Global Christian Forum (GCF)

Laporan Pdt. Gani Wiyono (Direktur Departemen Pendidikan Pelayan Injil-Litbang Kajian Teologi) dari Global Christian Forum, Asia Regional Meeting, Seoul, Korea Selatan tanggal 12-16 November 2010


Dari tanggal 12 hingga 16 November 2010 sekitar 70 peserta dari 19 negara yang mewakili berbagai tradisi gereja di Asia – Katholik, Kristen Orthodoks, Protestant arus utama, Injili, dan Pentakosta berkumpul di Cho- Jai Sil Prayer Mountain, Seoul, Korea Selatan.  Tuan rumah dari Pertemuan kali ini adalah Yoido Full Gospel Church, yang dikenal sebagai gereja terbesar di dunia.

Beberapa Tujuan dari pertemuan Global Christian Forum kali ini adalah:

1. Meningkatkan hubungan dan saling pengertian di antara gereja-gereja yang berasal dari berbagai macam tradisi Kristen di Asia.

2. Belajar dari pengalaman beberapa gereja di Asia yang terbukti mampu untuk menjalin kerja sama satu sama lain meskipun mereka berasal dari latar belakang tradisi Kristen yang berbeda-beda.

3. Memberikan masukan bagi Pertemuan global GCF yang akan berlangsung di Indonesia pada bulan Oktober 2011.

Saya melihat beberapa pucuk pimpinan gereja Indonesia  seperti, Pdt. Nus Reimas dari PGLII, Pdt. Max Wakkary dari PGPI , Pdt. Liesje Makisanti dari PGI, dan Romo Petrus  Mandagi dari KWI , hadir dalam pertemuan ini. Saya sendiri datang untuk mewakili Asian Pentacostal Society (dan dalam pengertian tertentu GSJA Indonesia). Selain sharing faith story (berbagi pengalaman hidup di dalam Kristus), saya juga diberi kesempatan  untuk berbagi refleksi Firman Tuhan dalam salah satu sesi pleno.  Karena dalam beberapa tahun terakhir ini saya mendalami Kitab Wahyu, maka saya memilih tema – “Christian Unity from the perspective of the Book of Revelation”   untuk dibawakan dalam sesi itu.


Bagi saya hadir di GCF adalah sebuah pengalaman yang sangat memperkaya kehidupan rohani saya.  Di sana saya belajar keunikan dan keindahan berbagai tradisi Kristen yang berbeda dari tradisi di mana saya dibesarkan – Pentakosta.  Di sana saya merasakan cairnya kekakuan yang disebabkan oleh perbedaan warna teologi, gaya ibadah dan pemerintahan gereja karena adanya sebuah kesadaran bahwa kita semua adalah satu umat yang ditelah ditebus oleh Yesus Kristus.

Saya berharap gereja kita (GSJA) di masa depan dapat turut aktif dalam pertemuan-pertemuan semacam ini sama seperti yang dilakukan oleh GSJA Filipina, Korea dan Nepal.  Bukankah dengan bertindak demikian kita telah turut aktif dalam usaha merealisasikan doa Tuhan Yesus dalam Yohanes 17: 21 “… supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu”?

Artikel oleh: November 20, 2010   Kategori : Berita Organisasi, Berita Terkini  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Daniel winarto C. - November 21, 2010

    ok, saya pribadi sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mr. Gani Wiyono.
    Sudah saatnya GSJA , membuka diri , melayani seperti yang pernah di lakukan Tuhan YESUS , saat membagikan 5 roti dan 2 Ikan , Lebih dari 5000 orang makan, mendapat berkat, mereka dari berbagai golongan.

    GOOD luck Mr. Gani Wiyono, Oleh-Oleh kami tunggu ( GSJS maranatha ).
    GOD BLESS YOU …..

Tulis Komentar Anda