Berharap Pada Tuhan

Bacaan Alkitab: Daniel 9

“Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah!
Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!” (Daniel 9 :19)

Bangsa Israel mengalami penderitaan sekian lama karena mereka harus menjadi bangsa buangan di negeri Babel. Mengapa ini bisa terjadi? Bukankah Israel adalah umat pilihan Allah sendiri? Apakah Allah tidak membela umatNya? Bangsa Israel harus menderita bukan tanpa sebab, tetapi ini terjadi akibat dosa-dosa mereka sendiri. Selalu ada konsekuensi dari setiap pelanggaran terhadap firmanNya! Mereka hidup menyimpang dari jalan-jalan Allah dan menyembah berhala. Daniel, yang termasuk orang-orang yang terbuang, prihatin atas nasib bangsanya.  Dia berharap penderitaan itu segera berakhir dan tidak ingin bangsanya terus-menerus sengsara, seolah tidak ada masa depan bagi mereka.

Itulah sebabnya Daniel “…berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (ayat 3). Doanya, “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri” (ayat 5 & 6). Tuhan menjawab doa Daniel melalui malaikat Gabriel yang menjelaskan bahwa akan ada tujuh puluh kali tujuh masa, di mana Allah akan menggenapkan rencanaNya memulihkan Israel (ayat 21-27). Adanya ‘masa’ menunjukkan bahwa Allah sangat berdaulat terhadap kehidupan umatNya. Dia mendisiplin bangsa Israel agar sadar atas dosa-dosanya dan berbalik kepada Allah.

Mungkin situasi yang sama juga terjadi dan melanda kehidupan kita. Penderitaan datang silih berganti sehingga iman dan pengharapan kita menjadi luntur.  Apakah Tuhan tidak peduli dan meninggalkan kita? Ada saatnya hal ini diizinkan Tuhan sebagai bagian dari proses pendewasaan iman, juga agar kita selalu mengoreksi diri apakah kita tidak lagi hidup dalam ketaatan.

Jangan pernah menyerah pada keadaan, justru dalam kondisi sulit kita harus terus mencari Dia.

Artikel oleh: September 15, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Daniel (Renungan Alkitabiah dari Kitab Daniel)  Sebarkan 

Satu komentar

  1. jojo - September 16, 2012

    maju trus GSJA

Tulis Komentar Anda