Tetapkanlah Hatimu!

Tetapkanlah Hatimu

“Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.etelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal Tuhan ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel” (Hakim-Hakim 2 : 10)

 

Artur Rubinstein, seorang pianis, dan Michael Rubinsteins, seorang banker, suatu hari tinggal di Paris di satu blok yang sama.  Seringkali surat-surat dan telegram-telegram yang sebenarnya ditujukan kepada yang satu dikirimkan kepada yang lain.

Suatu hari, Michael datang kepada Artur dengan setumpuk telegram.  “Ini adalah untukmu,”  katanya, “Tolong ikut ke rumah saya dan katakan kepada istriku bahwa Louise dari Vienna, Ilsa dari Praque, Margareth dari Budapest, dll . . . adalah temanmu dan bukan temanku.”   Artur membuka laci mejanya dan mengeluarkan juga setumpuk telegram yang ditujukan kepada Michael.  “Saya akan menolongmu dengan senang hati.” katanya, “Asalkan, engkau menolong saya terlebih dahulu.  Katakan kepada istri saya bahwa lima juta lira di Bank Roma dan dua juta pounds di Bank Inggris adalah uangmu dan bukan uangku.”

Baru dua pribadi dengan dua nama keluarga yang sama saja sudah menimbulkan kebingungan.  Betapa terlebih besar kebingungan yang terjadi di dalam kehidupan generasi Israel setelah kematian generasi Yosua.  Mereka bolak-balik menaikkan doa pada satu kesempatan kepada ‘Tuhan Allah,’ di lain kesempatan kepada ‘allah lain’.  Dalam keadaan senang dan aman, mereka melupakan Tuhan Allah dan berpaling kepada allah lain.  Dalam keadaan susah dan terdesak, mereka berseru kepada Tuhan Allah.  Akan tetapi, setelah mendapat kelepasan, mereka kembali melupakan Tuhan Allah.  Tidaklah aneh,  jika “tangan Allah melawan mereka” dan “mendatangkan malapetaka kepada mereka” bahkan “menyerahkan mereka ke dalam tangan musuh mereka” (ay 14-15).

Jadi, betapa pentingnya bagi Saudara dan saya untuk menetapkan hati hanya kepada Tuhan Allah, lebih dari seorang pemudi kepada pujaan hatinya atau istri kepada suami tercinta.

Janganlah biarkan hatimu terus terombang-ambing seperti gelombang, tetapkanlah hatimu bertaut hanya kepada Allah seperti kokohnya batu karang.

 

Artikel oleh: April 4, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Judges (Renungan Alkitab dari Kitab Hakim-Hakim)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda