Berpegang Pada Tuhan

Berpegang

 “Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia”. (Ulangan 8 : 6)

 

Kesusahan dan kemakmuran (kekayaan) merupakan bagian dari sekolah kehidupan manusia yang dapat saja menggoncangkan iman orang percaya.  Itulah yang terjadi dalam perjalanan hidup umat Israel.   Setelah meninggalkan Mesir, nenek moyang mereka harus melintasi padang gurun yang luas dan gersang, dimana mereka terancam oleh ular-ular ganas dan kalajengking dan berbagai kesusahan lainnya yang bisa saja terjadi.  Ketika ditimpa kesusahan dan penderitaan itu, pasti mereka bertanya-tanya dalam hati: “Jika Tuhan sungguh mengasihi kami mengapa Dia membiarkan kami mengalami kesusahan seperti ini?  Dimanakah Dia disaat-saat kesengsaraan harus kami hadapi?”

Bukankah juga pada saat-saat tertentu, bahkan saat yang tidak kita inginkan, kita diperhadapkan dengan kesusahan dan penderitaan?   Semestinya, kesusahan hidup jangan dianggap sebagai hukuman Allah bagi kita atau pun karena akibat dosa kita.  Pada saat-saat tertentu, sekalipun kita telah berusaha taat dan setia kepada-Nya, tetapi toch kita masih juga mengalami kesusahan.  Apakah karena Tuhan tidak sayang lagi kepada kita?  Tentunya bukan itu alasannya, tetapi Allah mengijinkan hal itu terjadi supaya kita semakin “naik kelas” dalam “Sekolah Anak Allah”.  Allah sering kali mengijinkan kesusahan itu harus kita hadapi supaya iman kita makin teruji.

Jika kita tidak hati-hati, maka kemakmuran dapat mengoncangkan iman kita.  Sejak dahulu sampai saat ini, ada banyak orang percaya yang jatuh imannya karena kemakmuran hidup.  Seringkali sifat bersandar kepada Tuhan diejek dalam dunia modern, dengan alasan bahwa iman itu menjadi pelarian orang-orang yang lemah.  Katanya, bahwa orang yang dinamis akan berusaha sendiri serta memikul tanggungjawab atas sukses atau kegagalannya.  Tetapi Alkitab dengan jelas menekankan bahwa iman kepada Tuhan tidak melumpuhkan tapi justru membangkitkan semangat dan dinamika hidup.  Hanya saja hendaknya orang yang telah mencapai kemakmuran itu harus menyadari dengan penuh kerendahan hati bahwa kesehatan dan kepintaran yang melandasi kesuksesan itu adalah karunia dari Tuhan.

 

Bertahanlah dalam setiap ujian kehidupan, entah kesusahan ataupun kemakmuran, dengan tetap berpegang pada kekuatan Allah.

 

Artikel oleh: September 5, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Deuteronomy (Renungan Alkitabiah dari Kitab Ulangan)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda