Seorang Gembala Sidang (23)

a-119

When they say you are aloof

“Bapak rasanya jauh di awan-awan …  saya segan mengganggu bapak … bapak sangat sibuk …. Apakah bapak masih sempat ngurus hal-hal kecil …. jarak antara pak pendeta dengan staff bapak sangat jauh sekali …, dsb.”

Itu contoh-contoh kalimat efektif yang membuktikan bahwa anda sebenarnya sulit ditemui! Memang anda kaget mulanya ketika mereka mengutarakan bahwa anda tidak mudah ditemui. Seperti seorang suami yang terheran-heran dengan kemarahan istrinya karena merasa kurang diperhatikan, padahal setiap hari pulang ke rumah sesuai waktu, makan bersama, ngobrol biasa, nonton bersama, tidur seranjang, tetapi tetap saja disebut bahwa anda kurang memperhatikan pasangan anda.

Apa yang mereka maksudkan dengan kalimat-kalimat di atas bukanlah bahwa anda tidak pernah berbicara dengan mereka. Sebab mereka sadari juga bahwa anda ramah terhadap setiap orang, anda tersenyum manakala berjumpa, anda mengulurkan tangan anda lebih dahulu waktu menyapa mereka, anda menanyakan bagaimana kabar mereka, kabar anak-anak mereka, anda masih berkotbah untuk mereka, anda masih ada di gereja dan di kantor anda. Itu benar! Anda mungkin terkejut bahwa sekalipun semua sudah anda jalankan sebagaimana mestinya sebagai Gembala Sidang, mereka tetap saja mengatakan anda ‘jauh’.

Inti yang mereka ingin sampaikan adalah selama anda masih memakai ‘baju’ pelayanan anda dalam bentuk jas, baju berdasi, kemeja batik rapih dan bercelana panjang dan bersepatu rapih, anda masih tetap ‘jauh’ menurut mereka. Sampai mereka melihat anda memakai celana pendek, kaos biasa, ngobrol dengan bebas di rumah mereka (bukan di rumah anda). Menceritakan pelayanan anda, kesulitan dan beberapa persoalan umum yang dihadapi sebagai Gembala Sidang, maka barulah mereka melihat anda ‘dekat’. Mereka juga akan terpana menyaksikan bahwa anda tidak ‘sejauh’ yang mereka duga. Ternyata anda benar-benar ‘manusia biasa’ yang memiliki hobi, perlu istirahat, dapat rileks, tidak selalu serius, dan dapat tertawa terbahak-bahak.

Setiap orang yang ‘mencurigai’ anda sebagai orang ‘jauh’ sesungguhnya hanya punya satu keinginan yaitu agar anda mau menempatkan diri anda dalam kesetaraan dengan mereka. Bagi mereka tempat seorang Gembala Sidang, jauh di atas di awan-awan dalam kerohanian. Mereka ingin melihat Gembala-nya lebih riil dalam kehidupan sehari-hari.

Saat anda merenungkan ucapan-ucapan mereka terutama tentang ‘sibuknya’ anda dengan berbagai urusan, jangan biarkan hati anda berbangga. Sebab kalimat-kalimat itu membawa kandungan lain yang sangat ‘mengenaskan’ yang harus anda perhatikan sebagai Gembala Sidang. Anda harus ‘menolak’ pendapat bahwa anda sibuk dengan mengatakan, “Ah sebenarnya tidak, saya tidak sibuk!”. Anda harus kerahkan seluruh tenaga anda untuk memangkas semua kunci-kunci yang dimasukkan orang dalam kata ‘sibuk’. Anda harus mengembalikan pikiran mereka bahwa anda manusia biasa dan sedang menikmati pelayanan anda sebagaimana seorang yang bekerja lalu pulang di sore hari untuk bersama-sama keluarganya. Anda masih mengetahui apa yang terjadi pada jemaat dan masih memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi pada kehidupan seseorang sederhana dalam gereja anda. Anda manusia biasa yang bukan hanya makan di restoran besar tetapi di kaki lima dan di meja makan di rumah jemaat anda.

Bersiap-siaplah untuk ‘turun gunung’ dan memasuki ladang mereka. Jumpai mereka di tempat mereka, di rumah mereka terutama. Bawalah keluarga anda – be yourself. Jangan banyak berbasa basi, bergaulah dengan mereka sebagai teman, sebab dalam penggembalaan, perasaan ‘jauh’ dalam diri jemaat telah menjadi musuh yang sulit dikalahkan. Tetapi sekali ia dikalahkan, maka anda akan terbela untuk waktu yang lama dari persoalan-persoalan kecil yang mengganjal. Mereka yang menikmati buaian gemerisik ‘bapak sangat sibuk, kami mengerti’, adalah mereka yang sedang bersiap-siap menghadapi sejumlah persoalan kecil yang sangat mengganggu sampai akhir pelayanan anda.

(bersambung …)

Artikel oleh: September 30, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda