Hati Yang Penuh Prasangka

Bacaan Alkitab: Matius 12 – 13

“Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya disitu” (Matius 13 : 53)

6a0133f0b2fdc2970b0168ec1b6f67970c

Wingfield menjelaskan bahwa kata “prasangka”,  mula pertamanya, bersifat netral.  “Prasangka” itu berarti “penilaian yang diberikan sebelumnya, entah itu positif atau negatif.”  Akan tetapi, manusia, pada umumnya, ternyata didominasi kecenderungan untuk membentuk penilaian negatif tanpa pengetahuan yang memadai, sehingga ‘prasangka’ pun akhirnya diartikan sebagai ‘penilaian negatif yang diberikan sebelumnya terhadap seseorang, tanpa pengetahuan, pengenalan dan pertimbangan yang memadai.”

Seorang pakar kepemimpinan menyimpulkan, “Prasangka, kemungkinan besar, adalah penyimpangan yang paling sulit dihapuskan dari pikiran manusia.  Dengan menyamarkan diri di balik nama-nama yang terhormat, prasangka memasuki segenap pelosok dunia tanpa dapat dideteksi.  Contess of Blessington bahkan mengajarkan bahwa “Prasangka adalah rantai yang dijalin oleh roh yang tidak mau tahu dan tidak mau belajar, sehingga memisahkan manusia satu dari yang lain.”

Sejarah manusia mendemosntrasikan bagaimana prasangka memisahkan satu bangsa dari bangsa yang lain, satu suku dari suku yang lain, dan satu ras dari ras yang lain.  Sejarah gereja mengungkapkan bagaimana prasangka memisahkan satu generasi dari generasi berikutnya, satu aliran dari aliran yang lain, dan satu gerakan dari gerakan yang lain.  Matius, lebih jelas lagi, menunjukkan bahwa prasangka bukan hanya memisahkan manusia dari sesamanya, tetapi juga memisahkan manusia dari Allah dan Firman serta Karya-Nya, sehingga pada akhirnya mereka yang penuh prasangka kepada Yesus kurang mengalami kuasa dan mujizat Tuhan.

Izinkanlah Roh Kudus mengangkat prasangka apa pun yang memisahkan kita dari sesama yang berbeda dengan kita.  Izinkanlah Roh Kudus mengangkat prasangka apa pun yang menghalangi Firman dan kuasa Allah bekerja di dalam dan melalui kehidupan kita.  Dunia ini memang penuh prasangka, tetapi orang percaya seharusnya bebas dari prasangka, sehingga Allah bebas ber-Firman dan ber-Karya di dalam hidupnya.

Jadilah seorang yang lebih mudah untuk percaya, sehingga mujizat Allah lebih banyak dinyatakan di dalam dan melalui pelayanan kita !

Artikel oleh: December 17, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Matthew (Renungan Alkitabiah dari Injil Matius)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda