Hati Yang Suci

Hati

ā€œBerbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allahā€.Ā  (Matius 5 : 8)

 

Secara alamiah, manusia berpikiran atau berpendapatĀ  bahwa dengan mengejar dan mendapatkan materi itu adalah suatu kebahagiaan atau berkat, dan tidak jarang dari setiap kita menjadikan pencapaian materi menjadi tujuan hidup. Dengan menjadikan kebahagiaan materi sebagai tujuan hidup, menjadikan banyak orang terjerumus kepada cara-cara yang tidak baik untuk mendapatkan materi, sebagai contoh: merampok, mencuri, korupsi, menipu atau banyak hal yang dilakukan yang bertentangan dengan firman Tuhan.

Hanya bersama Yesus saja kita akan menemukan arti kebahagiaan hidup yang sejati! Khotbah di bukit yang dicatat dalam pasalĀ  ini, sesungguhnya berisi tentang Resep Hidup Bahagia yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Jadi kalau kita ingin mendapatkan kebahagiaan sejati dalam hidup ini, kita harus mengerti dan mempraktekkan dengan sungguh ajaran Yesus ini. Salah satu ucapan bahagia itu dicatat di ayat 8, yaitu ā€œBerbahagialah orang yang suci hatinya …ā€ Menurut Yesus, orang yang berbahagia adalah orang yang bersih dalam hatinya.Ā  Bersih di sini mengandung arti tulus, murni, tak tercemar atau tak dikotori.Ā  Kita memang selalu ingin tampak bersih dengan wajah yang tampil bersih, juga pakaian yang bersih. Namun, yang kelihatan itu adalah bagian luar. Sebab itu kita seringkali tidak mengingat tentang hati yang bersih, sebab hati ada di dalam dan tidak kelihatan, sedangkan kita lebih mengurusi hal-hal ā€œbagian luarā€ saja tanpa mempedulikan ā€œbagian dalamā€.Ā  Padahal betapa pentingnya kebersihan hati yang ada di dalam diri kita. Ā Apa faedah hati yang bersih? Tuhan Yesus berkata, ā€œBerbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allahā€ (ayat 8).

Kebahagiaan itu adalah ketika kita dimungkinkan untuk dapat bertemu dengan Allah. Syaratnya tidak banyak, cukuplah kalau kita datang dengan hati yang suci, polos, yang tulus dan yang bersih.Ā Yakni, suci menurut Allah bukan suci menurut manusia. Hati yang suci jangan sekali-kali dilihat dari sudut pandang manusia karena pasti akan keliru. Hati suci adalah pendapat Allah dan penilaian Allah sendiri. Manusia hanya berusaha mempersiapkan hati dan mengundang Tuhan untuk selalu mau hadir.

 

Hati yang bersih memungkinkan kita melihat Allah. Itulah kebahagiaan!

Artikel oleh: December 26, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Matthew (Renungan Alkitabiah dari Injil Matius)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda