Keberanian Dari Roh Kudus

RK

“Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu”. (Kirah Para Rasul 4 : 29)

 

Dari pembacaan ini kita melihat adanya ketidaksenangan akan fenomena yang terjadi dalam kehidupan, di mana Yohanes dan Petrus sedang “melakukan pekerjaan pelayanannya”. Dan terbukti, bahwa hasil dari pengajaran mereka yakni di tempat dimana mereka menyampaikan berita tentang Yesus itu berbuah manis dengan jumlah 5000 orang yang percaya.  Dengan demikian, kepopuleran para Penguasa Bait Allah dan orang-orang Saduki merasa “tersaingi” oleh Yohanes dan Petrus. Dan hal itu dianggap oleh para Penguasa Bait Allah dan “sekutu”nya sebagai ancaman yang serius, yang pada akhirnya berdampak pada penangkapan Yohanes dan Petrus yang kemudian dihadapkan pada sidang Mahkamah Agama.

Apakah Yohanes dan Petrus merasa takut ketika berhadapan dengan para penguasa dan sekutunya? Ternyata tidak. Lalu apa yang menyebabkan para rasul “sedemikian beraninya” berhadapan dengan “para penentangnya”. Adakah kelebihan, kekuatan, kekayaan, kewibawaan duniawi yang mereka miliki? Ternyata, kepercayaan mereka yang sungguh pada apa yang mereka ajarkan dan penyerahan mereka pada kekuatan Roh Kudus yang memampukan dan memberi keberanian penuh kepada mereka. Dengan begitu, maka resiko dari apa yang mereka lakukan sama sekali tidak mereka pikirkan.

Lalu mengapa dalam kehidupan kita sangatlah “sulit” bagi kita untuk beriman seperti apa yang para rasul lakukan? Ada begitu banyak hal yang merintangi “kesungguhan” kita untuk bersandar pada Tuhan. Atau mungkin juga kita merasa bahwa pengajaran tentang menyandarkan diri pada Tuhan dan kuasa Roh Kudus adalah bahagian dari kehidupan “mimpi” yang ditawarkan untuk meninabobokan kita untuk menghadapi realita kehidupan yang serba kompleks ini. Padahal yang sesungguhnya adalah bahwa kehidupan menyandarkan diri pada Tuhan dan kuasa Roh Kudus adalah suatu hal yang sepatutnya hidup dan berakar dalam kehidupan kita. Tuhan kita bukan Tuhan yang mati, tapi Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup.  Setiap janji dan perbuatanNya adalah nyata dan dipercaya mampu membebaskan kita dari ketidakbenaran dunia ini.

 

Yakini hal itu, maka kita akan semakin berani menjalani hidup ini, bahkan berani menjadi saksi Kristus.

 

 

 

Artikel oleh: June 25, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Acts (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kisah Para Rasul)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda