Bersikap Tunduk!

Bacaan Alkitab: Ibrani 13: 7 – 25

“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas  jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya.”  (Ibrani 13:17a)

servant leader

Di zaman sekarang ini tidak mudah menemukan orang yang memiliki roh penundukan diri.  Sebaliknya banyak orang yang memiliki roh pemberontakan.  Memberontak berarti tidak tunduk pada otoritas, di mana hal ini pasti akan menimbulkan konflik, baik itu konflik antar sesama anggota dalam sebuah keluarga, organisasi, masyarakat, atau bahkan suatu negara.  Hari ini firman Tuhan mengingatkan agar setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Kata taatilah dalam ayat nas di atas menurut teks aslinya berarti menyesuaikan, mengalah dan menaati.  Sedangkan kata tunduklah berarti tunduk kepada otoritas.

Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Tunduk kepada siapa?  Tunduk kepada Tuhan dan juga tunduk kepada pemimpin-pemimpin rohani kita.  Tidak sedikit orang Kristen yang tidak tunduk kepada pemimpin rohaninya, mereka malah suka mengkritik, membicarakan kelemahan dan kekurangan, serta meremehkannya.  Dalam Bilangan 12:1-16 dikisahkan bagaimana Miryam dan Harun memberontak kepada Musa.  Secara garis keluarga, Miryam adalah kakak dari Harun dan Musa, sedangkan Musa adalah yang paling kecil.  Tetapi di hadapan Tuhan, urutan otoritas adalah Musa, Harun dan Miryam.  Jadi Musa adalah pemegang otoritas tertinggi.  Karena tidak tunduk kepada otoritas, Miryam harus menanggung akibatnya, ia  “…kena kusta, putih seperti salju;”  (Bilangan 12:10a).  Tanda bahwa di dalam diri seseorang ada Roh Kudus adalah adanya roh penundukan diri:  anak-anak tunduk kepada orangtua, isteri tunduk kepada suami, kita tunduk pada pemimpin rohani, pemimpin rohani kepada gembala dan seterusnya.

Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal penundukan diri;  Dia tunduk kepada kehendak Bapa, bahkan “…dalam keadaan seperti manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”  (Filipi 2:8).

Tanpa penundukan diri, di mata Tuhan kita bukanlah pribadi yang berkualitas!

Artikel oleh: May 1, 2013   Kategori : Biblical Devotion from Hebrew (Renungan Alkitabiah dari Kitab Ibrani)  Sebarkan 

Satu komentar

  1. gsjacwsnewlife - May 6, 2013

    Ketundukan utama pada Tuhan melalui ketaatan kepada firmanNya.
    Seringkali dalam dunia anak-anak Tuhan diperhadapkan kepada pilihan ketundukan kepada pemimpin (yang tidak cocok dengan kebenaran) atau kepada firmanNya (yang adalah kebenaran). Ketika kita diperhadapkan kepada situasi demikian, kiranya Tuhan memberi hikmat dan memilih perilaku yang sesuai dengan hati Tuhan.

    Ketundukan seorang anak kepada orang tua diuji ketika seorang anak diminta bolos sekolah oleh orang tua untuk sebuah keperluan yang mendesak, atau diajarkan berbohong kepada guru di sekolah, memberi alasan “saya tidak masuk sekolah karena sakit”.
    Maksud dan tujuan sang orang tua tentu tidak ada yang jahat, tetapi nila-nilai kebenaran tidak selalu membungkus tujuan yang baik, sehingga ujian ketundukan terjadi bagi sang anak. Sang anak tentunya tidak bermaksud memberontak, tetapi konflik dalam batinnya terjadi.

Tulis Komentar Anda