Hati Yang Hancur

Hati Yang Hancur

“Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa ini”(Lukas 18 : 13b)

Memberi hati yang hancur tidak gampang, sebenarnya lebih gampang membawa hati yang damai sejahtera, sukacita dan sebagainya. Ini mengakibatkan banyak orang yang berdusta kepada Tuhan tentang keadaannya, mengatakan bahwa dia baik damai padahal hatinya tidak demikian, atau juga dia sedang marah kepada Tuhan namun tidak berani jujur. Atau sebaliknya ada orang yang jujur tetapi dengan motivasi yang salah.

Dari ayat Firman Tuhan ini kita diajari agar jujur dengan motivasi yang juga benar. Tuhan tidak anti dosa, Tuhan tidak anti orang yang hancur hati, Tuhan juga tidak menghindari orang kotor, hina, najis dll. Namun Tuhan inginkan hati yang hancur. Dari bacaan diatas kita bisa melihat bahwa ada perbedaan antara orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi terkenal baik, rajin bahkan ketaatannya kepada Hukum Taurat teruji.  Firman ini mengisahkan orang Farisi yang sedang berdoa demikian: “Ya Allah aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku”.

Dari doa ini kita bisa menyimpulkan bahwa orang ini sangat saleh. Jangan-jangan orang seperti dia ini sangat langka di jaman modern ini, namun mengapa doa ini bermasalah? Karena Tuhan tahu hati dan motivasinya. Tuhan katakan “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Lain hanya dengan pemungut cukai. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”. Tuhan merespon lain terhadap orang ini dengan mengatakan : “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”  Tuhan rindukan kita mengatakan keadaan kita dengan jujur, dan dengan penyesalan atas dosa kita bukan ditutupi ataupun dikemas dengan kemasan yang “kudus”.

 Tuhan tahu hati kita dan dia memahami semuanya. Yang Dia mau adalah hati kita yang hancur ketika menghampiri tahta kudus-Nya.

 

Artikel oleh: March 19, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Luke (Renungan Alkitabiah dari Kitab Lukas)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda