Penyembahan Yang Berdampak

Mazmur 145:1-21

Kotbah pagi ini akan saya awali dengan menyampaikan plesetan dari sekumpulan kata-kata bijak

  • Jangan menuntut ilmu karena pada dasarnya ilmu itu tidak bersalah
  • Jangan membalas budi karena bisa jadi bukan Budi yang berbuat
  • Jangan menyumbangkan lagu karena lagu sumbang ….. tidak enak didengar
  • Jangan mengurusi teman karena belum tentu temanmu ingin kurus
  • Jangan mengarungi lautan sebab karung lebih cocok untuk beras.

Plesetan memang lucu.Plesetan memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya memahami arti kata.Bahasa memiliki pengaruh yang sangat besar. Salah memilih kata atau salah mengeja kata dapat membuat kita tertawa atau sebaliknya membuat kita menangis. Kata-kata dapat mengkomunikasikan hal yang kocak atau kudus, dapat menimbulkan kesedihan atau kebahagiaan.

Mazmur adalah untaian kata-kata yang indah semacam puisi. Karena bersifat puitis maka kita harus hati-hati dalam memaknai kata-kata di dalam Mazmur.Contohnya dalam Mazmur 6:7 “Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.” Contoh lainnya Mazmur 98:8 “Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak sorai bersama-sama”.

Pagi ini kita akan membahas Mazmur 145. Kita akan melihat bahwa penyembahan dirancang untuk membawa pengaruh yang radikal dalam hidup kita.

Mazmur 145 disebut sebagai “Mazmur Pujian”.Mazmur ini digunakan sebagai kidung yang kudus, yang isinya memang hanya puji-puji-an bagi Tuhan.Di dalamnya tidak ada ucapan syukur dan juga tidak ada doa permohonan. Mazmur ini dipercaya oleh bangsa Yahudi akan membawa kebahagiaan jika dinyanyikan tiga kali dalam sehari; dua kali pada pagi hari dan satu kali pada sore hari. Kita mungkin bisa mencobanya. Menyanyikan Mazmur 145 ini tiga kali sehari selama sebulan, mungkin akan membuat kita semakin bersukacita. Apakah ada yang berminat?

Ada 7 kebenaran di dalam Mazmur ini

1. Posisi Tuhan
Marilah kita mulai dengan membaca ayat 1-2:  (1) Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.(2) Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.”

Kebenaran pertama adalah Posisi Tuhan.Daud adalah seorang raja, tetapi ia memuji Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai Raja-nya diatas segala raja. “Mengagungkan” artinya memposisikan di tempat yang  tinggi, diatas segala yang lain. Mengagungkan  adalah ekspresi dari kekaguman yang paling tinggi. Istilah “seterusnya” berarti bahwa pujian Daud tidak ada akhirnya,  dan dengan  menambahkan kata “selamanya” Daud tidak mengijinkan gagasan untuk menghentikan pujiannya. Pujian kita kepada Tuhan seharusnya adalah abadi sama seperti Tuhan yang kita puji adalah abadi.

Pujian adalah satu-satunya kegiatan yang kita lakukan saat ini, yang akan kita lanjutkan di dalam kekekalan nanti.
Kita sekarang berdoa, tetapi ada saatnya nanti dimana doa kita tidak lagi diperlukan.
Saat ini kita juga beriman, tetapi iman itu tidak diperlukan lagi ketika kita bertemu muka dengan Tuhan di dalam kekekalan.
Saat ini kita berharap, tetapi waktunya akan tiba ketika apa yang kita harapkan menjadi kenyataan di dalam kemuliaan.
Tetapi menaikkan pujian, kita melakukannya sekarang dan kita akan melanjutkannya di surga kelak.

Kita harus memuji Dia “setiap hari” terlepas dari bagaimana warna hari yang kita hadapi. Ketika semangat kita naik, dan segala sesuatu berjalan dengan baik , kita harus memuji Tuhan. Namun ketika semangat kita turun, dan segala sesuatu kelihatan kelabu, kita juga harus tetap memuji Tuhan. Setiap hari adalah kesempatan yang baru untuk memuji Dia.

Karena Posisi Tuhan, maka kita akan memuji Dia setiap hari.

2. Kuasa Tuhan
Kebenaran kedua yang membuat Daud takjub adalah Kuasa Tuhan. Kita baca dalam ayat 3-6 : (3) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. (4) Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. (5) Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan. (6) Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan.

Penyembahan kita haruslah serupa dengan obyek penyembahan kita. Pujian yang besar bagi Tuhan yang besar. Menurut Spurgeon, pujian disebut besar/ hebat, jika lagunya memuat lirik tentang hal-hal yang besar, ketika hati kita yang menyanyikannya sangat bersungguh-sungguh, dan ketika sejumlah besar orang bersatu dalam sorak sorai yang besar.

Tuhan adalah besar. Daud mengakuinya dalam ayat 3: “Kebesarannya tidak terduga.” Tidak ada orang yang dapat mengukur kuasa Tuhan. Ketika kita merenungkan kebesaran dari Allah Tritunggal, kita akan dikelilingi oleh kekaguman yang tidak dapat dilukiskan. Paulus menjelaskannya di dalam Rm 11:33: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”

Ketika kita menyadari begitu besarnya Tuhan kita, kita ingin memberitahukan apa yang kita tahu itu kepada generasi berikutnya. Secara khusus, kita harus memberitahukan kepada mereka yang masih muda tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dan ajaib. Sebagai orang tua kita harus memuji Tuhan di depan anak-anak kita dan menceritakan pengalaman kita kepada mereka mengenai cara-cara Tuhan bekerja di dalam hidup kita. Setiap generasi perlu mengetahui pujian-pujian kepada Tuhan karena perbuatan-Nya di masa lalu, kemudian menggemakannya dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.

Setiap generasi Kristen mempunyai tugas yang alkitabiah agar generasi berikutnya mendengar tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib .Tuhan tidak menjatuhkan Alkitab kepada setiap generasi. Tuhan ingin agar orang-orang kudusnya, yaitu kita sekalian, mengajari generasi muda untuk berpikir, beriman, taat dan bersukacita.

Perhatikanlah, ayat 4 tidak menyuruh kita untuk “mengajarkan” pekerjaan-Nya.Tetapi dikatakan “Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu.” Artinya kita memberitakan pujian kita kepada mereka dengan memegahkan pekerjaan dan keperkasaan Tuhan.

Kita bukan sekedar menyampaikannya dalam pendidikan, tetapi kita harus berfokus untuk meninggikan Tuhan. Jika guru-guru dan orang-tua tidak meninggikan Tuhan dalam pengajaran, mereka tidak akan dapat meneruskannya kepada generasi berikutnya.

Pengajaran mengenai Tuhan yang kering, tanpa emosi dan biasa-biasa saja, apakah di rumah ataupun di sekolahan membuat anak-anak kita apatis.
Apa yang kita harapkan dari generasi berikutnya bukanlah sekedar kepala yang dipenuhi dengan fakta-fakta yang benar tentang pekerjaan Tuhan, tetapi kita menginginkan kepala-kepala yang dipenuhi dengan kebenaran yang alkitabiah dan hati yang terbakar dengan api kasih dan pengabdian penuh kepada Kristus yang meledak menjadi pujian yang bebas dan dipenuhi sukacita.

Jadi, aplikasi dari butir 2 ini adalah Karena Kuasa Tuhan, kita harus memuridkan anak-anak kita.

3. Kepribadian Tuhan
Kebenaran ketiga adalah Kepribadian Tuhan, yang ditemukan dalam ayat-ayat 7-9 dan 17: (7)Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai. (8) TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. (9) TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. ………………. (17) TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

Pada bagian ini, Daud menggambarkan keindahan dari kepribadian Tuhan yang multi aspek. Dengarkan kata-kata yang dipakai oleh Daud; pada ayat 7: “kebajikan-Mu,” “keadilan-Mu,” pada ayat 8: “pengasih dan penyayang,” “panjang sabar,””besar kasih setia-Nya,” pada ayat 9: “baik kepada semua orang,””penuh rahmat,” pada ayat 17: “adil,” dan “penuh kasih setia”.
Semua sifat-sifat tersebut membantu kita untuk memahami seperti apa Tuhan kita itu dan bagaimana Dia berurusan dengan manusia.

Saudara, karena demikianlah Tuhan berurusan dengan kita, ayat 7 menyuruh kita untuk memashurkan dan bersorak-sorai memuji Dia.

Karena kepribadian Tuhan, kita harus memashurkan sifat-sifat-Nya

4. Keunggulan Tuhan
Elemen ke empat adalah Keunggulan Tuhan  yang diuraikan pada ayat 10-13 : (10) Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. (11) Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, (12) untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. (13) Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

Pokok utama dalam bagian ini adalah bahwa Tuhan tidak saja penting atau menonjol, Tuhan bahkan memiliki keunggulan.Ia mengatasi segala sesuatu karena Ia menciptakan segalanya.  Semua ciptaan-Nya akan memuji Dia. Orang-orang kudus-Nya, yaitu Sdr dan saya, akan memuji Dia sebagai yang utama dan terutama di dalam hidup kita. Tuhan tidak ada bandingannya.Dia adalah Raja di atas segala Raja dan Tuhan di atas segala Tuhan. Karena itu  kita seharusnya hidup sesuai dengan kenyataan ini. Ketika kita memuji Dia atas perbuatan-Nya di sekeliling kita, kita akan terus memberkati Dia atas perbuatan-Nya di dalam diri kita.

Daud mengatakan ada hubungan langsung antara hati kita dan mulut kita.
Kita mengatakan apa yang ada di dalam hati kita.
Beberapa orang  suka untuk membicarakan olah raga, orang lainnya suka berbicara tentang keluarganya, beberapa orang bicara tentang pestanya, beberapa lagi bicara tentang rumput di halaman rumahnya, mobilnya atau rumahnya. Ada juga yang memfokuskan pembicaraannya pada uang atau cuaca. Jika Sdr ingin tahu kepada apa seseorang bergantung, dengarkan saja apa yang mereka bicarakan.

Amsal 16:23 mengatakan “Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.”
Jika hati kita terpaut pada hikmat dan pujian, mulut kita akan mengatakannya; jika hati kita terpaut pada hal-hal lain, hal itu juga yang akan keluar dari bibir kita. Itu sebabnya Amsal 4:23 menantang Sdr untuk “menjaga hatimu, karena dari situlah terpancar kehidupan.”

Sdr, jika hati kita penuh dengan Tuhan, maka lidah kita tidak akan mampu berhenti membicarakan tentang Dia kepada orang lain. Jika kita benar-benar ingin ayat 12 digenapi, maka syaratnya adalah kita memupuk gaya hidup yang larut dalam pujian dan pemujaan. Kemudian ketika kita berjumpa dengan orang lain, kata-kata kita akan mengalir dan hati kita akan meluap dengan kasih dan anugerah-Nya.

Jadi aplikasi dari butir 4 ini adalah: Karena keunggulan Tuhan, kita akan memberitahukan tentang Dia kepada orang lain.

5. Pemeliharaan Tuhan
Aspek lainnya dalam mazmur ini adalah Pemeliharaan Tuhan, dari ayat 14-16 : (14) TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. (15) Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; (16) Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.

Bagian ini adalah kelanjutan dari kuasa Tuhan dan keunggulan Tuhan yang tidak terbatas dengan penekanan pada pemeliharaan-Nya. Tuhan memang sangat besar kuasa-Nya dan sangat mengagumkan, tetapi Ia juga lemah lembut dan peduli pada kebutuhan umat-Nya. Apakah Sdr mengalami kejatuhan baru-baru ini? Apakah Sdr mengalami persoalan atau kesulitan? Jika ya, arahkanlah  pandang matamu kepada Yesus dan Ia akan menyediakan apa yang Sdr perlukan. Ia akan mengangkatmu ketika Sdr jatuh dan mengangkatmu ketika Sdr tenggelam. Kuncinya adalah melihat ke atas. Mat 12:20 mengatakan “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya.”

Tuhan tidak akan dengan sengaja menahan hal-hal yang baik untuk anak-anak-Nya. Daud memuji Tuhan  karena tangan Tuhan yang terbuka yang memuaskan keinginan dari setiap orang yang hidup. Tuhan tidak memberi sedikit demi sedikit,  tetapi sebaliknya, Tuhan membuka tangan-Nya lebar-lebar kepada kita.

Sdr, Tuhan memiliki tangan yang penuh dengan barang-barang yang baik untuk kita. Ketika kita merasa tersisihkan, stress, atau sakit , Ia ingin kita memandang Dia. Dia tidak akan menginjak-injak kita ketika kita jatuh tetapi sebaliknya memperlakukan kita dengan lembut dan memberikan kepada kita tepat seperti yang kita inginkan. Apakah Sdr mau menyerahkan persoalan Sdr dan menyerahkan diri Sdr kepada-Nya saat ini?

Saudara, karena pemeliharaan Tuhan, kita dapat mempercayakan persoalan kita kepada-Nya.

6. Kehadiran Tuhan
Jangkar berikutnya yang dapat dijadikan pegangan kita adalah Hadirat Tuhan dalam ayat 18-19: (18) TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. (19) Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.

Tuhan adalah Raja semesta alam.Ia juga sangat dekat dengan kita. Ketika Sdr merasa kesepian, Daud mengingatkan Sdr bahwa Sdr tidak pernah sendirian.Perhatikan ayat 18 “Tuhan dekat pada setiap orang,” bukan hanya pada segelintir orang.

Beberapa di antara Sdr mungkin merasa bahwa Tuhan marah kepada Sdr atau Sdr sudah dikecualikan dari kasih karunia atau dari hadirat-Nya karena dosa-dosa Sdr. Itu tidak benar. Ia dekat pada setiap orang, dengan satu syarat tentunya. Ia dekat dengan setiap orang yang memanggil Dia di dalam kebenaran. Memanggil Tuhan dalam kebenaran artinya adalah mengakui bahwa jalan satu-satunya menuju Allah Bapa adalah melalui Putra-Nya. Jika Sdr pernah lahir baru, maka artinya adalah Sdr sudah memanggil Dia di dalam kebenaran. Jika Sdr adalah seorang anggota keluarga Allah melalui pertobatan, Sdr menikmati hak istimewa dari hubungan dengan Bapa yang penuh kasih yang akan selalu berada di dekat Sdr.  Selain itu memanggil Dia di dalam kebenaran artinya adalah bahwa Sdr mau bersikap jujur dan terbuka kepada-Nya. Artinya adalah bahwa Sdr tidak berbohong atau memiliki kehidupan rohani yang sekedarnya saja.
Ketika Sdr memanggil Dia di dalam kebenaran, Tuhan akan memuaskan keinginanmu dan mendengarkan seruan Sdr minta tolong. Tidak ada seorangpun yang berseru kepada Yesus, namun tidak didengar atau tidak dilepaskan dari persoalannya.

Karena kehadiran Tuhan, kita dapat berdoa kepada-Nya.

7. Penjagaan Tuhan
Kebenaran terakhir yang membawa dampak bagi Daud dari Mazmur Pujian ini adalah Penjagaan Tuhan. Kita melihat hal ini dalam 2 ayat terakhir yaitu ayat 20-21: (20) TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya. (21) Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Tuhan menjaga mereka yang sudah diselamatkan dan akan menghakimi mereka yang belum diselamatkan. Kenyataan ini membuat kita merasa nyaman sekaligus membuat kita takut.

Jika Sdr sudah diselamatkan dari dosa-dosa Sdr, jika Sdr adalah seorang percaya yang sudah lahir baru, Sdr dapat percaya bahwa Tuhan akan mengawasi dan mengantarkan  Sdr ke hadirat-Nya ketika Sdr meninggal dunia. Sdr mendapat jaminan dari keselamatan Sdr seperti dinyatakan dalam 1 Yoh 5:13 “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.”

Tuhan menjaga orang percaya, namun sebaliknya Dia akan membinasakan mereka yang memilih jalannya sendiri. Kenyataan ini sangat menyedihkan sehingga menjadi dorongan bagi  kita untuk memberitahukan tentang Yesus kepada orang-orang lain.

Ayat terakhir dari Mazmur pujian ini adalah ulangan dari ayat pertama: “Biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.” Daud tidak mau memonopoli pujian. Ia rindu bahwa setiap orang memuji nama-nya untuk seterusnya dan selamanya.

Karena penjagaan Tuhan, maka kita terpanggil untuk memupuk gaya hidup yang selalu memuji Dia.

Rangkuman dan Aplikasi
Ada tujuh butir kesimpulan.
Saya berharap agar Sdr memilih salah satu diantara kesimpulan ini untukdilaksanakan dalam minggu ini.

  1. Karena Posisi Tuhan, aku akan memuji Dia setiap hari
  2. Karena Kuasa Tuhan, aku akan memuridkan anak-anakku
  3. Karena Kepribadian Tuhan, aku akan memashurkan sifat-sifat-Nya.
  4. Karena Keunggulan Tuhan, akuakan memberitahukan tentang Dia kepada orang lain.
  5. Karena pemeliharaan Tuhan, aku dapat mempercayakan persoalan-ku kepada-Nya.
  6. Karena kehadiran Tuhan, aku dapat berdoa kepada-Nya.
  7. Karena penjagaan Tuhan, aku akanmemupuk gaya hidup yang selalu memuji Dia.

Kata-kata kita adalah penting.Kita mempunyai kesempatan menggunakannya untuk memuji Tuhan atau kita dapat saja bersikap tidak peduli.

Pesan Firman Tuhan pagi ini adalah Pujilah Tuhan dengan apapun yang Sdr miliki terlepas dari  apakah Sdr merasa menyukainya atau tidak.

(Kotbah tanggal 11 November 2012 di Kebaktian 2, GSJA CWS Rajawali, oleh Rudy Suwardi)

Artikel oleh: November 14, 2012   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda