Percayalah Sungguh!

Perwira Romawi

“Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi”. (Yohanes 4 : 5)

 

Dalam kisah ini, seorang pejabat kerajaan datang menemui Yesus.  Ia kemungkinan besar adalah seorang pejabat Romawi yang mengawasi daerah Galilea. Menurut hukum Romawi, sebenarnya pegawai Romawi ini memiliki kewenangan atas Yesus karena Yesus tinggal di wilayahnya.  Walaupun dia adalah pejabat, namun dia tidaklah memerintah dengan menggunakan otoritasnya kepada Yesus, tetapi dia telah merendahkan diri dan datang kepada Yesus dan meminta pertolongan.  Ada banyak orang yang tidak datang kepada Yesus karena mereka harus merendahkan dirinya. Mereka harus mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukannya sendiri. Mereka harus mengakui bahwa mereka memiliki kebutuhan. Dan yang sulit bagi sebagian orang adalah jikalau harus datang kepada Yesus dengan rendah hati. Meminta tolong harus dilakukan dengan rendah hati dan bukan dengan nada memerintah atau sombong.

Apakah yang Yesus katakan ketika dia datang meminta pertolongan? Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.”  Pegawai Romawi ini tidak dengan mudahnya menerima jawaban dari Tuhan Yesus.  Dia menghadapi tantangan terhadap imannya, tetapi dia tidak putus asa. Dia malahan berkata kepada Yesus: ”Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Terkadang, waktu kita meminta kepada Allah, Tuhan tidaklah langsung menjawab permintaan kita.  Iman yang tidak bisa menghadapi tantangan bukanlah iman yang sejati. Janganlah langsung kecewa ketika doa kita belum dijawab oleh Tuhan. Kita harus terus berdoa dengan tekun tanpa henti, karena setiap orang yang meminta menerima dan yang mencari akan mendaoatkan dan setiap orang yang mengetok, maka baginya pintu dibukakan (Mat 7:7-8).

Bahkan, ketika Tuhan Yesus mengatakan kepada pegawai istana ini agar dia pulang dan bahwa anaknya hidup, Alkitab mengatakan bahwa orang itu percaya, lalu pergi. Sebelum ada bukti apapun, pegawai istana sudah percaya dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Jika kita hanya bisa percaya setelah ada bukti, maka kita tidaklah memiliki iman.  Iman adalah percaya walaupun buktinya belum ada.

 

Kita banyak tahu mengenai perkataan Yesus, namun kita terkadang sulit percaya kepada apa yang dikatakanNya.

 

Artikel oleh: April 13, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from John (Renungan Alkitabiah dari Injil Yohanes)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda