Baik, Walau Latar Belakang Buruk

Baik, Walau Latar Belakang Buruk

“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead” (Hakim-Hakim 11 : 1)

 

Masih ingat kriteria pertama dalam memilih pasangan hidup?  Ya, “bibit.”  Maksudnya apa?  Yang bersangkutan memiliki orang tua bahkan leluhur dengan reputasi yang jelas dan baik.  Mengapa itu perlu?  Kerena banyak yang percaya bahwa “buah pohon tidak pernah jatuh jauh dari pokoknya.”  Padahal, manusia tidaklah identik dengan pepohonan. Memang temperamen seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan, tetapi watak dan kepribadian setiap pribadi manusia itu dibentuk terutama oleh pilihan-pilihan yang dia buat.

Mengapa Yefta diusir?  Karena ibunya adalah seorang sundal (1-2). Akan tetapi, apakah secara mutlak Yefta juga menjadi pria sundal.  Tidak!  Pilihan-pilihan yang dia buat justru telah menghantarnya menjadi seorang pemimpin sekaligus penyelamat bagi segenap orang Gilead.

1).  Dia memilih untuk hidup mandiri.   Berbeda dengan Abimelekh yang tega membantai saudara-saudaranya sendiri untuk merebut kekuasaan, Yefta  memilih untuk memulai hidup baru yang mandiri (3).

2).  Dia memilih untuk mengampuni.  Ketika tua-tua Gilead yang telah mengusirnya datang untuk memohon pertolongannya karena terdesak oleh bani Amon, dia tidak memanfaatkannya untuk melampiaskan kebencian.  Dia memilih  untuk mengampuni dan memberikan pertolongan (4-9).

3). Dia memilih untuk meminta pimpinan Tuhan.  Walaupun semua orang mengakui dirinya sebagai “seorang pahlawan yang gagah perkasa” (1), namun dia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri.  Sejak dari awal ketika orang Gilead mengangkatnya menjadi kepala dan panglima mereka,  Yefta memilih untuk “menyerahkan segala perkaranya itu kepada Tuhan” (11).

Pribadi seperti Yefta, terlepas dari latar belakangnya, adalah bibit unggul yang layak untuk dipertimbangkan.

 

              Seorang percaya tidak dapat berbuat apa-apa terhadap latar belakang kehidupan leluhurnya, tetapi dia dapat berbuat banyak bagi masa depan pribadinya.

 

Artikel oleh: April 16, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Judges (Renungan Alkitab dari Kitab Hakim-Hakim)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda