Allah Yang Membaharui

Allah Yang Membaharui

“Ia membaharui Engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak sorai” (Zefanya 3 : 17b)

 

Zefanya adalah sebuah kitab yang berbicara tentang hari Tuhan yang membawa penghukuman atas dosa umat manusia. Hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak takut akan Allah. kehidupan spiritual yang sinkretis nampaknya menjadi titik pangkal dari semuanya ini. Ya, Yehuda hidup dengan hati mendua, di samping beribadah kepada Allah, mereka juga beribadah kepada para dewa. Pola hidup yang demikian membuat Allah murka. Namun toh Allah tetap menjanjikan pemulihan.

Belas kasihan Allah selalu melimpah atas umat-Nya. Bahkan murka Allah sekalipun tidak membuktikan hilangnya belas kasihan Allah. Seringkali Allah menyatakan murka-Nya karena kekudusan-Nya terusik. Pada waktu umat manusia mengusik kekudusan Allah, maka sesungguhnya manusia sedang melangkah pada kehancuran dirinya sendiri. Oleh sebab itu kalau Allah murka, maka murka yang ditunjukkan-Nya itu adalah demi kebaikan manusia itu sendiri.

Bangsa Israel telah hidup dalam sinkritisme. Mereka menyembah Allah, tetapi sekaligus menyembah para dewa jaman itu. Sikap ini sebenarnya merendahkan Allah dan merendahkan harkat manusia itu sendiri. Hal ini nampak dalam perilaku kehidupan mereka sehari-hari. Tidak ada keadilan di sana, karena sifat keadilan Allah sedang digadaikan. Para pemimpin pun hidup dalam keegoisan, karena kasih Allah dianggap sepi. Penghukuman pun dijatuhkan. Tapi bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk memulihkan. Pemulihan itu berarti Allah hadir kembali di tengah-tengah kehidupan umat-Nya. Israel akan dipulihkan untuk menjadi umat Allah kembali, umat yang beribadah kepada Allah, umat yang hidupnya berpusat kembali kepada Allah. Tidak lagi mendua hati.

Acapkali kita merindukan pemulihan jasmani atau materi. Pemulihan semacam ini tidak akan berdampak positif bila tidak didasarkan pada pemulihan rohani, pemulihan hubungan pribadi kita dengan Allah.

 

Marilah kita merindukan pemulihan hubungan pribadi kita dengan Allah terlebih dahulu dan biarlah sesama kita dapat melihat kehadiran Allah kembali di dalam kehidupan kita.

 

Artikel oleh: November 28, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Zephaniah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda