Percaya Dan Bertindak

Percaya & Bertindak

“Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Markus 11 : 23).

        Berapa banyak kali kita diingatkan Tuhan, baik melalui khotbah, renungan, ataupun melalui apa saja, agar kita percaya akan kuasa Tuhan, tapi seringkali kita lupa dan mengabaikannya begitu saja.  Terlebih saat masalah dan penderitaan menimpa kita, entah itu sakit, krisis keuangan dan sebagainya, kita panik, stres, kecewa dan mengeluh kepada Tuhan.  Dalam Ibrani 11:1 tertulis:  “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”  Namun, sudahkah kita mengaplikasikan iman tersebut dalam kehidupan kita secara nyata?  Yakobus menegaskan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati  (Yakobus 2:17).

Iman perlu adanya tindakan yang membuktikan bahwa kita benar-benar percaya pada kuasa Tuhan.  Jadi  “…manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.”  (Yakobus 2:24).  Saat kita berada di lingkungan gereja, atau bersekutu dengan saudara seiman, iman kita diteguhkan melalui doa, kesaksian, puji-pujian yang kita naikkan ke hadirat Tuhan;  terlebih saat pemberitaan Firman Tuhan, iman kita pun mulai menyala-nyala.  Tetapi saat kita dihadapkan pada masalah yang silih berganti, sakit-penyakit yang belum kunjung sembuh, anak-anak yang memberontak pada orang tua dan berbagai doa meminta pertolongan dari Tuhan yang belum juga beroleh jawaban, iman kita mulai lemah dan keraguan menguasai hati dan pikiran kita:  “Apakah mungkin masalahku terselesaikan?  Dokter sudah memvonis bahwa sakitku tidak bisa disembuhkan. Apa Tuhan sanggup menyembuhkan?”  FirmanNya menyatakan,  “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”  (Markus 9:23).  Arti ‘percaya’ di sini adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan.  Bagian kita hanya percaya, dan bagian Tuhan adalah melakukan apa yang kita percayai.

Segala sesuatu yang tidak mungkin dan tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia, itulah yang Tuhan lakukan atas hidup kita, asal iman kita tidak goyah dan tetap teguh.  Namun sering kita tidak sabar dalam menanti pertolongan Tuhan.

 

 Percayalah bahwa kuasa Tuhan tidak dibatasi oleh apa pun!

 

Artikel oleh: August 4, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Mark (Renungan Alkitab dari Kitab Markus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda