu, ambisimu, bahkan hidupmu.”

Meskipun iklannya berbunyi demikian, Yesus menerima banyak aplikasi/lamaran dari orang-orang yang bersedia menyerahkan diri mereka. Yesus tentu saja seorang Tuan/Majikan yang paling hebat bagi pekerja. Selain itu tugas membantu membangun gereja Tuhan dan memuridkan semua bangsa adalah tantangan yang paling besar bagi setiap orang percaya yang harus ditanggapi dengan menyerahkan hidupnya.

Timotius adalah seorang pemuda yang menanggapi panggilan Kristus untuk memuridkan bangsa-bangsa. Ia adalah salah seorang asisten yang istimewa bagi Paulus. Bersama-sama dengan Titus, Timotius menjalankan tugas-tugas yang sangat sulit di gereja-gereja yang dibangun oleh Paulus. Timotius menghadapi kesukaran, hambatan dan juga oposisi dalam melaksanakan penginjilan di Efesus.

Itulah sebabnya, dalam Surat Yang Kedua Kepada Timotius, Paulus memberikan banyak nasehat dan dorongan agar Timotius tetap kuat dan setia di tengah-tengah kesukaran dan penderitaan. Paulus berpesan agar Timotius jangan mudah menyerah.

Pada ayat-ayat yang sudah kita baca pagi ini, Paulus mendorong Timotius untuk tetap setia dengan mengikuti teladan dari orang-orang yang berasal dari tiga profesi sekuler, yaitu prajurit, olahragawan dan petani.

Pelajaran yang dapat ditarik dari tiga profesi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi Timotius dan para penginjil pada umumnya, tetapi juga bermanfaat bagi setiap orang yang melayani Tuhan. Bahkan, setiap orang Kristen perlu belajar tentang kesetiaan dari prajurit, olahragawan dan petani.

Karena itulah kotbah pagi ini saya beri judul “Tiga Model Kesetiaan Orang Kristen”  Marilah kita simak satu persatu.

 

1.    DEDIKASI SEORANG PRAJURIT

Model kesetiaan pertama yang akan kita pelajari adalah dedikasi seorang prajurit. Ada tiga karakter yang perlu kita teladani dari seorang prajurit.

a.    Sabar

Karakter pertama dari seorang prajurit yang patut kita contoh adalah sabar.

Ayat 3 mengatakan: Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.

Panggilan untuk menjadi prajurit Kristus bukanlah suatu undangan untuk ikut dalam sebuah tamasya. Menjadi prajurit harus siap masuk dalam peperangan. Orang-orang yang masuk dalam peperangan menghadapi risiko terluka  atau tewas.

Musuh kita sebagai prajurit Kristus adalah kekuatan yang tidak kelihatan, yakni pemerintah, penguasa, penghulu dunia yang gelap atau roh-roh jahat.  Ef 6:11 mengatakan, Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah,supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.

Para prajurit mendapat pelatihan untuk bertekun dalam penderitaan. Mereka dibangunkan pada tengah malam, diberi perintah untuk berlari mengelilingi lapangan berkali-kali, atau mengikuti latihan push-up sampai tangan mereka terasa seperti agar-agar Jelly. Mereka mengikuti latihan menembak atau latihan bertempur di hutan-hutan. Mereka dilatih untuk bekerja di dalam tim pada waktu mereka sudah merasa lelah.

Mereka diajar untuk taat pada perintah, meskipun perintahnya tidak masuk akal. Mereka harus percaya bahwa atasan mereka tahu tentang sesuatu yang mereka tidak tahu, sehingga dengan mematuhi perintah atasan, mereka membantu untuk mencapai kemenangan dalam pertempuran.

Sebagai orang Kristen, anda harus mengembangkan mental seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Anda tidak akan dapat memahami semua perintah-Nya atau mengapa Ia menempatkan anda ke dalam situasi-situasi yang sangat sulit.

Dalam kasus Ayub, Tuhan mengijinkan Iblis untuk mengambil seluruh hartanya, menewaskan 10 anak dan menantunya, dan menyebabkan Ayub menderita bisul-bisul di seluruh tubuhnya. Semuanya itu terjadi dengan ijin Tuhan karena Tuhan ingin membuktikan kepada Iblis tentang kesetiaan Ayub. Tuhan berdaulat atas alam semesta, Dia mempunyai hak untuk melakukannya.

John Piper, seorang hamba Tuhan, pernah mengungkapkan bahwa banyak orang Kristen memakai doa seperti sebuah intercom untuk memanggil para pelayan agar membawakan lebih banyak makanan ke dalam ruang keluarga. Namun, menurut John Piper, doa sebenarnya adalah walkie-talkie kita untuk meminta lebih banyak pasukan dikirimkan ke garis depan peperangan.

Dengan kata lain, doa bukanlah dimaksudkan untuk membuat hidup kita lebih nyaman. Doa dimaksudkan untuk mendatangkan pasukan surgawi guna melawan pasukan kegelapan dalam peperangan di alam semesta, dimana kita hanyalah prajurit infanteri angkatan darat. Jadi sebagai orang percaya, kita harus mengembangkan mentalitas peperangan. Jangan terkejut ketika peluru mulai terbang.

b.    Fokus

Karakter kedua dari seorang prajurit yang patut kita contoh adalah fokus.

Ayat 4 mengatakan: Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, …………………….

Seorang prajurit Indonesia yang sedang ditugaskan bergabung dalam pasukan keamanan PBB di Timur Tengah misalnya,  tidak akan membuka kios batik atau fast food untuk mencari penghasilan tambahan.

Demikian juga seorang Kristen tidak boleh terganggu fokusnya untuk mencari dahulu Kerajaan Allah. Ini adalah salah satu perintah Tuhan yang paling sulit untuk kita terapakan secara konsisten.

Untuk menerapkan perintah Tuhan tersebut, anda tidak perlu menjadi seorang biarawan atau misionaris. Anda juga tidak perlu berhenti dari pekerjaan ataupun mengabaikan hal-hal lain dalam kehidupan anda sehari-hari. Paulus bekerja membuat tenda untuk mendanai pelayanannya. Anda tidak perlu masuk dalam pelayanan purna waktu untuk menaati perintah Tuhan tersebut.

Kata kuncinya adalah fokus. Adalah mudah bagi kita semua untuk terganggu oleh hal-hal yang dapat membuat kita lupa untuk mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu.

Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan TV, olahraga, rekreasi ataupun hobi, jika kita menggunakannya dengan normal untuk menyegarkan diri kita sebelum memasuki peperangan. Tetapi anda harus waspada karena kegiatan-kegiatan tersebut tanpa anda sadari dapat menarik diri anda dari tujuan semula sehingga anda  tidak mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu.

Malcolm MacGregor, penulis buku “Your Money Matters,” menceritakan tentang seorang pria yang datang kepadanya untuk counseling. Pria itu memiliki peluang untuk berwiraswasta. Menurut prediksinya, setelah bisnisnya berjalan lancar ia akan memiliki waktu lebih banyak untuk pelayanan.

Dengan gembira ia memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia memiliki peluang untuk menjadi pengusaha sehingga ia akan memiliki kebebasan yang lebih besar. Namun keluarganya harus memahami bahwa untuk sementara waktu, ia harus mencurahkan waktunya untuk membangun bisnisnya. Setelah itu, ia akan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga dan pelayanan.

Jadi, pertama-tama yang dilakukannya adalah mengundurkan diri dari jabatan penatua di gerejanya, karena rapat penatua dilakukan setiap hari Sabtu, sedangkan ia belum bisa meninggalkan bisnisnya.

Bisnisnya berkembang dengan baik, namun ia tidak dapat lagi hadir dalam pertemuan kelompok kecil setiap hari Rabu, karena pada hari Rabu ia harus membuat laporan mingguan. Lalu ia berhenti mengajar di Sekolah Minggu karena ia tidak mempunyai cukup waktu untuk membuat persiapan. Selanjutnya ia juga sudah absen dalam ibadah selama sepuluh minggu.

Pria itu datang ke kantor MacGregor, mengatakan bisnisnya hancur dan ia menghadapi kebangkrutan. Ia bertanya, “Mengapa Tuhan memberinya sebuah perusahaan hanya untuk melihat bisnis itu gagal?”

Sebelum kita menghakimi orang itu, marilah kita membuat pengakuan, bahwa sangatlah mudah untuk terhanyut ke dalam situasi yang demikian. Namun jika ada sesuatu – bahkan keluargamu – menjadi penghalang bagi anda untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka artinya anda sudah tidak mempunyai fokus.

c.    Mengabdi

Karakter ketiga yang perlu kita contoh dari seorang prajurit adalah pengabdiannya.

Ayat 4 mengatakan: …………………………………………, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Seorang prajurit harus setia kepada komandannya. Komandan berkenan pada prajurit yang taat dan dapat diandalkan. Kita semua adalah prajurit yang sudah dibeli dengan darah Kristus di kayu salib. Karena itu 2 Kor 5:9 mengatakan: Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

Kita harus mengabdi kepada Komandan kita sehingga pada waktunya nanti kita akan mendengar, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia …………………….”

Perhatikanlah, siapa yang ingin anda buat senang. Anda harus menyenangkan Yesus Kristus. Janganlah berusaha menyenangkan orang lain, jangan merasa sedih karena orang lain mengkritik apa yang anda lakukan. Anda memang harus peka terhadap orang lain, namun tujuan kita adalah menyenangkan Komandan kita, Yesus Kristus.

 

2.    DISIPLIN SEORANG OLAHRAGAWAN

Model kesetiaan kedua yang akan kita pelajari adalah disiplin dari seorang olahragawan. Dari olahragawan kita dapat mempelajari dua karakter yang menonjol yakni ketaatan  dan kegigihannya.

a.    Taat

Karakter pertama dari seorang olahragawan yang patut kita contoh adalah ketaatan pada peraturan.

Ayat 5 mengatakan: Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

Seorang olahragawan mengerti perlunya mematuhi peraturan jika mereka ingin menjadi pemenang dalam pertandingan. Apabila seorang olahragawan melanggar peraturan olahraga, ia akan langsung di-diskualifikasi-kan.  Anda tentu sering mendengar, selalu saja ada pemegang medali emas dalam Olimpiade yang harus mengembalikan medali emasnya karena di kemudian hari ia terbukti memakai dopping dalam pertandingan.

Banyak orang Kristen, bahkan para pemimpin Kristen yang berpikir bahwa mereka memperoleh pengecualian yang memungkinkan mereka dapat mengabaikan Firman Tuhan, namun pada saat yang sama, mereka tetap mengharapkan berkat dari Tuhan. Kenyataannya tidaklah mungkin demikian.

Jika anda masih menonton film-film porno, anda tidak dapat berdoa meminta Tuhan agar memelihara moral anak-anak-mu supaya mereka tetap berada di dalam kekudusan. Jika anda tidak jujur dalam bisnis, misalnya mengoplos barang dagangan atau menipu dengan timbangan, anda tidak dapat berdoa meminta Tuhan untuk memberkati bisnis anda.

b.    Gigih

Karakter kedua dari seorang olahragawan yang patut kita contoh adalah kegigihannya.

Saat ini kita hidup pada zaman yang serba instan. Mie instan, kopi instan, gelar instan, dan seterusnya.  Hampir setiap hari kita menerima SMS penawaran obat pelangsing untuk menurunkan berat badan tanpa diet atau olahraga.

Dalam bidang olahraga, kita tahu bahwa hanya dengan ketekunan dan kedisiplinan dalam latihan, seorang olahragawan siap menghadapi dan memenangkan pertandingan. Setiap olahragawan tahu, bahwa lari pagi hanya sesekali tidak akan membuat mereka siap untuk bertanding dalam Olimpiade. Untuk bertanding, anda harus melatih tubuh anda melalui latihan, mengatur makanan, dan istirahat yang cukup.

Bp/Ibu tentu masih ingat pada Susi Susanti. Ia mendapat julukan malaikat bulu tangkis Indonesia. Keberhasilannya merebut berbagai gelar, mulai dari medali emas Olimpiade, Juara Dunia, piala All England, Piala Uber, dan Piala Sudirman, membawa Indonesia ke puncak kejayaan bulutangkis pada masanya.

Sebagai atlit, jadwal latihannya sangat padat. Enam hari dalam seminggu, Senin – Sabtu dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7 malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya tersendiri. Ia tidak diperbolehkan memakai sepatu dengan hak tinggi agar kakinya terhindar dari kemungkinan keseleo. Jalan-jalan ke mal pun hanya bisa dilakukannya pada hari Minggu. Itu pun jarang karena ia sudah terlalu lelah latihan.

Memang tidak ada pilihan lain, Susi  harus disiplin dan berkonsentrasi untuk menjadi juara. Ia akhirnya menyadari bahwa untuk meraih prestasi memang perlu perjuangan dan pengorbanan. “Kalau mau santai dan senang-senang terus, mana mungkin cita-cita saya untuk jadi juara bulutangkis tercapai? Sekarang rasanya puas banget melihat pengorbanan saya ada hasilnya. Ternyata benar juga kata pepatah: Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” kata Susi mengenang.

Demikian juga dalam bidang rohani. Anda boleh berharap memiliki kesalehan. Anda dapat mencoba berbagai cara untuk memperoleh kesalehan secara instan, namun anda tidak akan menjadi saleh kalau anda tidak disiplin menyediakan waktu untuk membaca Firman dan berdoa. Tidak ada jalan pintas.

 

3.    KERAJINAN SEORANG PETANI

Model kesetiaan ketiga yang akan kita pelajari adalah kerajinan dari seorang petani. Ada dua karakter yang dapat dicontoh dari seorang petani, yakni kerja keras dan motivasinya.

a.    Kerja keras

Karakter pertama dari seorang petani yang patut kita contoh adalah kerja keras.

Ayat 6:  Seorang petani yang bekerja keras ………………………………………

Paulus mengibaratkan pekerjaan penginjilan atau pemuridan seperti pekerjaan petani dimana semua orang percaya bekerja bersama-sama. Lihat 1 Kor 3:5-9: (5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.(6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (8) Baik yang menanam, maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Setiap orang Kristen memiliki tugas masing-masing, membajak, menabur, menyiram atau memanen. Namun Tuhan sendiri yang memberi pertumbuhan.

Dibandingkan dengan kehidupan prajurit dan olahragawan, hidup seorang petani tampaknya lebih monoton dan membosankan. Prajurit dan olahragawan disambut dan disanjung orang banyak ketika pulang membawa kemenangan bagi negrinya. Olahragawan mengalami sensasi dan semangat dari sorak sorai supporter ketika ia akan mencetak gol.

Sedangkan petani harus bekerja keras dalam waktu yang panjang. Siklus hidupnya dimulai dengan membajak atau mencangkul tanah, lalu menabur, mengairi atau menyirami, memupuk, mengusir hama dan akhirnya memanen.

Sebagai orang Kristen kita harus bekerja keras. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk membaca Alkitab agar kita dapat mengetahui hal mana yang alkitabiah. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk berdoa, menghadiri ibadah atau hadir di EFC dimana kita bisa bersaksi, saling mendukung dan saling mendoakan dengan saudara seiman.

 

b.    Motivasi

Karakter kedua dari seorang petani yang patut kita jadikan contoh adalah motivasinya,

Ayat 6: ……………………….. haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.”

Segala jerih payah petani terbayar ketika ia melihat hasil kerja kerasnya.  Pada waktu petani melihat tanamannya mulai berbuah, ia mungkin berseru: “Jagungku sudah tumbuh 5 Cm!”

Seperti petani, orang Kristen harus bangun pagi dan bekerja keras. Kita melakukannya dengan berharap mendapat panen. Para pemimpin rohani yang menyampaikan Firman Tuhan kepada orang lain adalah orang-orang pertama yang menikmati berkatnya. Hamba Tuhan yang berkotbah atau mengajar selalu memperoleh berkat pengertian yang lebih besar dari kotbah dan pengajarannya daripada mereka yang mendengarnya karena ia memberi waktu lebih banyak untuk mempersiapkannya.

Mereka juga mendapat sukacita yang besar ketika melihat benih yang ditaburnya mulai memperlihatkan buah dalam hidup orang lain.

 

PENUTUP

Setelah memberikan tiga model kesetiaan itu, Paulus berkata pada ayat 7: Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Sesuai dengan perintah Paulus tersebut, izinkan saya mengajak Bapak/Ibu untuk merenungkan:

  • Apakah anda mau memiliki dedikasi seperti seorang prajurit supaya anda berkenan kepada Tuhan?
  • Apakah anda mau mendisiplinkan diri seperti olahragawan untuk memperoleh mahkota sebagai juara?
  • Apakah anda mau bekerja dengan rajin di ladang Tuhan sehingga anda dapat menikmati hasil usaha anda?

 

 

 

 

Artikel oleh: July 23, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from 2 Timothy (Renungan Alkitabiah dari Kitab 2 Timotius)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda