Perkokohlah Mezbah Doamu

Ibrani 13:10-16

Ditulis oleh Rudy Suwardi

Perkokohlah Mezbah Doamu; merupakan suatu kalimat yang berupa himbauan – ajakan, bisa juga berupa perintah.

Kita perlu terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan Mezbah. Mezbah atau Altar dalam pengertian bahasa Ibrani artinya adalah suatu tempat penyembelihan atau tempat korban. Mezbah adalah suatu tempat di mana orang-orang Israel melaksanakan ritual keagamaan mereka dengan membawa persembahan berupa beberapa jenis korban kepada Tuhan sebagai suatu bentuk penyembahan. Korban yang mereka persembahkan dapat berupa hasil panen atau seekor burung atau seekor kambing atau seekor domba, seekor lembu, atau seekor kerbau. Semua itu dilakukan untuk menghormati Tuhan (dengan biaya pribadi).

Kita baru saja membaca dalam Ibr 13:10, sepenggal kalimat yang mengatakan “Kita mempunyai suatu mezbah”. Ketahuilah bahwa Mezbah penyembahan kita sekarang ini tidaklah sama dengan mezbah pada masa Perjanjian Lama. Penyembahan kita sesuai dengan Perjanjian Baru, telah diperbaharui atau disempurnakan oleh Yesus sehingga menjadi lebih baik dari penyembahan dengan cara Musa dalam Perjanjian Lama. Mezbah Perjanjian Baru didasarkan pada kasih karunia, sedangkan Mezbah Perjanjian Lama didasarkan pada Hukum Taurat.

Ibr 13:15 mengatakan “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”

Ayat tersebut menyatakan bahwa kita harus melakukan penyembahan pada mezbah yang baru – bukan dengan mempersembahkan korban sembelihan atau korban bakaran, tetapi dengan korban syukur atau korban pujian, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama Tuhan.

Mengucap syukur kepada Tuhan memang mudah ketika segala sesuatunya berlangsung dan berjalan dengan baik. Tetapi bagaimana jika persoalan demi persoalan menekan secara kontinu menekan kehidupan kita? Umumnya tidak mudah untuk mengucap syukur jika mengalami PHK, atau ketika pasangan sakit atau anak tercinta terjerumus narkoba. Tetapi, mari kita tiru Matthew Henry, seorang ahli Alkitab dari Inggris, yang pada suatu ketika mengalami kecopetan. Setelah mengalami peristiwa itu, ia menulis dalam buku hariannya: “Izinkanlah aku mengucap syukur, pertama karena aku belum pernah mengalami kecopetan sebelumnya. Kedua, karena mereka hanya mengambil dompetku dan mereka tidak mengambil nyawaku. Ketiga, karena isi dompetku tidak banyak. Dan keempat aku mengucap syukur karena akulah yang dicopet, dan bukan aku yang mencopet.” (cerita kartu ATM yang tertinggal). Kita orang-orang Indonesia, mempunyai budaya “untung”. “Untung hanya dapur yang kebakaran, bukan seluruh bangunan rumah.” “Untung hanya kaki yang diamputasi, masih jauh dari jantung.” Karena itu sebagai orang Indonesia, kita seharusnya tidak sulit untuk mengucap syukur dalam keadaan apapun.

Penulis Kitab Ibrani (ayat 15) menghimbau agar kita senantiasa (kapan?) mempersembahkan korban syukur, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama Tuhan.

Selanjutnya, apa yang dimaksud dengan Mezbah yang baru? Mezbah yang baru adalah suatu tempat dimana kita bisa datang kepada Tuhan dan bersekutu bersama Dia. Bersekutu dengan Dia dapat diilustrasikan seperti yang terjadi pada waktu Adam dan Hawa ketika berada di Taman Eden, mereka dapat menikmati keintiman bersama Tuhan dan mereka menikmati tinggal di rumah mereka bersama Sang Pencipta yang Maha Kuasa.

Nah, BIydT; saya merenung mengapa Gembala kita seperti juga penulis Kitab Ibrani menghimbau atau mengajak bahkan memerintahkan umatnya untuk memperkokoh mezbah doa kita masing-masing. Apa alasannya ? ada apa dibalik mezbah doa? Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi saya mengapa kita harus dan perlu memiliki dan memperkokoh Mezbah Doa kita?

Alasan yang pertama adalah karena….

1. Mezbah Doa Kita Adalah Suatu Tempat Perjanjian

Mengapa Mezbah Doa disebut Mezbah Perjanjian?

Marilah kita baca Kej 8:20-21

(20) Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. (21) Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.”

Dalam ayat-ayat tersebut kita membaca bahwa Nuh mendirikan sebuah mezbah untuk menyembah Tuhan setelah banjir menghancurkan bumi. Di mezbah ini Tuhan berbicara kepada Nuh dan memberikan sebuah janji kepada seluruh ciptaan-Nya. Ayat 20: Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN …. Ayat 21: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi…. Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.” Mezbah tersebut menjadi suatu tempat perjanjian.

Selanjutnya dalam Kej 12:7 kita membaca suatu janji yang diberikan kepada Abram, yang kemudian dikenal dengan nama Abraham.

(7) Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.”

Kita melihat janji ini dijelaskan lagi dengan lebih rinci di dalam Kej 15:18 dengan janji

(18) Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.”

Mezbah tersebut menjadi suatu tempat perjanjian. Inilah penjelasan yang menyatakan mezbah doa kita sekarang ini adalah Mesbah Perjanjian! Dan, apa janji Tuhan kepada kita?

 

Janji pertama adalah…..

A.Kita Tidak Akan Ditinggalkan

Ibr 13:5-6 (5) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. (6) Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata : “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”

Yoh 14:18 “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”

Kita percaya bahwa Allah kita adalah Allah Yang Maha Hadir, Allah yang ada di mana-mana pada setiap waktu dan Allah yang akan selalu ada bersama kita! Ia tidak akan meninggalkan kita seperti anak yatim piatu yang berkeliaran di jalan sendirian, merasa kesepian dan ketakutan.

Lanjutkanlah membaca Yoh 14 dan lihatlah bagaimana Tuhan sudah memberikan kepada kita Penghibur, yaitu Roh Kudus, untuk menjadi pembimbing kita, menjadi penolong kita, menjadi kekuatan bagi kita dan menjadi suara kita. Kita mempunyai suatu Mezbah Perjanjian yang bisa kita datangi dan mendapat kepastian bahwa kita tidak akan ditinggalkan sendirian.

 

Janji Tuhan yang kedua bagi kita adalah….

B.Kita Mempunyai Masa Depan Yang Penuh Harapan.

Yer 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

BIydT, kita bukan saja tidak akan ditinggalkan sendirian, tetapi Allah kita yang Maha Tahu, yang tahu mengenai masa lalu, masa sekarang dan masa depan, memiliki suatu rencana yang sudah dirancang untuk hidup kita. Rencana-Nya adalah sukacita dan perlindungan bagi kita. Rencana-Nya meliputi masa depan yang penuh harapan! Jika Tuhan begitu mengasihi kita sehingga mengorbankan anak-Nya yang tunggal, maka sudah pasti Ia memiliki suatu rencana yang khusus bagi kita.

Dalam Mat 6:25-34, perihal kekuatiran; Yesus memberitahukan kepada kita “Jangan kuatir atas hidup kita”. Ia kemudian memberikan tantangan pada ayat 33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Karena itu, Sdr, janganlah kamu kuatir akan hari esok. Kita memiliki sebuah Mezbah Perjanjian dimana kita bisa datang dan mendapat kepastian akan masa depan yang penuh harapan.

BIydT, oleh karena itu perkokohlah mezbah doamu. Datanglah ke Mezbah Perjanjian. Maka BI dapat meng-klaim janji-janji Tuhan. Sesuai janji-Nya, BI tidak akan ditinggalkan sendirian. Sesuai dengan janji-Nya BI mempunyai masa depan yang penuh harapan!

Mengapa kita harus dan perlu memiliki dan memperkokoh Mezbah Doa kita?

Alasan yang kedua adalah karena….

2. Mezbah Doa Kita Adalah Suatu Tempat Pengorbanan

Mengapa Mezbah Doa disebut Mezbah Pengorbanan?

Kej 22:9-13 (9) Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. (10) Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 11) Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” (12) Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” (13) Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

Disini kita membaca tentang ujian terhadap iman Abraham. Abraham hidup berpegang pada janji yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Ia dan istrinya Sarah pada akhirnya memperoleh anak pertama yang dijanjikan Tuhan, tetapi sekarang Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankan anaknya dengan jalan membunuh anak tunggalnya itu. Sungguh ironis!

Tetapi ayat-ayat itu memeberi pengertian kepada kita bahwa kita sekarang juga memiliki Mezbah Pengorbanan; yaitu pengorbanan yang hidup pengorbanan yang mati.

 

A. Pengorbanan Yang Hidup

Rm 12:1-2 (1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Pengorbanan Yang Hidup adalah pengorbanan untuk menyenangkan Tuhan melalui gaya hidup yang kudus, yaitu berkorban dengan menolak menjadi serupa dengan standar dunia dan mengijinkan Roh Allah mengubah hidup kita dari dalam diri kita. Mezbah Pengorbanan kita bermula dari bagaimana kita menjalani hidup kita, mulai dari dalam diri kita ke luar, hidup dalam kekudusan dan hidup dengan dedikasi kepada Tuhan.

 

B.Pengorbanan Yang Mati

1 Kor 15:31 Paulus menulis (31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar?..

Kata-kata “berhadapan dengan maut”, lebih jelas pengertiannya bisa kita ambil dari Alkitab versi NIV, disebutkan “I die everyday …” (Saya mati setiap hari)

Disini Paulus sedang mengatakan suatu kiasan. Ia sedang membicarakan mengenai mati terhadap keadaannya, mati terhadap reputasinya, mati terhadap kekayaannya, bahkan mati terhadap pengejaran harta maupun jabatannya. Siapa Paulus? Ingatlah bahwa sebelum pertobatannya, Paulus adalah seorang pejabat tinggi, salah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang terbaik pada masa itu, dan memiliki banyak hubungan politik. Ia memiliki potensi untuk menjadi Imam Besar. Namun, ia mati terhadap semuanya itu. Artinya ia mematikan keinginannya terhadap semua hal itu. Ia mengorbankan semuanya itu untuk menjadi seorang Hamba Tuhan.

Dalam pengertian ini, kini kita memiliki sebuah mezbah pengorbanan yang harus kita datangi dan di mezbah ini kita mematikan semua ambisi kita, mati terhadap nafsu kita, mati terhadap reputasi kita, mati terhadap kekayaan kita dan mati terhadap jabatan dan kedudukan kita.

Perbedaan antara pengorbanan yang hidup dan pengorbanan yang mati adalah harga yang harus dibayar. Kadang-kadang mungkin begitu mudah bagi kita untuk memberi pengorbanan yang hidup, yaitu berjalan bersama Tuhan secara pribadi dengan tenang. Tetapi sebagian dari kita mungkin memiliki seorang Ishak yang diminta oleh Tuhan untuk dipersembahkan di atas mezbah.

Pahamilah, Abraham tidak bersalah karena memiliki seorang anak. Memiliki anak bukanlah dosa. Sebenarnya, Abraham adalah contoh yang sangat baik mengenai pengorbanan yang hidup. Tuhan ingin mengangkat Abraham ke tingkat yang lebih tinggi. Tuhan ingin agar Abraham mengorbankan sesuatu yang paling dekat dengan hatinya. Tuhan ingin agar Abraham mati terhadap kesombongannya, mati terhadap ambisinya, mati terhadap harta miliknya. Saya yakin, Abraham mungkin saja bertanya kepada Tuhan, “Bagaimana aku bisa menjadi bapak dari banyak bangsa, bagaimana aku bisa membangun bangsa Israel jika Engkau meminta aku mengorbankan anakku yang semata wayang?” Tetapi disini Abraham mendapat pelajaran, bahwa yang penting bukanlah “Bagaimana aku bisa”, tetapi yang penting adalah “Bagaimana Tuhan bisa?”. Karena itu Abraham mulai menyiapkan suatu mezbah pengorbanan.

Kita juga harus memperkokoh mezbah doa kita menjadi sebuah mezbah pengorbanan, dimana kita harus menjadi korban yang hidup, sekaligus menjadi korban yang mati bagi Tuhan.

Kita sekarang juga memiliki suatu MEZBAH Pengorbanan – yaitu SALIB Yesus Kristus dimana Ia dikorbankan untuk Sdr dan saya.

Mezbah inilah yang harus kita datangi!

Di MEZBAH inilah kita harus menyembah Allah, Tuhan kita.

Karena di Mezbah inilah hidup kita akan dipulihkan, di Mezbah inilah hidup kita diperbaharui dan di mezbah inilah hidup kita disegarkan.

Mengapa kita harus dan perlu memiliki dan memperkokoh Mezbah Doa kita?

Alasan yang ketiga adalah karena….

 

3. Mezbah Doa Kita Adalah Suatu Tempat Kesaksian.

Mengapa Mezbah Doa disebut Mezbah Kesaksian?

Yos 22:26-28 (26) Sebab itu kata kami: Biarlah kita mendirikan mezbah itu bagi kita! Bukanlah untuk korban bakaran dan bukanlah untuk korban sembelihan, (27) tetapi supaya mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara keturunan kita kemudian, bahwa kami tetap beribadah kepada TUHAN di hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban keselamatan kami. Jadi tidaklah mungkin anak-anak kamu di kemudian hari berkata kepada anak-anak kami: Kamu tidak mempunyai bagian pada TUHAN. (28) Lagi kata kami: Apabila di kemudian hari demikian dikatakan mereka kepada kita dan kepada keturunan kita, maka kita akan berkata: Tengoklah bangunan tiruan mezbah TUHAN itu, yang telah dibuat oleh nenek moyang kami. Bukan untuk korban bakaran dan bukan untuk korban sembelihan, tetapi mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu.”

Jika Sdr membaca keseluruhan isi pasal 22 dari Kitab Yosua, Sdr akan melihat latar belakang cerita dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. 12 suku Israel telah membagi-bagi tanah yang sudah dijanjikan Tuhan pada mezbah Abram (Kej 12). Yosua memberkati mereka dan menyuruh mereka pergi. Beberapa suku (bani Ruben, bani Gad dan sebagian bani Manasye) diberi tanah di seberang sungai Yordan. Bani-bani ini merasa bahwa sungai Yordan menjadi penghalang diantara mereka dengan bani-bani lainnya dan mereka kuatir lama-kelamaan bani mereka tidak lagi takut akan Tuhan (ayat 25). Karena itu mereka membuat rencana untuk mendirikan sebuah replika dai mezbah yang ada di dalam Kemah Suci. Mezbah ini tidak digunakan untuk membakar korban, tetapi digunakan sebagai lambang – yaitu sebagai suatu kesaksian diantara mereka.

Sekarang kita juga memiliki sebuah Mezbah Kesaksian.

A.Kesaksian antara Sdr dan Tuhan

Rm 8:33-34 “(33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”

Ibr 7:25 “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”

Yesus sendiri berdiri di hadapan Allah sebagai saksi bagi kita! Ia menjadi pengantara antara kita dengan Tuhan. Artinya secara harafiah adalah, Yesus berdiri di antara kita dengan Tuhan (standing in the gap) dan berbicara kepada Tuhan sebagai saksi kita. Kita memiliki suatu mezbah kesaksian dimana Yesus berdiri di hadapan Allah, Hakim yang adil, menjadi pembela bagi kita.

 

B.Kesaksian Antara Sdr Dengan Orang Lain

Mat 10:32-33 (32) Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (33) Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”

Sebagai contoh, ketika BI maju ke depan dan datang di mezbah dalam ruangan gereja ini, maka tindakan BI adalah suatu kesaksian antara BI dengan semua jemaat yang hadir di sini bahwa BI membutuhkan Tuhan. Itu adalah tindakan yang rendah hati yang memperlihatkan bahwa BI tidak dapat mengandalkan diri sendiri, atau BI tidak memiliki jalan keluar atas masalah, atau tidak memiliki kekuatan, tetapi BI tahu Siapa yang memiliki semuanya itu dan BI tahu dimana BI dapat menemukan Dia – yaitu di mezbah ini.

Oleh karena itu BIydT, kita perlu memperkokoh mezbah doa kita untuk memperlihatkan kepada dunia betapa pentingnya Mezbah itu bagi kita. Kita harus ingat betapa pentingnya datang di mezbah tersebut. Kita perlu mengajari anak-anak kita dan mewariskan mezbah tersebut kepada mereka. Kita memiliki mezbah kesaksian yang memperlihatkan kepada dunia bahwa kita membutuhkan Tuhan dan memperlihatkan kepada dunia betapa pentingnya Tuhan bagi kita.

Mengapa kita harus dan perlu memiliki dan memperkokoh Mezbah Doa kita?

Alasan yang keempat adalah karena….

 

1.Mezbah Doa Adalah Suatu Tempat Perlindungan

Mengapa Mezbah Doa disebut Mezbah Perlindungan?

1 Raj 1:51 ?Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: “Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang.”

1 Raj 2:28 Ketika kabar itu sampai kepada Yoab–memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom–maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah.

Kisah ini adalah suatu kisah lainnya dalam Perjanjian Lama yang dapat memberikan ilustrasi mengenai pentingnya Mezbah. Salomo baru saja diangkat menjadi Raja ketika Daud, ayahnya meninggal dunia. Tetapi ketika Daud beranjak menjadi tua, anaknya yang lain, Adonia, dengan bantuan Yoab dan Abyatar, naik tahta dan mengangkat dirinya sendiri menjadi raja.

Ketika Salomo datang sebagai Raja yang baru, Adonia takut akan kesalahannya. Ia lari ke suatu tempat perlindungan, atau tempat yang aman. Ia lari ke Bait Allah dan memegangi tanduk ?tanduk mezbah. Yoab melakukan hal yang sama ketika ia juga menyadari bahwa ia pantas dibunuh. Sebenarnya kita juga adalah orang-orang yang lemah yang mudah dibinasakan oleh lawan kita siiblis atau persoalan-persoalan yang berat menghimpit dll, tapi sesungguhnya ada tanduk mezbah yang bisa kita pegang yaitu Yesus Kristus, seperti yang diberitakan oleh Pemazmur :

Mzm 46:2-4 “(2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. (3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; (4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela”

Dengan demikian dinyatakan kepada kita bahwa kini kita memiliki sebuah Mezbah Perlindungan dimana kita dapat datang dan menemukan perlindungan terhadap musuh-musuh kita, tempat beristirahat ketika kita merasa letih-lesu dan berbeban berat, tempat untuk menemukan kekuatan ketika kita lemah, dan tempat untuk menemukan pertolongan dari semua persoalan-persoalan kita.

Mengapa kita harus dan perlu memiliki dan memperkokoh Mezbah Doa kita?

Alasan yang kelima adalah karena….

 

2.Mezbah Doa Adalah Suatu Tempat Mujizat

Mengapa Mezbah Doa disebut Mezbah Mujizat?

Dalam 1 Raj 18:19-39 kita melihat kekuatan Allah yang supra-natural bekerja melalui nabi Elia. Tuhan telah meminta Elia untuk memanggil dan mengumpulkan semua nabi Baal dan Asyera bersama-sama untuk menyaksikan suatu pertunjukan yang luar biasa. Baik nabi-nabi Baal maupun Elia, masing-masing membangun sebuah mezbah, menaruh kayu di atasnya, dan kemudian meletakkan lembu yang sudah dipotong-potong di atas kayu itu. Ujiannya sekarang adalah Tuhan siapa yang akan membakar mezbahnya dengan api?

Dari pagi hingga petang nabi-nabi Baal memanggil tuhannya, tetapi tidak ada jawaban. Sekarang Elia mulai mengejek mereka sehingga mereka berseru dengan lebih keras dan menoreh-noreh tubuh mereka dengan pedang. Tetapi tidak ada sesuatu apapun yang terjadi sampai malam. Elia lalu menyiapkan mezbahnya dan bahkan menyiraminya dengan air. Ia lalu naik ke depan dan berdoa secara sederhana dan mujizat terjadi.

1 Raj 18:36-39 ?(36) Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. (37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.” (38) Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. (39) Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!”

Percayalah BIydT, sesungguhnya kita memiliki sebuah Mezbah dimana hal yang supra-natural menjadi nyata.

Disinyalir, seringkali kita tidak menghargai mezbah sebagaimana mestinya. Seringkali kita tidak memiliki iman untuk percaya bahwa Tuhan dapat melakukan sesuatu di dekat mezbah. Seringkali kita terlalu sibuk sehingga tidak datang dan menghabiskan waktu bersama Tuhan di dekat Mezbah. Seringkali kita berpikir bahwa mezbah ini hanya ada di dalam ruang gereja, sebagai tempat satu-satunya untuk mengadakan mujizat. Tetapi sesungguhnya, Mezbah kita haruslah menjadi suatu tempat di mana karunia roh mengalir dengan bebas. Mezbah kita haruslah menjadi tempat dimana keluarga dipulihkan dan dibangun kembali, dimana kebutuhan finansial dicukupi, dimana tubuh jasmani disembuhkan dari sakit penyakit, dimana kecanduan dibebaskan, dimana hidup diubahkan melalui kuasa mujizat Tuhan. Kita memiliki suatu mezbah dimana Tuhan yang Maha Kuasa bersemayam disana dan Dia rindu untuk menurunkan api dari surga bagi umat-Nya.

BIydT, sebenarnya kita memiliki Mezbah yang tidak dimiliki oleh orang-orang Israel pada masa Perjanjian Lama. Diingatkan kepada BI sekalian bahwa sebenarnya kita memiliki Mezbah yang merupakan perpaduan dari semua elemen-elemen tersebut dan bahkan lebih.

  • Kita memiliki mezbah Perjanjian – janji mengenai kasih Allah yang tidak berkesudahan dan janji mengenai masa depan yang penuh harapan
  • Kita memiliki mezbah Pengorbanan – dimana Allah Bapa kita memberikan anak-Nya yang tunggal bagi BI dan saya.
  • Kita memiliki Mezbah kesaksian – dimana Yesus sendiri berdiri di hadapan Allah menjadi saksi bagi kita.
  • Kita memiliki Mezbah Perlindungan – suatu tempat dimana kita dapat beristirahat, memperoleh kekuatan baru dan mendapatkan perlindungan.
  • Kita memiliki Mezbah Mujizat – suatu tempat dimana Tuhan akan menurunkan api dari surga dan membuat banyak tanda-tanda heran dan ajaib.

Oleh karena itu BIydT, sebagai akhir kotbah pagi ini; Gereja menghimbau bahkan memerintahkan agar kita memperkokoh Mezbah Doa kita, dengan :

Datanglah selalu ke Mezbahmu dan persembahkanlah ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.

Datanglah ke Mezbahmu dan persembahkanlah hidupmu.

Datanglah ke Mezbahmu dan persembahkanlah korban syukurmu

Buatlah komitmen kepada Tuhan dengan kehidupanmu

Buatlah komitmen kepada Tuhan untuk melakukan PENYEMBAHAN kepada-Nya setiap hari.

Amin.

Artikel oleh: September 28, 2011   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Satu komentar

  1. YOHannisTAMmu - October 6, 2011

    Trims untuk khotbahnya ….. sangat memberkati….. GBU

Tulis Komentar Anda