APAKAH ADA BUKTINYA ?

Bukti

Kisah Para Rasul 11: 19-26

By: Pdt. Rudy Suwardi

 

Mengawali kotbah pagi ini, izinkan saya bertanya: “Berapa banyak di antara Bp/Ibu/Sdr yang hadir pagi ini mengaku sebagai jemaat GSJA CWS Rajawali?” Boleh angkat tangan? Ternyata mayoritas yang hadir dalam ibadah pagi ini adalah jemaat Rajawali. Saya lanjutkan dengan pertanyaan kedua: “Berapa banyak di antara Bp/Ibu/Sdr yang hadir pagi ini mengaku sebagai orang Kristen?”  Ternyata hampir seluruh jemaat yang hadir pagi ini juga mengaku orang Kristen. Selanjutnya izinkan saya bertanya lebih lanjut: “Apakah Bp/Ibu/Sdr mempunyai bukti, bahwa anda adalah memang orang Kristen?” Jawabannya ternyata bervariasi; ada yang menyebutkan buktinya adalah karena ia sudah lahir baru, ada yang mengajukan bukti bahwa ia sudah dibaptis atau buktinya adalah ia sudah mengenal Kristus.

Bp/Ibu pertanyaan saya itu saya pakai untuk memberi judul kotbah hari ini: APAKAH ADA BUKTINYA? Apakah anda mempunyai bukti bahwa Bp/Ibu/Sdr adalah orang Kristen.

Ada suatu kisah tentang seorang gadis kecil yang sedang mendengarkan kotbah dengan penuh perhatian dalam suatu ibadah. Ia mencoba untuk memahami kotbah hari itu tentang perlunya seseorang menjadi Kristen. Ia bersandar pada ibunya dan bertanya, “Mama, siapakah orang Krsiten Itu?”

Ibunya berbisik, “Orang Kristen adalah seseorang yang telah menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus, untuk mengikut Dia hari demi hari dan mencoba hidup seperti apa yang di-inginkan oleh Yesus. Itulah orang Kristen.” Gadis kecil itu merenung sejenak dan berkata, “Mama, apakah kita kenal dengan seorang Kristen? Bp/Ibu, pertanyaan gadis kecil itu sangat bagus.  “Mama, apakah kita kenal dengan seorang Kristen?”

Seringkali gambaran orang Kristen itu kabur. Dan kita juga mungkin bertanya-tanya, apakah kita benar-benar kenal dengan seorang Kristen yang sejati?

Tentu saja hal ini lebih membingungkan bagi orang-orang di luar sana, yang bukan Kristen dan tidak mempunyai latar belakang gereja. Mereka misalnya bertemu dengan banyak orang dalam suatu pertandingan sepak bola. Namun tidak ada sesuatupun yang dapat menjadi indikasi bahwa orang ini adalah orang Kristen sedangkan orang itu bukan orang Kristen.

Dalam pesta Natal di kantor misalnya, tidak ada perbedaan yang jelas antara orang Kristen dan non Kristen, kecuali kalau ada yang berpakaian muslim.

Di dunia dimana kita hidup dan bekerja setiap hari, banyak terjadi konflik pribadi, ada kebencian, kemarahan atau gossip. Lalu apakah kita bisa menemukan perbedaan yang jelas antara mereka yang mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus, yang menyebut dirinya Kristen, dan mereka yang tidak mengenal Kristus?

Tetapi kenyataannya adalah kadang-kadang anak-anak dunia adalah warga negara yang lebih baik daripada anak-anak Tuhan. Kadang-kadang anak-anak dunia memiliki rasa iba yang lebih besar kepada orang-orang yang kurang beruntung  dibandingkan anak-anak Tuhan. Kadang-kadang orang-orang yang belum percaya tampak lebih pemaaf, lebih baik hati, lebih manis sikapnya, lebih dewasa karakternya, dan bahkan tampak lebih sehat emosinya secara keseluruhan dibandingkan mereka yang menyebut dirinya orang Kristen.

Bp/Ibu sekalian, dari bacaan kita pagi ini, kita akan mempelajari lima bukti yang harus diperlihatkan oleh seseorang untuk membuktikan bahwa dirinya adalah orang Kristen.

1.   Orang Kristen Memperlihatkan Bukti Percaya

Kis 11: 21: “Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.”

Bp/Ibu, ada beberapa definisi tentang Kristen. Pertama, Kristen berarti: “seperti Kristus” atau “Kristus kecil.” Kedua, Kristen berarti “ada di pihak Kristus,” atau dengan kata lain, ada keterkaitan dengan Kristus. Namun kenyataannya membuat kita sedih karena banyak yang meng-klaim nama Yesus, namun ia sama sekali tidak memperlihatkan kualitas hidup seperti Kristus.

Mat 7:21 jelas menyatakan: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”  Tidaklah cukup jika kita cuma berkata bahwa kita adalah orang Kristen. Jika kita benar-benar mengaku telah dibeli dengan darah kristus, kita harus memperlihatkan buktinya.

Kis 11: 26 b mengatakan, “Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”  Pernyataan ini terdengar ironis mengingat kota Antiokhia adalah sebuah kota metropolitan penyembah berhala. Antiokhia adalah kota terbesar ketiga dalam Kekaisaran Romawi setelah kota Roma dan Alexandria.

Beberapa orang percaya yang telah mengalami penganiayaan setelah kematian Stephanus melarikan diri dan tiba di Antiokhia. Mereka tidak datang dengan diam-diam untuk bersembunyi, tetapi mereka bahkan datang untuk memberitakan Injil.  Ayat 19 dari bacaan kita menyatakan: “Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.”  Ayat 20 menambahkan: “Mereka juga memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.”

Mereka memperlihatkan bukti bahwa mereka percaya pada janji Kristus. Oleh karena itu mereka tidak mau menyerah. Mereka juga tidak mau berdiam diri meskipun penganiayaan datang. Mereka bahkan memandang penganiayaan sebagai suatu peluang untuk melakukan kegiatan misi, karena itu mereka memberitakan Kristus dalam perjalanan mereka.

Ketika Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, Abraham tidak bimbang meskipun tampak mustahil. Kej 15:6 mengatakan: “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

Banyak orang mengalami kesulitan untuk hidup sebagai orang benar atau hidup kudus karena mereka hidup dalam keraguan terhadap janji Tuhan. Rom 3:4 mengatakan: “Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong,”

Jika Bp/Ibu masih memiliki keraguan dan ketidak-percayaan, maka keraguan dan ketidak-percayaan-mu akan menjadi penghalang dalam menjalin hubungan dengan Tuhan.

Karena itu, Bp/Ibu, kalau anda mengaku Kristen, maka Bp/Ibu harus memperlihatkan bukti percaya.

2.   Orang Kristen Memperlihatkan Bukti Taat pada Firman Tuhan

Kis 11: 23b:  “Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.”

Kata “setia” pada ayat 23b tersebut adalah terjemahan dari istilah “cleave unto” dari  alkitab KJV yang juga dapat diterjemahkan sebagai “melekat” atau “taat.”

Kita kembali dihadapkan pada kenyataan yang menyedihkan bahwa banyak orang mengakui Kristus sebagai Tuhan namun hidup mereka bertentangan dengan Firman Tuhan.

Contohnya, banyak orang yang mengaku dirinya Kristen namun tidak rutin hadir dalam ibadah raya karena pekerjaannya mengharuskan ia masuk kerja pada akhir minggu sedangkan liburnya hanya bisa dipilih pada hari Senin sampai Kamis.

Orang tersebut memberi prioritas pada pekerjaannya dan menomor-duakan ibadah. Ia tidak taat pada Firman Tuhan yang tertulis dalam Mat 6:33 yang menyatakan: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Apabila ia taat pada Firman Tuhan, maka seharusnya ia tidak menerima pekerjaan itu tetapi hendaknya ia mencari pekerjaan lain.

Ada suatu kisah yang menggambarkan ketaatan pada Firman Tuhan tersebut. James L. Kraft adalah pendiri perusahaan keju Kraft Foods, dan ia juga seorang yang aktif melayani dengan jabatan Kepala Departemen Sekolah Minggu di salah satu gereja paling besar di dunia dari denominasi Southern Baptist Church.

Kraft bercerita bahwa ketika ia masih muda, ia mempunyai cita-cita untuk menjadi produsen dan sekaligus penjual keju yang paling terkenal di dunia. Ia membuat rencana untuk menjadi kaya dan terkenal dengan mulai membuat dan menjual keju sendiri. Ia memulainya sebagai seorang pemuda dengan menggunakan kereta yang ditarik oleh seekor kuda yang dinamai Paddy.

Setelah membuat keju, pemuda ini mengisi keretanya, lalu ia bersama kudanya Paddy menyusuri jalan-jalan di Chicago untuk menjual keju. Bulan berganti bulan, Kraft yang masih muda ini mulai putus asa karena bisnisnya tidak menghasilkan uang, meskipun ia sudah bekerja keras siang dan malam.

Pada suatu hari ia menarik kudanya ke tepi jalan, lalu ia berbicara kepada kudanya. Katanya, “Paddy, kelihatannya ada sesuatu yang salah. Kita tidak melakukannya dengan benar. Aku kuatir aku telah terbalik dalam membuat prioritas. Prioritas kita seharusnya bukanlah bisnis. Mungkin kita harus melayani Tuhan dan menempatkan Dia sebagai yang terutama dalam hidup kita.”

Kraft lalu pulang ke rumah dan berjanji kepada Tuhan bahwa untuk sisa hidupnya ia akan memberi prioritas melayani Tuhan, kemudian barulah bekerja sesuai pengarahan Tuhan. Bertahun-tahun kemudian James Kraft mengalami kesuksesan, dan ia membagi rahasia kesuksesannya. Ia berkata, “Aku lebih memilih menjadi pengerja di North Shore Baptist Church dari pada menjadi Direktur perusahaan keju terbesar di Amerika. Pekerjaan saya yang pertama adalah melayani Yesus.”

Bp/Ibu, Tuhan kita adalah Tuhan yang setia. Kalau kita taat pada Firman-Nya, ada berkat yang besar yang akan dicurahkannya dalam hidup kita. “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Bp/Ibu, bukti pertama yang harus diperlihatkan oleh orang Kristen adalah  “percaya.” Kemudian orang Kristen harus memperlihatkan bukti “taat pada Firman Tuhan.”  Dan selanjutnya ………

3.   Orang Kristen Memperlihatkan Bukti Dipenuhi Roh Kudus

Kis 11: 24: “Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.”

Ayat 24 menjelaskan tentang Barnabas, yang seperti Bp/Ibu ketahui, di kemudian hari menjadi rekan kerja Paulus dalam kegiatan misi. Alkitab mengatakan bahwa Barnabas penuh dengan Roh Kudus.

Bp/Ibu, sebagai orang Kristen, harus ada bukti yang nyata bahwa kita dipenuhi Roh Kudus. Pada ayat 16, Rasul Petrus mengulangi perkataan Yesus, ketika ia mengatakan: “Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Bagaimana kita tahu bahwa kita dipenuhi Roh Kudus? Alkitab menyatakan dalam Mat 7:20: “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”  Bp/Ibu, buah Roh adalah bukti bahwa seseorang dipenuhi Roh Kudus.

Dua minggu yang lalu kita merayakan hari Pencurahan Roh Kudus. Mereka yang mengalami kepenuhan Roh Kudus ditandai dengan bicara dalam bahasa Roh. Saya mendengar informasi bahwa pada ibadah doa puasa malam terakhir di Rajawali, hampir semua kaum remaja dipenuhi oleh Roh Kudus.

Bp/Ibu, berbahasa roh adalah salah satu bukti bahwa seseorang dipenuhi Roh Kudus. Namun bukti itu harus dilengkapi dengan adanya buah-buah roh seperti dinyatakan dalam Gal 5:22-23: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Sebagai orang Kristen, ciri-ciri tersebut harus nyata dalam hidup kita.  Jika ciri-ciri tersebut tidak dimanifestasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita harus memperhatikan  peringatan dari Rasul Paulus dalam 2 Kor 13:5, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”

4.   Orang Kristen Memperlihatkan Bukti Setia Melayani Tuhan

Kis 11: 24, 26: “(24) Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. (26) Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.”

Setelah Barnabas bertemu dengan Paulus, ia mengajak Paulus ke Antiokhia. Mereka bersama-sama bergabung dengan jemaat di sana dan melayani disana selama satu tahun. Pelayanan Barnabas dan Paulus merupakan contoh yang baik bagi kita.

Jika kita menyandang nama sebagai orang Kristen, maka kita  harus menjadi hamba-hamba yang setia kepada Kristus dan gereja-Nya.

1 Pet 4: 10 mengatakan, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”

Tuhan menciptakan kita untuk melayani Tuhan, dan hanya ada satu cara untuk melayani Dia yaitu dengan melayani sesama. Orang Kristen harus menyadari bahwa kasih karunia atau talenta yang diberikan kepada mereka bukanlah untuk kepentingan pribadi.

Anda mungkin memiliki talenta musik dan berkata bahwa anda memakai talenta itu karena anda senang bermain musi. Tentu saja motivasi itu salah. Tuhan tidak memberikan bakat music supaya anda senang menggunakannya. Tuhan memberikannya kepadamu supaya anda bisa menggunakannya untuk menjadi berkat bagi atauuntuk menghibur  orang lain.

Tuhan menciptakan kita semua berbeda supaya segala sesuatu di dunia ini dapat diselesaikan bersama.  Jika kita semua suka melakukan hal yang sama, maka pekerjaan pekerjaan  lainnya akan terbengkalai.

Anda adalah penatalayan dari kasih karunia yang diberikan kepada anda, dan Tuhan mengawasi apakah anda menggunakannya di bumi ini dengan efektif. Jika anda memakainya di bumi dengan efektif, maka Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar di Surga.

Apakah anda pernah berpikir, mengapa Tuhan menciptakan kita dan menempatkannya di bumi?  Mengapa Tuhan tidak langsung membawa kita  ke Surga? Mengapa Dia menempatkan kita di bumi selama kira-kira 80 – 90 tahun?

Tuhan menempatkan kita di bumi karena hidup kita adalah ujian, kepercayaan dan penugasan sementara. Tuhan mengawasi kita apakah kita setia menggunakan apa yang diberikanNya kepada kita di bumi ini untuk memberkati orang lain. Tuhan memberikan talenta atau kasih karunia kepada kita dan Dia mengawasi apakah kita setia menggunakannya.

5.   Orang Kristen Memperlihatkan Bukti Memberi Kesaksian Iman Mereka.

Kis 11: 19, 20, 23, 26: (19) Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. (20) Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. (23) Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, (26) Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Salah satu bukti nyata dari kehidupan Kristen yang setia adalah memberitakan Injil. Perhatikan bahwa semua ayat yang baru saja dibacakan menyatakan bahwa Firman Tuhan sedang diberitakan. Ayat (19): mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Ayat (20) mereka memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Ayat (23) Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, (26) Mereka  mengajar banyak orang.

Karena berbagai alasan, masih banyak orang yang malu untuk membicarakan tentang Tuhan. Mereka mungkin takut di olok-olok atau dikucilkan. Mereka mungkin takut menanggung akibat berupa sanksi dari Direktur atau Kepala Sekolah. Apapun alasannya, Iblis berada di belakang mereka semua. Tetapi Tuhan memberi perintah kepada kita untuk memberitakankan Injil.

Kata “Injil” artinya adalah “Kabar Baik.” Setiap orang ingin mendengar kabar baik, Tidak ada seorangpun yang berharap untuk mendengar sesuatu yang buruk terjadi. Lalu mengapa orang-orang begitu enggan untuk membagikan kan kabar baik? Alkitab dipenuhi dengan nasihat untuk memberitakan Injil.

Yesus sendiri memberikan Amanat Agung dalam Mat 28:19-20: “19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Mat 28:19-20 (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Rm 1:16 (versi mudah dibaca, 2006) mengatakan: “Aku tidak malu terhadap Kabar Baik. Kabar Baik adalah kuasa Allah yang digunakan untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya. Pertama-tama menyelamatkan orang Yahudi, kemudian orang yang bukan Yahudi.”

Jika Bp/Ibu tidak memberitakan Injil, maka anda membuktikan bahwa anda malu terhadap Injil. Yesus dengan jelas mengatakan dalam Mark 8:38: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”

Apakah Bp/Ibu mempunyai bukti bahwa Kristus ada dalam hidup anda? Jika anda mempunyai bukti bahwa Kristus ada dalam hidup anda, maka anda  pasti ingin untuk membagikan-Nya kepada sesama. Jika anda tidak mempunyai bukti bahwa Kristus ada dalam hidup anda, saya berani berkata bahwa anda belum beroleh keselamatan. Jangan malu karena Dia yang sudah memberikan hidup-Nya untuk anda. Dia mati untuk anda! Dia adalah Juru selamat pribadimu.

PENUTUP

Di penghujung kotbah ini, izinkan saya bertanya lagi:

Apakah anda orang Kristen?

Apakah anda mempunyai bukti, bahwa anda adalah memang orang Kristen?”

Saya meminta setiap pribadi yang hadir saat ini untuk melakukan introspeksi, apakah anda sudah memiliki bukti bahwa anda orang Kristen?

  1. Apakah anda Memperlihatkan Bukti Percaya?
  2. Apakah anda Memperlihatkan Taat pada Firman Tuhan
  3. Apakah anda Memperlihatkan Dipenuhi Roh Kudus
  4. Apakah anda Memperlihatkan Setia Melayani Tuhan
  5. Apakah anda Memperlihatkan Memberi Kesaksian Iman

Artikel oleh: June 1, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Acts (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kisah Para Rasul)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda