PANGGILAN BARU KE TINGKAT YANG LEBIH TINGGI

Lukas 5:1-11

Hidup Demi Kekakalan

Pdt. Rudy Suwardi

Kisah dalam bacaan kita pagi ini terjadi di danau Genesaret, atau disebut juga danau Tiberias atau danau Galilea. Kisah ini nyatanya adalah tentang panggilan Tuhan yang kedua kalinya terhadap para murid tersebut.

Yesus sebelumnya pernah memanggil empat orang nelayan tersebut, yaitu Andreas, Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk mengikut Dia. Panggilan pertama tersebut dapat kita baca dalam Mrk 1:16-20 (16) Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. (17) Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (18) Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 19) Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. (20) Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Selanjutnya dalam Mrk 1:21-39, kita mengetahui bahwa mereka telah melakukan perjalanan bersama Yesus dan melihat banyak mukjizat di Kapernaum dan Galilea, tetapi kemudian mereka pulang kembali ke dalam bisnis perikanan mereka.

Kini tibalah saatnya untuk meningkatkan komitmen dan keterlibatan mereka.

Kembali ke bacaan kita, Luk 5:1-3 : (1) Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. (2) Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. (3) Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Kotbah dan pengajaran Yesus telah menarik kerumunan-kerumunan orang yang sangat besar. Dan pada hari itu, kerumunan orang sedemikian besarnya, sehingga ia terdesak sampai ke pantai. Maka Yesus memutuskan untuk mengajar mereka dari perahu dan menjadikan pantai seperti sebuah ampi-teater atau suatu teater di ruang terbuka. Yesus naik ke atas sebuah perahu dan meminta pemiliknya untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai, supaya orang-orang bisa melihat dan mendengarkan Dia. Setelah Yesus selesai mengajar Ia memberi perintah kepada para penjala itu agar menebar jala mereka untuk menangkap ikan.

Marilah bersama saya, kita pelajari tiga prinsip dari panggilan baru ke tingkat yang  lebih tinggi.

 

 

  1. 1.   PANGGILAN BARU MENUNTUT KOMITMEN YANG LEBIH BESAR (Ayat 4-7)

Ayat 4: Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”

Simon sedang mencuci dan memperbaiki jalanya, sambil mendengarkan apa yang diajarkan oleh Yesus. Ia mempunyai tugas dan tanggung jawab lainnya untuk dilaksanakan. Ia harus menjala ikan untuk menghidupi keluarganya. Panggilan Yesus kepada Simon untuk menerbarkan jalanya ke tempat yang lebih dalam adalah suatu analogi tentang apa yang Tuhan ingin lakukan dalam kehidupan Simon. Yesus akan membawa Simon Petrus ke dalam komitmen yang lebih dalam dan lebih pribadi kepada Tuhan.

Bp/Ibu, ketika kita mendengar panggilan untuk menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam, kita cenderung meng-kompromi-kan ketaatan kita dengan berbagai cara.

  • Kita cenderung mendengarkan perkataan teman-teman kita dibandingkan dengan apa yang dikatakan Tuhan.

Tidak diragukan lagi, teman-teman Simon Petrus,  yaitu para mantan nelayan yang juga mendengar apa yang diperintahkan Yesus, akan memberi saran, “Petrus, jangan lakukan hal itu. Semua jala sudah engkau cuci dan engkau simpan. Jika engkau menebarkannya lagi, engkau harus membersihkannya lagi.”

Jika Bp/Ibu juga mendengar saran dari teman-teman, mereka mungkin akan berkata, “Tentu saja engkau boleh pergi ke gereja jika engkau mau, tetapi tidak perlu bersikap fanatik, kan?”

  • Kita juga cenderung untuk mengikuti pengalaman kita daripada apa yang dikatakan Tuhan.

Tuhan menyuruh Petrus untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pengalamannya dalam menangkap ikan. Menurut segala sesuatu yang diketahuinya tentang menangkap ikan, dan lagi pula ia adalah seorang ahli, ia tidak yakin bahwa apa yang dikatakan Yesus akan berhasil.

Cara menangkap ikan yang paling baik di danau Galilea adalah pada malam hari di lokasi yang dekat dengan pantai. Tetapi kali ini Yesus menyuruh dia untuk menebarkan jala ke tempat yang dalam pada tengah hari. Permintaan Yesus itu adalah masalah yang besar bagi Petrus. Yesus meminta Petrus untuk percaya pada perkataan-Nya.

Pada dasarnya Yesus meminta Petrus unyuk mencoba lagi meskipun Petrus pernah gagal melakukannya pada masa yang lalu. Tentu saja hal ini akan menjadi pelajaran yang penting bagi Petrus pada masa yang akan datang; jangan membiarkan kegagalan masa lalu menjadi penghalang untuk melayani Tuhan.

Tuhan mungkin meminta Bp/Ibu untuk mencoba lagi meskipun Bp/Ibu telah gagal pada masa yang lalu. Apakah Bp/Ibu akan membiarkan kegagalan pada masa yang lalu menghalangi Bp/Ibu untuk mengikut Tuhan?

  • Kita cenderung terpengaruh oleh keadaan kita, bukan mengikuti apa yang dikatakan Tuhan.

Ayat 5 mengungkapkan jawaban Simon: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”

Dengan jawaban tersebut, Simon ingin mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sangat lelah. Mereka tidak tidur sepanjang malam dan mereka telah bekerja sepanjang malam. Keadaan tadi malam memberikan indikasi bahwa penangkapan berikutnya tidak akan menghasilkan.

Tetapi Yesus meminta mereka untuk mengambil jala yang baru dibersihkan dan menebarkannya ke air yang dalam. Artinya mereka akan mengulangi proses yang berat menebarkan jala dan menariknya lagi. Tetapi mereka perlu belajar bahwa ketaatan kepada Yesus tidak boleh tergantung pada keadaan.

Apakah Bp/Ibu akan mengijinkan keadaan mendikte ketaatan anda?

  • Kita cenderung dipengaruhi oleh rasa takut, bukan oleh apa yang dikatakan Tuhan.

Hambatan paling besar yang kita hadapi dalam hidup ini adalah katakutan kita sendiri. Takut akan ketidakmampuan, takut akan kegagalan. Bp/Ibu akan mengalami kerugian yang sangat besar jika anda tidak mengatasi rasa takut dalam mengikut Kristus. Ketakutan apa yang saat ini menghalangi Bp/Ibu untuk melakukan sesuatu buat Tuhan?

Dalam jawabannya,  Petrus mengungkapkan rasa hormatnya ketika ia memanggil Yesus dengan panggilan “Guru”. Petrus memperlihatkan kasih dan penghormatannya kepada Kristus.

Dengan cara bagaimanakah Yesus membawa kita dari posisi kita saat ini ke tempat yang diinginkan Tuhan? Dengan cara mendorong kita.

Melakukan segala sesuatu dengan cara kita selama ini mungkin telah membuat kita merasa hampa. Kini sudah saatnya untuk memberikan kesempatan kepada Tuhan.

Mungkin pengetahuan dan keahlian Bp/Ibu telah menghasilkan kegagalan. Bp/Ibu perlu melakukannya dengan cara Tuhan.

Mungkin hari ini adalah saat yang tepat bagi Bp/Ibu untuk taat kepada Tuhan dan mencoba untuk melakukan cara Tuhan, meskipun Bp/Ibu tidak mengerti kemana, mengapa atau bagaimana semuanya akan berjalan.

Saya menyadari bahwa menebarkan jala ke air yang dalam memang menakutkan dan tidak biasa dilakukan, tetapi ada berkat Tuhan disitu.

Hasil dari ketaatan dituliskan dalam ayat 6-7: “(6) Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (7) Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Setelah mereka memperoleh tangkapan, dua perahu, masing-masing 2 meter lebarnya dan 8 meter panjangnya, menjadi penuh dengan ikan sehingga hampir tenggelam. Beberapa ton ikan ditarik ke tepi pantai pada hari itu di tengah-tengah teriakan kerumunan orang yang kegirangan.

Panggilan yang baru bukan hanya menuntut komitmen yang lebih besar, tetapi juga,

  1. 2.   PANGGILAN BARU ADALAH UNDANGAN UNTUK MEMBINA KEAKRABAN YANG LEBIH INTIM (Ayat 8)

Kita melihat dampak dari peristiwa itu terhadap Petrus pada ayat 8: Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”

Pada awalnya, permintaan Petrus tampak aneh. Petrus meminta Yesus untuk pergi. Tetapi kita harus memahami keadaan itu dari sudut apa yang sudah terjadi. Pengungkapan kuasa dan kemuliaan Tuhan telah menimbulkan perasaan berdosa yang tiba-tiba pada diri Petrus. Petrus tidak bersungguh-sungguh mengusir Yesus, ia hanya diliputi oleh perasaan tidak layak. Ketika ia memanggil Yesus “Tuhan”, panggilan itu sangat berbeda dengan panggilan yang dipakainya pada ayat 5, yaitu “Guru”.

Reaksi Petrus adalah sama seperti reaksi banyak orang di dalam Alkitab ketika berhadapan muka dengan Tuhan.

Ketika nabi Yesaya melihat Tuhan duduk di atas tahta-Nya yang tinggi dan menjulang, ia berkata “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, ………..”  (Yes 6:1,5).

Ayub mempunyai pengalaman yang sama.  Pada Kitab Ayub 42:5-6, ia berkata: (5) Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (6) Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”

Yohanes menuliskan pengalamannya dalam Kitab Wahyu 1:17 “Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati …………..”

Ketika pertama kalinya diperkenalkan pada kuasa dan keagungan Tuhan, kita sepenuhnya sadar akan dosa diri kita sendiri, dan tidak tahu apa yang akan dilakukan, bahkan berusaha lari dari hadirat-Nya, karena kita merasa tidak layak berada di tempat itu.

Simon meminta Yesus untuk meninggalkannya, bukan karena ia tidak mau berada di hadirat Tuhan tetapi karena ia merasa tidak berharga sehingga merasa tidak layak berada disitu.

Namun ketika pengalaman kita lebih mendalam, dan kita mendapat pengetahuan bahwa hanya di dalam Kristus kita mendapat pengampunan atas dosa-dosa kita, maka kesadaran akan dosa-dosa kita mendorong kita untuk mendekat kepada-Nya.

Izinkan saya memberikan ilustrasi dari kehidupan Petrus.

Menurut Kitab Yohanes ps 21, setelah Kebangkitan Yesus, Petrus sangat menyesal karena telah menyangkali Kristus. Ia pulang kembali ke Galilea dan memutuskan untuk kembali menangkap ikan. Ia dan kawan-kawannya menangkap ikan sepanjang malam tanpa hasil.

Pada ayat 4-7 kita membaca: (4) Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. (5) Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” (6) Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. (7) Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Petrus berdiri di hadapan Yesus, air menetes dari janggutnya, dan ia kehabisan nafas karena ia berenang ke pantai. Petrus mendekat kepada Yesus karena ia tahu siapa dirinya; ia seorang yang lemah dan berdosa, dan ia sangat tahu sekarang siapa Yesus sebenarnya.

Panggilan baru bukan hanya sebuah undangan untuk membina keakraban yang lebih intim, tetapi

  1. 3.   PANGGILAN BARU ADALAH PANGGILAN UNTUK GAYA HIDUP YANG BARU (Ayat 9-11)

 

(9) Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; (10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (11) Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

 

Setiap mukjizat ada maksudnya; demikian juga dalam kisah ini. Petrus sekarang melihat Yesus dengan pandangan yang baru. Yesus adalah Tuhan sedangkan dirinya adalah orang berdosa. Petrus menyadari bahwa ia sudah berdosa karena enggan untuk  taat kepada perintah Tuhan untuk menebarkan jala.

 

Petrus baru saja mengaku bahwa ia adalah seorang yang berdosa dan mengakui kebesaran Tuhan. Yesus menanggapinya pada ayat 10b dengan suatu perintah: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”

 

Karena itu Petrus menghela perahunya ke darat, meninggalkan hasil tangkapan yang paling besar dalam hidupnya, lalu mengikut Yesus.

 

Istilah “mengikut” menunjukkan adanya kedekatan atau kasih yang paling mendalam.

 

Tanggapan Petrus yang “meninggalkan segala sesuatu” menimbulkan pertanyaan. Apakah semua murid Kristus harus meninggalkan pekerjaannya untuk melayani Yesus?  Apakah panggilan Tuhan kepada semua orang percaya sama seperti panggilan kepada Petrus?

 

Jawaban atas pertanyaan tersebut berkembang dalam sejarah gereja. Surat-Surat dalam perjanjian baru memperlihatkan, bahwa tidak semua orang mendapat panggilan untuk pelayanan “full-time”.  Paulus sendiri masih tetap bekerja sebagai pembuat tenda sambil melayani.

 

Elemen yang penting adalah bahwa panggilan untuk berjalan bersama Yesus harus menjadi prioritas, sehingga kita siap untuk menjadi apapun atau pergi kemanapun sesuai panggilan Tuhan.

Untuk beberapa orang, seperti misalnya orang Gerasa yang disembuhkan dari kerasukan setan, panggilannya adalah untuk tinggal di rumah dan bersaksi bagi Yesus.

Mari kita lihat Luk 8:38-39 (38) Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, kata-Nya: (39) “Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.

Bagi yang lain, panggilan itu dapat berarti tugas misi ke suatu tempat tertentu, atau tugas misi di tempat kerjanya sehari-hari atau anggota misi dari gereja. Misinya adalah “menjala manusia”. Kadang-kadang tempat pekerjaan kita adalah tempat terbaik untuk menemukan ikan.

 

Penutup

Siang ini Tuhan datang kepada Bp/Ibu, pribadi lepas pribadi.  Yesus  memanggil nama setiap orang yang hadir disini. Bp/Ibu tentu tahu, bahwa Yesus menginginkan anda, bukan hanya seseorang, tetapi anda pribadi. Yesus memanggil anda untuk suatu tugas yang besar. Yesus mengundang anda untuk bergabung dengan Dia dalam suatu misi yang penuh kuasa ke dalam suatu dunia yang hilang.

Apakah Bp/Ibu mau menanggapi panggilan ini?

 

(Kotbah oleh Rudy Suwardi di GSJA CWS Rajawali pada Kebaktian 2  tanggal 15 Desember 2013)

Artikel oleh: December 21, 2013   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda