Yang Terakhir Menjadi Yang Terdahulu

Bacaan Alkitab: Matius 19

“Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu” (Matius 19 : 30)

Di sebuah monumen gereja di Aljazair, tergurat tulisan, “Devereux Spratt, 1641.”  Ketika para wisatawan menanyakan maknanya, inilah jawabannya.

Devereux Spratt adalah seorang Inggris yang pada tahun 1641 ditangkap bersama 121 tahanan yang lain oleh para perompak Aljazair.  Dia dijadikan budak yang harus bekerja paksa di pertanian bersama dengan kawan-kawannya dari Inggris maupun tawanan-tawanan dari negara-negara lain.  Dia berpaling  kepada Allah dan memohon kekuatan daripada-Nya.  Dan terbukti, kasih karunia Allah cukup baginya. Di tengah suasana kerja paksa yang sangat menekan, dia selalu berusaha membagikan perkataan-perkataan iman dan pengharapan.  Melalui kesetiaannya bersaksi, terkumpullah sekelompok orang percaya yang berdoa dan beribadah bersama secara teratur.

Setelah beberapa tahun, melalui usaha saudara-saudaranya di Inggris, Devereux adalah budak Inggris pertama yang ditebus dan surat pembebasannya di bawa ke pertanian.  Semua jemaat menangis dengan perasaan bercampur baur, di antara kegirangan melihat Devereux dibebaskan dan kesedihan karena mau ditinggalkan oleh sang pemimpin.  Ternyata, Devereux menolak pembebasan dirinya dan memilih untuk tetap hidup sebagai budak.  Satu demi satu rekan-rekan senegaranya mendapat pembebasan dan pulang, namun dia memilih untuk tetap tinggal dan menghiburkan rekan-rekan budak yang telah dimenangkannya bagi Kristus, bahkan sampai dia meninggal di antara mereka.

Sejarah dunia mencatat nama Devereux sebagai orang Inggris terakhir yang hidup sebagai budak.  Akan tetapi, sejarah gereja mencatatnya sebagai orang Inggris pertama yang mengabarkan Injil sekaligus mendirikan gereja di Aljazair.  Sejarah Kerajaan Allah mencatat, “banyak orang Inggris yang terdahulu menjadi yang terakhir, tetapi Devereux Spratt adalah orang Inggris ter-akhir yang menjadi yang terdahulu” (ay 30).

Supaya saya dan Saudara tidak menjadi yang terakhir, marilah kita semua berlomba-lomba menjadi dan memberi yg terbaik bagi Allah senantiasa.

Artikel oleh: December 21, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Matthew (Renungan Alkitabiah dari Injil Matius)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda