Jangan Memberontak!

Jangan Memberontak

“Lalu kata Harun kepada Musa: “Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami” (Bilangan 12 : 11)

 

Dalam pembacaan ini dikisahkan bagaimana Miryam dan Harun memberontak kepada Musa.  Secara garis keluarga, Miryam adalah kakak dari Harun dan Musa, sedangkan Musa adalah yang paling kecil.  Tetapi di hadapan Tuhan, urutan otoritas adalah Musa, Harun dan Miryam.  Jadi Musa adalah pemegang otoritas tertinggi.  Karena tidak tunduk kepada otoritas, Miryam harus menanggung akibatnya, ia  “…kena kusta, putih seperti salju”, (Ay 10a).

Di zaman sekarang ini tidak mudah menemukan orang yang memiliki roh penundukan diri. Sebaliknya banyak orang yang memiliki roh pemberontakan.  Memberontak berarti tidak tunduk pada otoritas, di mana hal ini pasti akan menimbulkan konflik, baik itu konflik antar sesama anggota dalam sebuah keluarga, organisasi, masyarakat, atau bahkan suatu negara.  Hari ini firman Tuhan mengingatkan agar setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Kata taatilah dalam ayat nas di atas menurut teks aslinya berarti menyesuaikan, mengalah dan menaati.  Sedangkan kata tunduklah berarti tunduk kepada otoritas.

Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Tunduk kepada siapa?  Tunduk kepada Tuhan dan juga tunduk kepada pemimpin-pemimpin rohani kita.  Tidak sedikit orang Kristen yang tidak tunduk kepada pemimpin rohaninya, mereka malah suka membicarakan kelemahan dan kekurangan, serta meremehkannya.  Tanda bahwa di dalam diri seseorang ada Roh Kudus adalah adanya roh penundukan diri:  anak-anak tunduk kepada orangtua, isteri tunduk kepada suami, kita tunduk pada pemimpin rohani, pemimpin rohani kepada gembala dan seterusnya.  Musa, sebelumnya adalah seorang yang keras dan pemarah, tetapi setelah mengalami proses penundukan diri dari Tuhan di padang gurun Midian selama 40 tahun, menjadi  “seorang yang lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi.”  (Bilangan 12:3).

Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal penundukan diri;  Dia tunduk kepada kehendak Bapa-Nya, (Filipi 2:8).

 

Tanpa penundukan diri, di mata Tuhan kita bukanlah pribadi yang berkualitas!

 

Artikel oleh: January 24, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Number (Renungan Alkitab dari Kitab Bilangan)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda