Pelihara Kekudusan

“Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka. (Yeremia 7 : 26)

Plihara Kekudusan

          Allah memerintahkan Yeremia untuk menyampaikan seruan pertobatan kepada bangsa Israel. Mereka harus bertobat dari pola kehidupan yang kacau dan berantakan. Hidup mereka mempunyai dua sisi yang tak terpisahkan. Sisi pertama adalah hidup  beribadah kepada Allah dengan datang ke bait-Nya. Sisi kedua adalah hidup melakukan ketidakadilan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, perzinahan, dan penyembahan berhala (3, 5-10).  Pola hidup demikian didasarkan pada keyakinan bahwa bait Allah adalah lambang kehadiran Allah, dan datang ke bait-Nya memberikan jaminan bahwa Allah tetap bersama dan memelihara mereka, tidak peduli apa pun dosa-dosa yang telah mereka lakukan (10). Bangsa Yehuda bukan lagi beriman kepada Allah yang berpribadi ketika mereka menjalankan ibadahnya, namun  mereka beriman kepada sistem, simbol-simbol, tradisi, maupun tata cara ibadah mereka sendiri (8-10). Bagi kelangsungan hidupnya mereka mengandalkan dan bergantung kepada sistem dan tata cara  ibadah yang dibuat oleh manusia. Relasi telah diganti dengan sistem dan seremoni manusia.

Apakah Allah suka?  Sesungguhnya Allah menentang itu semua!  Bukankah Silo dimana Tabut Perjanjian Allah ditempatkan juga sudah dihancurkan dan Tabut Perjanjian Allah dirampas oleh orang Filistin? Karena bangsa Israel mengira bahwa dengan adanya Tabut Perjanjian maka hidup mereka akan tetap penuh damai sejahtera, walaupun hidup mereka telah menyimpang dari firman-Nya.

Apa artinya bagi kita orang Kristen?  Hanya dengan menjadikan diri kita beragama Kristen saja tidak cukup. Allah menuntut kekudusan hidup bukan sekadar hidup beragama. Kekristenan tanpa kekudusan adalah sia-sia. Kekristenan yang demikian hanya akan mendatangkan penghukuman Allah. Namun kesalahan ini sering terjadi di dalam gereja Tuhan. Kita sering menyangka bahwa dengan sibuk melayani Tuhan, bahkan rajin ke gereja akan membebaskannya dari tanggung jawab moral. Itu pemahaman yang keliru. Kristen harus memaparkan kebenaran. Namun pemaparan kebenaran tanpa kekudusan adalah penghujatan dan pelecehan kepada Allah yang Maha Kudus.

 

Yang terpenting adalah: Tetap memelihara kekudusan hidup kita!

 

Artikel oleh: December 7, 2013   Kategori : Biblical Devotion from Jeremiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yeremia)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda