Jadilah Taat!

Bacaan Alkitab: Yosua 16

“Tetapi orang Kanaan yang diam di Gezer tidaklah dihalau mereka. Jadi orang Kanaan itu masih tetap tinggal di tengah-tengah suku Efraim sampai sekarang, tetapi menjadi budak rodi”. (Yosua 16 : 10)

Tanah begitu penting bagi orang Israel. Abraham menerima janji Tuhan mengenai tanah perjanjian (Kej. 12:1, 7). Lalu Musa membawa keluar orang Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Kemudian orang Israel berada di tanah perjanjian setelah melalui perjalanan panjang dan mendudukinya dengan perjuangan. Jadi, masalah tanah adalah masalah janji Tuhan kepada bapak leluhur mereka, sehingga suku demi suku mendapatkan bagian untuk menjadi milik pusakanya.В  Setelah suku Ruben, suku Gad, dan setengah dari suku Manasye mendapatkan wilayah di sebelah timur sungai Yordan (Yos. 13:8-32, Bil. 32:1-40) dan sebelah barat diawali dengan suku Yehuda (Yos. 15:1-22), kini tiba giliran bani Yusuf. Perikop ini memang berisi catatan pembagian tanah dan batas-batasnya bagi bani Yusuf (1-4).В  Jatah tanah untuk Yusuf dibagi menjadi dua, yakni untuk Efraim dan Manasye, dua anak Yusuf. Masing-masing anak Yusuf diperhitungkan sebagai satu suku secara penuh sehingga tanah perjanjian tetap dibagi untuk dua belas suku karena Lewi tidak mendapat bagian tanah berkaitan dengan panggilan mereka untuk melayani Tuhan.

Pentingnya suku Yusuf terlihat dari luasnya tanah yang diperuntukkan bagi mereka. Deskripsi tentang batas-batas tanah Efraim diakhiri dengan pernyataan bahwa semua itu merupakan milik pusaka Efraim. Ini mungkin berkaitan dengan hak istimewa yang diterima Efraim berkaitan dengan berkat Yakub atas anak-anak Yusuf (Kej. 48).В  Namun sayang, Efraim tidak menghalau orang Kanaan yang berdiam di Gezer (10). Ini bertentangan dengan perintah Tuhan (Yos. 13:1-6).

Dan bila kita lihat Ulangan 7:1-5 maka kita akan mendapati bahwa kegagalan untuk menghalau penduduk Kanaan akan mendatangkan konsekuensi serius bagi kehidupan Israel di waktu berikut. Ketaatan untuk melakukan perintah Tuhan memang tidak boleh setengah-setengah. Kita harus mematuhi Tuhan dengan sepenuh hati. Ketidaktaatan, meski hanya sepotong kecil, bisa berdampak serius bagi kita.

Ketaatan itu adalah hal yang penting bagi Tuhan. Mari bulatkan hati kita untuk taat.

Artikel oleh: October 29, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Joshua (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yosua)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda