Hidup Padahal Mati
āDan tuliskanlah kepada malaikat jemaatĀ di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau matiāĀ (Wahyu 3:1)
Dengan segala aktivitas dan kegiatan gereja di Sardis, bagaimana mungkin Tuhan berkata bahwa dia hidup, tetapi mati? Bukankah segala rutinitas dan ibadah berjalan seperti biasanya? Mengapa dikatakan āmatiā?Ā Ini teguran yang amat serius! Dan memang kenyataannya gereja dapat menjadi mati, meskipun kegiatan peribadahannya masih berlangsung dengan semarak.
Ada 3 hal yang menyebabkan gereja mati: Pertama, iman tanpa perbuatan. Ayat dua berkata, āBangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.āĀ Setiap orang yang bertobat dan dilahirkan kembali harus menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatannya itu ā menghasilkan buah yang berkenan kepada Tuhan dan menjadi terang bagi segala bangsa, (KPR 26:20; Mat 5:16; Kol 1:10).
Kedua, penyembahan tanpa kekudusan. Ayat empat berkata, āTetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.ā Pakaian putih berbicara mengenai kekudusan. Sebaliknya ada pakaian lain yang tercemar oleh keinginan-keinginan dosa (Yudas 1:23). Tidak peduli seberapa kuat jemaat Tuhan menyembah Tuhan, tanpa kekudusan semuanya itu seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Tuhan mau hatimu dahulu yang dibersihkan baru datang menyembah Tuhan.
Ketiga, kasih tanpa pengorbanan. Kembalilah pada Wahyu 2:4 mengenai kasih mula-mula. Tidak ada kasih yang tidak berkorban. Kalau Anda mengasihi Tuhan tidak sepatutnya Anda berpikir mengenai berkat apa yang akan Tuhan lemparkan dari surga kepada Anda, tetapi pikirkan apa yang dapat Anda lakukan bagi Dia. Selama kasih Anda tidak membara, maka dapat disangsikan apakah Anda mau berkorban sebagai ekspresi kasih Anda kepada-Nya?
Tidak semua orang yang duduk manis di bangku gereja adalah jemaat yang āhidupā. Seperti jemaat di Sardis, masih banyakĀ ditemukan jemaat yang hidup tapi mati.
Artikel oleh: Antonius Mulyanto February 3, 2014 Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Revelation (Renungan Alkitab dari Kitab Wahyu) Sebarkan
Tulis Komentar Anda