Tetaplah Semangat!
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 3: 14 – 16
“Sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (I Timotius 3:15)
Dalam hari ini, ketika Paulus berbicara tentang ‘hidup sebagai keluarga Allah’ yang bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran … di situlah sebenarnya Paulus berbicara tentang sebuah tempat “kebersamaan”, dimana orang-orang bisa memulihkan diri dan menemukan kembali kobaran bara api yang mulai meredup itu. Pertanyaan besarnya adalah: Sudahkah kebersamaan yang telah kita jalin selama ini, baik di tengah keluarga, maupun di tengah keluarga jemaat Allah menjadi tempat yang seperti itu?
Atau jangan-jangan yang kita dapatkan malah seperti ini: Pulang ke rumah kepala mumet … pengennya hati jadi tenang, damai … tapi malah jadi tambah horor di rumah. Pergi ke gereja juga sama, pengennya dikuatkan … tapi kok malah jadi panas gini yach suasananya?? Yang menjadi perjuangan kita bersama adalah menjadikan tempat kebersamaan kita: di keluarga, di jemaat, di lingkungan sekitar kita, kita rindu untuk membangun keluarga yang sejati, yang sesungguhnya, yang Real.
Musuh kita bersama adalah kehidupan yang mulai kehilangan api membara, mulai dingin, mulai kehilangan gairah, suam-suam kukuh. Orang-orang barat menggunakan satu akronim untuk mengobarkan kembali bara api yang mulai redup itu: REAL Familly!!
R – Respecting: berikan penghargaan, ucapkan terimakasih “duh sayang .. ini telur ceploknya manis amat ya … biar warnanya ‘putih tua’ [kegosongan maksudnya] tapi manis dan tetap cantik … secantik yang membuat sarapan ini”
E – Encouraging: berikan dukungan selalu: “Yang sabar ya … kamu gak sendirian kok hadapin semua ini .. Aku siap mendukung dan selalu memberikan semangat dan doa untukmu”
A – Affirmating: Memberikan peneguhan: “Ayo dek .. sedikit lagi kamu berhasil .. tetap semangat ya … kamu pasti bisa … jangan menyerah, tapi berserah sama Tuhan … minta kekuatan sama Tuhan. Semangat!”
L – Loving: Mengasihi … “Mengasihi dengan sungguh-sungguh, mengasihi bukan “jikalau” namun “sekalipun…”.
Kita tidak sendirian, sebab ada keluarga, saudara seiman, dan terlebih ada Tuhan yang siap membawa kobaran nyala api dalam bara kehidupan kita.
Artikel oleh: Antonius Mulyanto
July 20, 2012
Kategori : Biblical Devotion from 1 Timothy (Renungan Alkitabiah dari Kitab 1 Timotius) Sebarkan
Tulis Komentar Anda