Apakah Yang Ada di Tanganmu Itu

Keluaran 4: 1 – 20

Seorang Profesor Ateis, pada suatu hari berkata di depan kelasnya, ia akan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Sambil menunjuk ke langit-langit ia berseru: “Tuhan, jika Engkau ada, coba berikan bukti kepada kami dengan mengetuk langit-langit ini. Aku beri waktu 15 menit!” Ruang kuliah terasa sunyi. Jika ada sebuah jarum jatuh, Sdr akan bisa mendengarnya. Sepuluh menit berlalu. Sekali lagi sang profesor menantang Tuhan dengan berkata, “Aku di sini, Tuhan, Aku masih menunggu.” Sang profesor tersenyum kepada para mahasiswa yang hadir sambil menghitung detik-detik terakhir.

Di baris belakang, seorang mahasiswa melihat keliling kelas lalu berdiri dengan diam-diam. Badannya besar, ia adalah seorang anggota Marinir / Angkatan Laut yang mendapat tugas belajar dan baru terdaftar di kelas itu. Anggota Marinir itu berjalan ke depan kelas tanpa berkata sepatah katapun. Ia mendekati sang dosen, ia mundur selangkah, lalu dengan sekuat tenaganya ia memukul sang profesor, hingga terguling dari kursinya.

Sang profesor tergeletak di lantai! Para mahasiswa terkejut. Anggota Marinir itu lalu mengambil  tempat duduk di baris depan, dan duduk dengan tenang. Sang profesor bangkit berdiri, ia menatap anggota Angkatan Laut itu dan bertanya, “Ada apa denganmu? Mengapa kamu memukul aku?” Anggota Marinir itu menjawab. “Tuhan memberi tugas kepadaku untuk memberitahukan kepadamu bahwa Dia sedang sibuk, karena itu Dia mengirim aku!”

Sdr, Tuhan juga memberi tugas kepada Sdr, meski mungkin bukan tugas yang sama seperti  Anggota Marinir itu. Tuhan ingin agar Sdr membuat komitmen untuk terlibat di dalam pekerjaan-Nya.

Sebagian dari Sdr yang hadir pagi ini memang sudah masuk dalam pelayanan, baik di Rajawali ataupun di tempat lain. Saudara-saudara yang sudah terlibat dalam pekerjaan Tuhan adalah orang-orang yang sudah bersungguh-sungguh menggunakan talenta atau karunia Saudara untuk melayani Tuhan.

Komitmen Sdr untuk terlibat dalam pelayanan sungguh sangat membanggakan, karena

  1. Sdr sudah tahu bahwa Sdr adalah bagian tubuh tertentu dari Tubuh Kristus. Sdr sudah membuat komitmen untuk melakukan fungsi Sdr dan memberi manfaat bagi bagian tubuh Kristus lainnya, atau
  2. Sdr mungkin tidak terlalu yakin akan peran Sdr yang sesungguhnya, tetapi Sdr tetap berusaha untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan.

Saya ingin mendorong Sdr yang sudah terlibat dalam pelayanan untuk memperbaharui komitmen Sdr dalam melayani Tuhan agar lebih bersemangat pada tahun 2013 ini. Yakinlah bahwa sekecil apapun peran Sdr, peran itu sangat penting dalam keseluruhan pekerjaan Tuhan di bumi ini.

Bagi yang belum terlibat dalam pelayanan, jadikan tahun 2013 ini sebagai tahun awal keterlibatan Sdr dalam pekerjaan Tuhan.
Untuk mengevaluasi peran Sdr dalam pelayanan, saya dapat membagi Sdr yang hadir saat ini kedalam tiga kelompok.

  1. Kelompok yang ragu-ragu.
    Orang-orang yang termasuk kedalam kelompok ini adalah orang-orang yang belum mau melayani. Sdr mungkin ragu tentang apa yang dapat Sdr berikan atau Sdr ragu tentang apa yang dapat Sdr perbuat. Apabila Sdr termasuk dalam kelompok ini, dengarlah hari ini bahwa Tuhan mempunyai pesan untuk Sdr.
  2. Kelompok orang-orang yang kuatir atau bingung.
    Orang-orang dalam kelompok ini sudah memutuskan untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan pada tahun ini, tetapi Sdr masih bingung bagaimana harus menjalankan peran Sdr dalam pelayanan.
  3. Kelompok orang-orang yang nyaman.
    Orang-orang dalam kelompok ini sudah menjalankan perannya secara rutin. Sdr memiliki kecakapan dan pengalaman untuk menjalankan tugas Sdr dengan nyaman. Sdr tidak perlu berpikir terlalu banyak dan karena itu Sdr tidak lagi bergantung kepada Tuhan karena sudah terbiasa menjalankan tugas Sdr. Jika Sdr termasuk dalam kelompok ini, dengarlah Tuhan juga punya sesuatu untuk Sdr.

Hari ini kita akan belajar dari Musa tentang pelayanan.

Apabila Sdr mendengar nama Musa, Sdr akan berpikir tentang seorang pemimpin besar, seorang hamba Tuhan yang setia. Ia mendapat tugas besar dan ia memang seorang pemimpin yang hebat. Tetapi pada mulanya, Musa seperti Sdr sekalian, ia juga tidak mau terlibat dalam rencana besar Tuhan. Kita semua tahu tentang kisah semak yang menyala dan alasan-alasan yang diajukan oleh Musa di hadapan Tuhan. Musa mengajukan 4 alasan dan Tuhan menanggapinya dengan memberikan 4 jawaban.

  1. Alasan penolakan Musa yang pertama:  “Siapakah aku ini?”
    Jawab Tuhan: “Tidak menjadi masalah, siapakah engkau ini. Yang lebih penting adalah Siapakah Aku ini dan Aku akan menyertai engkau.”
    Kel 3:11-12 (11) Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (12) Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
  2. Alasan penolakan Musa yang kedua : “Aku tidak tahu harus berkata apa”
    Jawab Tuhan: “Aku akan memberitahukan kepadamu.”
    Kel 3:13-14 “(13) Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus ku jawab kepada mereka?” (14) Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
  3. Alasan penolakan Musa yang ketiga: “Mereka tidak mendengarkan perkataanku.”
    Jawab Tuhan: “Kuasa-Ku akan bekerja melalui engkau.”
    Kel 4:1 Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?”
  4. Alasan Musa yang keempat: “Aku tidak pandai bicara.”
    Jawab Tuhan: “Aku akan berbicara melalui engkau.”
    Kel 4:10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”

Apakah Sdr mengajukan banyak alasan seperti Musa? Baiklah, Tuhan juga mempunyai jawaban-jawaban yang sama untuk Sdr. Musa pada awalnya adalah orang yang ragu-ragu. Pada awal pelayanan-nya ia tentu saja merasa bingung.

Pagi ini kita tidak akan membahas tentang semua alasan-alasan tersebut, tetapi kita akan mengarahkan perhatian pada satu pertanyaan yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa di tengah-tengah berbagai alasan penolakan yang diajukan oleh Musa.

Di tengah-tengah dialog, setelah alasan ketiga yang diajukan Musa, Tuhan mengajukan pertanyaan yang sederhana kepada Musa pada ayat 2:  “APAKAH YANG DI TANGANMU ITU?”

Jawab Musa: “TONGKAT.”

Ketika menjawab alasan penolakan Musa yang pertama, Tuhan berjanji akan menyertai Musa. Dan ketika menjawab alasan penolakan Musa yang kedua, Tuhan berjanji akan menolong Musa dengan jalan memberitahu. Tetapi Musa masih belum yakin. Ia masih saja ragu-ragu dan ia ragu apakah Tuhan memiliki kecakapan dan kemampuan untuk melaksanakan semuanya. Karena itu ia berkata: Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?”

Atas pertanyaan tersebut, Tuhan bertanya ……… “APAKAH YANG DI TANGANMU ITU?”

Bagi Musa, tongkatnya bukanlah sesuatu yang istimewa. Tongkat itu adalah tongkat untuk berjalan, tongkat untuk dijadikan senjata mengusir serigala dan tongkat untuk memimpin domba-dombanya. Bagi Musa tongkat itu hanyalah sebuah tongkat. Tongkat itu tidak membuat Musa menjadi seorang yang unik atau istimewa. Tetapi bagi Tuhan tongkat itu adalah sebuah potensi yang belum dimanfaatkan, jika tongkat itu diserahkan kepada-Nya untuk pelayanan.

Apa yang terjadi? Marilah kita membacanya dalam ayat 3-5:
(3) Firman TUHAN: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. (4) Tetapi firman TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya” –Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya (5) –“supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu.”

Saya akan menyampaikan 3 buah pengamatan dari perikop bacaan kita hari ini untuk membekali Sdr masuk dalam pelayanan pada tahun 2013 ini.

1. Apa yang tidak berarti menurut manusia, akan menjadi berarti oleh Tuhan

Di tangan Musa sebatang kayu itu hanyalah sebuah tongkat. Tetapi di tangan Tuhan tongkat itu akan menjadi apapun yang disukai Tuhan. Dan hal itu sudah terbukti. Tongkat itu digunakan: …..

  • Untuk menghadapi ahli-ahli sihir di istana Firaun (7:12)
  • Untuk mengubah air di Mesir menjadi darah (7:17-20)
  • Untuk mendatangkan katak  ke tanah Mesir (8:5)
  • Untuk mengubah debu di seluruh Mesir menjadi nyamuk (8:16)
  • Untuk mendatangkan guruh dan hujan es di seluruh tanah Mesir (9:23)
  • Untuk mendatangkan angin timur yang membawa belalang (10:13)
  • Untuk membelah air Laut Merah (14:16)
  • Untuk membuat kering dasar Laut Merah agar bangsa Israel bisa menyeberang
  • Untuk menyatukan kembali air Laut Merah yang sudah terbelah ketika pasukan Firaun menyeberang
  • Untuk mengeluarkan air dari gunung batu di Horeb untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Kel 17:6)
  • Untuk membawa kemenangan bagi bangsa Israel ketika melawan bangsa Amalek (17:9)Sdr, cobalah renungkan; bagi Musa “HANYA SEBUAH TONGKAT.”

Pikirkanlah, Apakah yang di tangan-mu yang dapat dipakai oleh Tuhan? Kita dapat melihat banyak sekali contoh-contoh dimana orang tidak berpikir bahwa mereka memiliki sesuatu yang dapat dipersembahkan, tetapi Tuhan memakai apa yang mereka punya secara luar biasa.

  • Yang dimiliki Yokebed di tangannya hanyalah pandan, tetapi ia menganyam pandan itu menjadi sebuah keranjang untuk melindungi Musa. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Yang ada di tangan Miryam hanyalah sebuah rebana, tetapi ia memakainya untuk memimpin orang-orang Israel merayakan kesetiaan Tuhan. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Hana memegang seorang anak kecil di tangannya, tetapi ketika ia menyerahkannya kepada Tuhan, ia menjadi nabi yang besar. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Yang dimiliki janda di Sarfat hanyalah makanan untuk sekali makan bagi dirinya dan anaknya, tetapi Tuhan memakainya untuk memberi makan keluarganya dan Nabi Elia melalui masa kelaparan. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Yang dimiliki oleh Maria hanyalah sebotol minyak, tetapi ia menuangkannya dan meminyaki kaki Yesus sebagai peringatan. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Yang dimiliki seorang anak kecil adalah satu tromol untuk makan siang, tetapi Yesus memakainya untuk memberi makan 5.000 orang. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?
  • Yang dipunyai janda itu hanyalah dua keeping mata uang, tetapi Yesus menyatakan bahwa itu lebih berharga dibandingkan berkarung-karung uang yang dipersembahkan oleh orang kaya. Jadi, apa yang Sdr punya di tangan Sdr?

Jika di antara Sdr ada yang ragu-ragu – janganlah merasa ragu. Tuhan dapat memakai apapun yang Sdr punya sekecil apapun karena Ia adalah benar-benar Tuhan atas segala hal yang mustahil. Sdr tidak perlu menjadi orang yang berpendidikan, kaya, berkulit putih, ataupun rupawan. Tuhan tidak tertarik pada hal-hal tersebut, tetapi Tuhan tertarik pada apa yang ada di tangan kita. Kita semua mempunyai sesuatu untuk diberikan. Kita punya kehidupan, kita punya kesaksian, kita punya Firman Tuhan, kita punya doa, kita punya harta dan kita punya kemampuan – karena itu janganlah ragu-ragu dan serahkanlah kepada Tuhan yang dapat melakukan sesuatu yang sangat indah dengan apa yang Sdr miliki.

Bagi Sdr yang masih bingung – janganlah bingung.

Hudsen Taylor adalah seorang misionaris besar di Cina. Ia menceritakan kisah hidup pribadinya. Tuhan berkata kepadanya: “Aku akan menginjili Cina, dan jika engkau mau berjalan bersamaKu, Aku akan melakukannya melalui engkau.” Kuasa Tuhanlah yang membuat pelayanan Hudsen Taylor berhasil, bukan karena kemampuan pribadinya. Kuasa Tuhanlah yang membuat tongkat itu  menjadi hebat, bukan kemampuan Musa. Kuasa Tuhanlah yang akan membuat pelayanan Sdr berhasil – bukan apa yang Sdr lakukan – karena itu janganlah kuatir.

2. Tersedia adalah kuncinya

Pertanyaan: Apakah tongkat itu akan berfungsi dalam kejadian-kejadian di Mesir jika tongkat itu tetap sebagai tongkat di tangan Musa? Tidak! Untuk dapat digunakan, tongkat itu harus dibuat tersedia untuk digunakan bagi Tuhan. Ketika Musa melepaskannya, tongkat itu menjadi milik Tuhan untuk digunakan oleh Musa ketika ia memerlukannya.

Apa akibatnya jika Musa menolak menyerahkan tongkatnya?  Siapa yang tahu?
Mungkin sebuah bangsa akan tetap berada di dalam perbudakan.
Mungkin beribu-ribu orang tewas dalam perbudakan.
Mungkin juga kita tidak pernah mendengat tentang Musa sama sekali.

Kita mungkin telah kehilangan sesuatu karena kita tetap memegangi apa yang kita punya dan tidak memberikannya kepada Tuhan.
Sebagai sebuah gereja, banyak hal tidak akan dapat kita raih jika kita tetap memegangi apa yang ada di tangan kita untuk diri kita sendiri.

Ketika Michael Angelo diminta untuk mendekorasi dinding kapel Sistine di Vatikan, ia menolak. Ia belum pernah melukis di dinding. Ia mengatakan bahwa ia tidak dapat melakukannya. Ia diberitahu bahwa penolakannya tidak dapat diterima. Ketika ia tahu tidak ada pilihan, ia mencampur warna-warnanya dan mulai bekerja. Hasilnya adalah lukisan yang paling indah di dunia.

Ada beberapa orang yang sudah menyadari bahwa banyak kesempatan terkunci di dalam dirinya sampai ada yang mendorong mereka untuk mencoba sesuatu yang sebelumnya mereka anggap mustahil.

Mustahil bagi Sdr adalah tidak mustahil bagi Tuhan.

Jadi apa yang ada di tanganmu? Apakah Sdr sudah melepaskannya kepada Tuhan? Perhatikan bahwa ketika dilepaskan, Tuhan mengembalikannya – kita tidak mengalami kehilangan, bahkan sebaliknya menjadi semakin berharga.

Bagi Sdr yang masih ragu-ragu – Apakah Sdr masih merasa bahwa Sdr tidak memiliki sesuatu untuk diserahkan? Lepaskan apa yang Sdr punya kepada Tuhan – keahlian Sdr, hoby Sdr, mimpi-mimpi Sdr, harapan-harapan Sdr.  Izinkan Tuhan memakainya dan Sdr akan terheran-heran. Temukan tempat di mana Sdr dapat melayani atau ciptakan tempat-tempat pelayanan yang baru.

Bagi Sdr yang selalu merasa kuatir – Solusi dari kekuatiran adalah menyerahkannya kepada Tuhan. Pelayanan adalah pekerjaan Tuhan, karena itu gunakanlah kuasa Tuhan untuk mencapainya. Izinkan Tuhan mendapat akses ke dalam sumber daya yang Sdr miliki dan izinkan Dia bekerja melalui Sdr.
Jangan kuatir, berdoalah.

Bagi Sdr yang sudah merasa nyaman – Memang mudah untuk mengandalkan talenta dan kemampuan Sdr jika Sdr merasa nyaman dengan tugas dan tanggung jawab Sdr.

Sdr akan tiba pada pemikiran bahwa Sdr tidak memerlukan pertolongan Tuhan dan karena itu Sdr tidak mencarinya. Sdr sudah membuat kesalahan. Sdr tidak menyadari bahwa kuasa Tuhanlah yang membuat pekerjaan Sdr yang sebelumnya berhasil. Sdr memutus sumber kuasa yang sebenarnya. Sdr harus melepaskan karunia Sdr kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dan kuasa-Nya. Izinkan Tuhan bekerja melalui Sdr – untuk membuat pelayanan Sdr lebih efektif. Janganlah berani mencoba melakukan apapun bagi Tuhan tahun ini tanpa mencari kuasa-Nya terlebih dahulu. Jika Sdr tidak mencari kuasa Tuhan, pelayanan Sdr tidak akan efektif.

3. Apa yang ada di tangan kita jika diserahkan kepada Tuhan akan menjadi milik Tuhan

Kel 4:20 “Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya.”

Apa yang dipegang oleh Musa di tangannya? Bukan lagi tongkat miliknya, tetapi tongkat Allah. Musa pergi ke Mesir untuk melakukan pekerjaan Tuhan, dengan janji penyertaan kuasa Tuhan dan dilengkapi dengan peralatan Tuhan.

Ketika kita melakukan pekerjaan Tuhan, kita melakukannya bukan hanya di dalam kekuatan-Nya, tetapi juga di dalam pemeliharaan Tuhan. Jika kita menyerahkan karunia dan kemampuan kita kepada-Nya, Tuhan mengambilnya dan memeteraikan nama-Nya di atasnya. Kita menyanyi bukan dengan suara kita tetapi dengan suara Tuhan. Kita mengajar bukan dengan suara kita, tetapi dengan suara Tuhan. Kita bekerja bukan dengan tangan kita, tetapi dengan tangan Tuhan. Kita menolong bukan dengan belas kasihan kita, tetapi dengan belas kasihan Tuhan.

Apa yang Sdr pakai untuk melayani di gereja ini? Apakah Sdr memakai karunia dan kemampuan Sdr ataukah Sdr memakai karunia dan kemampuan Tuhan? Apakah Sdr telah menyerahkannya kepada Tuhan untuk dipakai atau apakah Sdr memeganginya erat-erat dan tidak bersedia untuk menyerahkannya?

Penutup

Saya percaya Tuhan mempunyai pesan bagi setiap Sdr yang hadir di sini. Apa yang sudah Sdr terima  dan yang lebih penting apa yang akan Sdr lakukan ?

Pertama, Bagaimanakah Sdr akan melayani Tuhan tahun ini?

Mungkin ada di antara Sdr yang merasa tersudut karena Sdr belum terlibat dalam pelayanan.
Mungkin Sdr perlu mulai terlibat. Sdr tidak boleh memiliki keraguan bahwa Sdr tidak memiliki sesuatu untuk diserahkan kepada Tuhan. Sekecil apapun, Tuhan dapat memakai pelayanan Sdr dan membuat dampak yang luar biasa. Tuhan memerlukan Sdr, dunia memerlukan Sdr, gereja memerlukan Sdr. Apakah Sdr akan mengambil bagian di dalam tubuh Kristus dan membantu untuk merubah masyarakat?

Pada waktu Katedral Milan diresmikan, dari antara orang-orang yang hadir dalam acara dedikasi gedung, terdengar seruan seorang anak perempuan kecil. Sambil menunjuk ke arah gedung Katedral tersebut, anak itu berkata, “Aku membantu membangun gedung itu!”
“Apa?” salah seorang penjaga sekuriti yang sedang berdiri dengan seragam yang bersinar menanggapi. “Tunjukkan kepadaku apa yang kau lakukan?”
“Aku membawakan termos makan malam untuk ayahku ketika ia bekerja di sana,” anak itu menjawab.
Bagian anak itu, meskipun kecil, membantu menyelesaikan rencana sang arsitek.
Bagian kita dalam hidup ini mungkin tampaknya kecil, tetapi akan membuat kita berbesar hati,  jika kita mengingat bahwa kita membantu menyelesaikan rencana Sang Arsitek Ilahi.

Kedua, Apakah Sdr sudah menjadikan apa yang ada di tangan Sdr, di hati Sdr dan di pikiran Sdr  menjadi tersedia bagi Tuhan?

Serahkanlah kepada pembuat bejana agar Dia dapat memakainya; supaya Dia dapat menghembuskan kuasa-Nya ke dalamnya. Apakah Sdr tahu bagaimana membuat suatu pelayanan menjadi berhasil?

Seseorang pernah berkata; “Untuk dapat berhasil kita harus bekerja seolah-olah semuanya tergantung pada kita tetapi kita harus berdoa seolah-olah semuanya tergantung pada Tuhan.”

Yesus menyuruh kita berdoa di dalam nama-Nya – nama yang memiliki otoritas dan kuasa. Kita harus berdoa untuk mendapat kuasa, untuk membuat segala sesuatu menjadi mungkin dan agar Tuhan memakai kita dan karunia kita.

Tuhan sudah memberikan kepada kita semua yang kita perlukan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya di dunia – jadi apa yang kita tunggu. Kita perlu menyerahkan semua sumber daya kita yang pernah diberikan kepada kita. Dengan melakukan hal ini kita mengijinkan Tuhan untuk melayani melalui kita – kita kemudian hanya perlu mengalir mengikuti arus.

Bagi Sdr yang bingung, Sdr harus sadar bahwa Sdr mendapat janji yang sama dengan janji yang diberikan Tuhan kepada Musa. Tuhan beserta Sdr, Ia akan bekerja melalui Sdr dan menyediakan semua sumber daya yang Sdr perlukan. Ingatlah bahwa pelayanan kita adalah pekerjaan Tuhan, jadi percayalah kepada-Nya.

Bagi Sdr yang cenderung merasa nyaman, Sdr perlu bekerja dengan lebih bergantung pada Tuhan. Carilah kuas-Nya setiap kali Sdr melakukan sesuatu bagi Dia. Mintalah kepada Tuhan untuk memakai upaya Sdr untuk memuliakan Dia.

Ketiga, Apakah Sdr memberikan kemuliaan kepada Tuhan atas apa yang dikerjakan-Nya melalui Sdr?

Ingatlah, bahwa ketika Sdr membuat diri Sdr dan talenta Sdr tersedia bagi Tuhan, maka semuanya itu bukanlah peralatan milik Sdr lagi. Itu semua menjadi milik Tuhan. Itu adalah kuasa Tuhan, hikmat Tuhan, keberhasilan Tuhan. Jika Sdr mengklaim semuanya itu milik Sdr, maka Sdr salah. Karena itu jika seseorang memuji Sdr atas keterlibatan Sdr , marilah perbaiki dengan menyerahkannya kepada Tuhan.

Jadi, apakah yang di tanganmu itu? Untuk apakah Sdr memakainya? Ingatlah, pilihan berada di tangan Sdr, tetapi saya berdoa agar Sdr, seperti Musa, akan terheran-heran, dan bahkan Sdr akan ketakutan pada saat-saat tertentu oleh kuasa dari alat yang berada di dalam tangan Sdr.

(Kotbah oleh Rudy Suwardi di Rajawali Family Ministry)

 

Artikel oleh: January 30, 2013   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda