Tukar Nasib

a-26

Seorang lelaki berdoa, “Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubah saya menjadi istri dan ubah dia menjadi suami.”

Tuhan bersimpati lalu mengabulkan permohonannya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri itu terbangun dan cepat-cepat ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Kemudian ia membangunkan kedua anaknya untuk siap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.

Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaianlalu memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring kotor dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya.

Tiba-tiba ia teringat itu hari terakhir ia harus membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya tidur siang dan cepat cepat ia ke bank terekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di belakang rumah dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih ada pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang harus diselesaikannya sendiri yang belum selesai.

Satu bulan menjalani peran sebagai istri ia tidak tahan lagi. Kali ini ia berdoa lagi, “Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. aku tidak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku sebagai suami lagi.”

Tuhan lalu tertawa dan berkata, “Tentu saja bisa, tetapi tidak sekarang ya, karena kamu dalam keadaan hamil. Butuh waktu sembilan bulan lagi.”

(Pengirim: Ester Rustam)

Artikel oleh: August 7, 2009  Tags:   Kategori : Humor  Sebarkan 

9 Komentar

  1. glory ngantung - August 7, 2009

    joking bgt tp sarat makna…

  2. Tjia Yani R - August 7, 2009

    Terima kasih atas artikelnya, Memang kita harus bersyukur untuk tanggung jawab yang sudah Tuhan berikan untuk bagian kita masing2. Kalau tidak kacau deh dunia ………

  3. Pdt. Elia P. Ambarita - August 26, 2009

    Mengucap syukurlah dengan keadaan ini. Apakah sebagai seorang isteri, apakah sebagai seorang suami atau apa saja. Jalani hidup dengan bersykur kepada Tuhan.

  4. Udin Timothy Sinaga - September 1, 2009

    Suami seperti ini barangkalli perlu baca artikel: Akar Kebahagiaan sejati dalam rumah tangga Kristen biar bertobat

  5. ELIA BARU SIANTURI - September 22, 2009

    Cerita ttg suaminya bagus banget untuk dibaca para suami dan bertobat tapi tolong diceritakan tentang istrinya juga, gua pingin tahu juga apa pendapatnya tentang pekerjaan suaminya. apakah dia juga bedoa seperti doa suaminya?

  6. Pt. Yulan J. Sitepu, SKep - October 29, 2009

    cerita yang dangkal tapi mempunyai makna yang dalam

    Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah (D’MASIV)

  7. JOHN ADU - April 24, 2010

    sangat memberi inspirasi

  8. Debora - October 10, 2011

    Sangat memberi inspirasi mendalam, n givethanks

  9. kodnis - January 11, 2013

    kren ni artikel… jd tau ttg ksibukan istri d rmh shri2

Tulis Komentar Anda