Janganlah Egois!

Janganlah Egois

“Maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya”

(Yunus 3 : 10b)

 

Yunus sudah tahu bahwa penduduk Niniwe akan bertobat dan Tuhan akan mengampuni mereka.  Yunus tahu bahwa Tuhan juga mengasihi penduduk Niniwe.  Padahal, Yunus sangat membenci Niniwe dan berharap Tuhan akan menghancurkan kota itu.  Kekesalan dan kemarahan Yunus sedemikian besar hingga dia merasa lebih baik mati daripada hidup.  Kebencian telah menguasai hati Yunus dan mengalahkan akalnya yang sehat.

Kekesalan dan kemarahan Yunus tidak pada tempatnya.  Karena itulah Tuhan menegurnya.  Namun, seperti kita tahu dari pasal-pasal sebelumnya, teguran lisan saja tidak cukup bagi Yunus.  Yunus, seorang nabi yang berani berbantah dengan Tuhan, harus diberi pelajaran melalui sebuah pengalaman.  Kali ini Tuhan menggunakan pohon jarak.  Yunus marah sewaktu pohon jarak itu mati mendadak dimakan ulat.  Yunus “sayang” kepada pohon jarak itu karena pohon itu telah memberinya naungan dari panas terik matahari.

Tuhan mengajak Yunus membandingkan rasa sayang Yunus terhadap pohon jarak itu dengan kasih Tuhan kepada orang-orang Niniwe.  Yunus bukanlah pencipta pohon jarak itu, sedangkan Tuhan adalah Pencipta semua manusia termasuk orang-orang Niniwe.  Yunus sayang kepada sebatang pohon jarak yang fana dan hidupnya sangat sementara, sedangkan Tuhan sayang kepada kota Niniwe yang di dalamnya terdapat seratus dua puluh ribu jiwa manusia.  Rasa sayang Yunus kepada pohon jarak itu bersifat egois (karena pohon itu memberi naungan kepadanya), sedangkan Tuhan tetap mengasihi orang-orang Niniwe meskipun mereka sesat (tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri).

Betapa sering kita bersikap seperti Yunus.  Kita berharap Tuhan juga membenci orang-orang yang kita benci.  Kita merasa kesal dan marah bila orang-orang yang kita benci justru mendapat kasih dan anugerah dari Tuhan.

 

Keegoisan membuat kita menjadi seorang koruptor kasih; kita mengurangi kasih Allah yang seharusnya kita salurkan kepada orang-orang di sekitar kita.

 

Artikel oleh: October 25, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Jonah (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yunus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda