GSJA Royal Jakarta

Itulah kata yang diucapkan oleh pdt. Petrus Ariandi, seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan gembala GSJA Royal yang telah digembalakannya lebih dari 15 tahun. Saya mengenalnya sebagai pdt. Ping Ping, sebutan nama kecilnya. Sejak saya mengenalnya dulu, ia masih tidak berubah juga. Semangat dan rendah hati, suka memikirkan orang lain, dan selalu menempatkan diri sebagai problem-solver (pemecah masalah).

Kini ia memimpin 800 orang dewasa dan anak-anak dalam gerejanya yang berukuran 8X30 m2 dengan tiga lantai di Gedong Panjang Jakarta Pusat. Gerejanya memiliki 35 komsel (KKA) yang sangat diminati oleh jemaatnya. Antusiasme jemaat mengikuti komsel telah menarik perhatian tim independen salah satu organisasi yang berkecimpung dalam bidang gereja sel untuk dijadikan studi.

“Sampai hari ini kami masih tinggal di pastori gereja … tapi Tuhan memberkati pelayanan kami dengan luar biasa. Tuhan baik dan mengherankan. Berkali-kali kami menerima mujizat Tuhan. Ajaib deh Tuhan Yesus!”. Tempat pelayanannya ini memang masuk gang sehingga sulit kendaraan parkir. Tetapi kesungguhan pelayanannya telah mengesankan hati banyak orang, terutama sekitar gerea sehingga orang tetap datang berbakti dan berada di bawah kepemimpinan rohaninya.

Pelayanannya telah dimulai dulu sebagai cabang dari GSJA Jembatan Hitam (sekarang Bandengan). GSJA Bandengan telah melahirkan lebih dari 7 GSJA lain yang berhasil di kota Jakarta, salah satunya adalah GSJA yang digembalakan oleh Pdt. Petrsu Ariandi. Ia terlibat di misi nasional

Ciri terkuat pdt. Petrus Ariandi adalah naluri pemuridannya. Ia punya satu obsesi kuat yaitu memperlengkapi jemaat, membangunnya dari dasar, dan mempercayakan mereka melayani. Segala kerja kerasnya membuahkan hasil yang hebat. Kini gereja GSJA Royal memiliki berbagai kegiatan yang sangat relevan untuk jemaatnya. Salah satu yang patut dijadikan contoh adalah bahwa dari sebuah gereja yang terletak di gang seperti GSJA Royal, ia menggerakkan jemaat untuk membantu 35 perintis dan hamba-hamba Tuhan baik desa maupun kota. Gerakan membantu misi dari GSJA tersebut sangat membanggakan.

“Gereja yang kuat seharusnya membantu gereja yang tidak kuat. Organisasi kita harus membuat terobosan untuk memperkuat yang lemah. Dalam kongres yang lalu, banyak hamba Tuhan menyuarakan pentingnya perhatian terhadap hamba-hamba Tuhan supaya mereka bisa berkahir pelayanan dengan baik juga,” ujarnya serius. Memang benar! Ia membuktikannya dari langkah sederhana yaitu membantu teman-teman hamba Tuhan di berbagai tempat. “Kami tidak punya uang banyak! Tetapi heran sekali bagaimana orang-orang dapat terbeban untuk membantu!”

“Pak Budi, memang terasa sangat beda jika gereja yang kita layani adalah gereja yang kita mulai. Ketika kita melihat anak-anak yang dulu kita layani kini menjadi pemimpin pemimpin gereja, itu mengharukan dan mengherankan. Ada perasaan yang sulit kita ucapkan bahwa mereka yang kita layani kini mulai menjadi orang-orang yang kuat dalam iman dan melayani Tuhan.”

Pdt. Petrus Ariandi juga giat dalam kegerakan kepriaan/CMN dan menjadi satu dari 3 pembicara CMN asal GSJA, puji Tuhan!

Artikel oleh: March 10, 2010  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Satu komentar

  1. erwin - March 22, 2010

    maju terussssssss

Tulis Komentar Anda