Rapat Daerah Sumut-2

Dihadiri oleh 130 Pelayan Injil GSJA Sumut-2 yang mencakup Kabupaten Tobasa, dsb, Rapat Daerah pertama, 23-25 Maret 2010, berlangsung meriah. Acara dilaksanakan di Balige (5 jam berkendaaan dari kota Medan menyusuri tepian danau Toba). Pembukaan telah dilakukan dengan pemukulan gong oleh Yang Mewakili Bupati Tobasa. Ketidak hadiran Bupati dikarenakan pada satu bulan terakhir ini adalah persiapan menuju Pilkada 12 Mei di 9 Kabupaten. Sejumlah bunga papan sebagai tanda dukungan datang dari Bupati Tobasa, Kapolres, Ketua Pengadilan dan DPRD.

BPP diwakili oleh pdt. Budi Setiawan yang akan memberikan ceramah-ceramah Peningkatan SDM. Saat berita ini diturunkan, kebaktian pembukaan masih sedang berlangsung. Tema yang diusung kali ini adalah “Gereja yang Membawa Perubahan”, Matius 16:18-19, dengan harapan bahwa melalui Rapat Daerah ini maka kehadiran GSJA dapat membawa perubahan bagi gereja, masyarakat, negara dan bangsa.

Sekretaris Umum menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang ke arah mana perubahan tersebut harus dijalani, bagaimana mengaitkan tema tersebut dengan visi GSJA periode 2007-2011, apa local wisdom yang mendasari tema tersebut. Melalui penjelasan data tentang kondisi Sumatera Utara baik berkaitan dengan data kekristenan berkaitan dengan jumlah warga Kristen dan jumlah gereja dibanding dengan populasi Sumatera Utara, indeks SDM, tingkat kemiskinan, tingkat buta huruf, tingkat kriminalitas dan tingkat korupsi, berbagai perbandingan, harus membuat kita lebih jeli melihat ke arah mana transformasi bangsa ini berjalan.

Apakah dengan memiliki densitas gereja di sebuah daerah maka otomatis transformasi bangsa seperti yang dikehendaki Allah dalam firmanNya akan terjadi? Belum tentu!

Kehadiran GSJA di mana saja di Indonesia harus mengacu pada Visi Allah tentang sebuah bangsa. Dengan mengutip ayat Wahyu 11:15, Yes. 11:9, Habakuk 2:14 pemikiran peserta Rapat Daerah diarahkan kepada 4 komponen utama dari visi Allah dalam Perjanjian Lama dan Baru.

Bahwa kehadiran gereja yang membawa transformasi harus terarah kepada: Social peace (dimana kehadiran gereja mendatangkan kedamaian sosial dalam masyarakat dan lingkungan/alam, dimana setiap orang saling menghargai hak dan kewajiban sebab begitulah gambarannya jika suatu hari di masa depan, pemerintahan dunia ini akan dipegang oleh Tuhan kita Yesus Kristus), keadilan publik (dimana setiap orang diperlakukan sama di mata hukum, kelompok yang tertindas harus bisa dimerdekakan, keberpihakan kepada mereka yang selama ini tertinggal dalam berbagai pengertian), kebenaran bangsa (dimana kehadiran gereja menampilkan model hidup yang benar karena kebenaran akan meninggikan derajat bangsa, gereja menjadi contoh bagaimana pendidikan diutamakan, tingkat korupsi menurun, tingkat kriminalitas menurun melalui kehadiran GSJA), dan kecukupan ekonomi (dimana gereja menjadi promotor kepada keadaan hidup yang lebih baik, tingkat kesehatan masyarakat membaik, angka kemiskinan menurun, angka buta huruf angka SDM meningkat, dsb.)

Semua kebenaran-kebenaran di atas didukung oleh begitu banyak ayat firman Allah yang menggambarkan kelengkapan Christian Influence (pengaruh kekristenan). Gereja SJA manakah yang kita sedang bangun di Sumut-2? Apakah sekedar sebuah gereja? atau benar-benar gereja yang didasarkan kepada visi Allah yang membawa perubahan bagi sebuah bangsa? KPR 28:30 berkata bahwa Paulus memberitakan Kerajaan Allah dan tentang Tuhan Yesus Kristus. GSJA di Sumut-2 harus lengkap dalam membawa kesaksian Allah bagi dunia ini sehingga kita mengusahakan gereja kita ke arah yang sama dengan Visi Allah tentang sebuah bangsa.

Pelatihan SDM dilakukan melalui loka karya dan pelatihan! Walaupun tidak dapat menyelesaikan seperempat bahan tetapi penekanan tentang belajar dan berlatih berpikir dalam urutan yang sangat penting membentuk pola pikir dilaksanakan selama 2 jam.

Pdt. Obet Batlayar (DMIB/DMIT) meyampaikan pokok mengenai seluk beluk KKA (Kelompok Keluarga Allah).

Artikel oleh: March 23, 2010  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda