Berjumpa dengan Tuhan (10) Maria Magdalena: Diajari oleh Kristus

Pertemuan :         Untuk belajar tentang hubungan rohani
Tempat:                Di taman pada pagi hari Paskah
Bacaan Alkitab:   Yohanes 20: 11-18


Embun telah membasahi dedaunan di taman, sehingga sulit berjalan di antara semak-semak tanpa menjadi basah. Bayangan masih gelap, langit di sebelah timur mulai bercahaya karena fajar mulai merekah.
“Bejana minyak ini jangan sampai jatuh”, salah seorang perempuan berbisik, ia takut suaranya terlalu keras; tetapi ia juga takut menumpahkan wewangian ramuan dan rempah-rempah yang harum.
“Minyak ini mahal,” yang lainnya menjawab. Lalu menambahkan, “Untuk Guru haruslah yang terbaik.”
Empat orang perempuan berjalan perlahan-lahan melewati bayangan taman yang gelap menuju makam di mana Yesus dimakamkan. Mereka tahu bahwa mereka berada di taman yang benar, para perempuan itu sudah mengawasi mereka membawa jenazah Yesus turun dari kayu salib. Para perempuan itu mengikuti Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus ketika mereka membawa jenazah itu ke dalam taman di mana mereka meletakkan jenazah Yesus di dalam sebuah makam yang baru.
Dari sebuah bukit di dekatnya, mereka terus mengawasi sampai para prajurit Romawi tiba. Ketika para prajurit menutup makam, para wanita itu tidak dapat masuk untuk meminyaki tubuh Guru dengan minyak dan rempah-rempah.
Ketika matahari terbenam, para wanita itu harus bergegas pulang ke rumah. Sabat dimulai pada waktu matahari terbenam, mereka tidak dapat bepergian pada hari Sabat. Mereka menunggu di rumah sampai Sabtu berganti, dan sekarang adalah hari Minggu pagi. Sekarang Sabat sudah selesai.
“Siapa yang akan menggulingkan batu?” perempuan yang cerewet bertanya. “St-st-st-st-st,” perempuan yang pertama menaruh jarinya di bibirnya, mencoba untuk membuat yang lainnya tenang.
“Kita terlalu lemah untuk menggulingkan batu,” perempuan yang cerewet itu tetap mempermasalahkan batu penutup makam.
Engkau tahu apa yang akan dilakukan oleh para prajurit terhadap perempuan yang berada di luar kota sendirian ….., perempuan yang pertama tidak mau membahasnya lagi.
“Aku takut,” salah seorang perempuan itu berbisik kepada tiga perempuan lainnya ketika mereka menyelinap menuju lokasi pertemuan.
“St-st-st-st,” perempuan pertama itu kembali menaruh jarinya di bibirnya.
Tiga perempuan itu gemetar ketakutan. Mereka tahu ada prajurit Romawi di depan. Mereka semua percaya pada rumor yang buruk tentang prajurit Romawi, tetapi salah seorang di dalam kelompok itu tidak peduli. Ia pernah menjadi perempuan jalanan, ia pernah dirasuk setan, dan ia pernah  menjadi wanita tuna susila. Maria Magdalena tidak peduli karena ia pernah hidup di dalam dosa. Tiga temannya yang lain masih suci tidak bernoda ……… mereka takut. Mengetahui ketakutan mereka, Maria Magdalena berkata kepada tiga orang itu,
“Aku akan pergi sendiri ……..” ia mengusulkan rencananya. “Kalian bertiga pulanglah jika ada bahaya, Aku akan  bertanya kepada para prajurit, apakah kita boleh pergi ke makam untuk meminyaki jenazah Yesus.”
Maria Magdalena meninggalkan tiga perempuan itu bersembunyi di balik sebuah batu besar, di dekat jalan menuju Yerusalem. Jika masalah timbul, tiga perempuan itu dapat berlari untuk minta tolong. Maria merayap diam-diam ke ujung kemah para prajurit Romawi. Ia mencari suara manusia.
Tidak ada!
Seekor burung berkicau, menyambut Minggu pagi, tetapi tidak ada suara manusia ……. Tidak ada suara gesekan panci ……… tidak ada suara kertakan api ……… tidak ada suara orang mengorok …… sunyi.
Maria merentangkan dua buah dahan untuk mengamati kemah. Tidak ada apa-apa di sana …….. tidak ada senjata …….. tidak ada pakaian ………. Tidak ada prajurit.
Maria melangkah  ke dalam tempat kosong, lalu ia memeriksa bawaannya untuk memastikan bahwa ini adalah taman yang benar. Benar. Lalu ia teringat pada batu besar di mulut makam,
“Siapa yang akan menggulingkannya?” Sudah jelas empat orang perempuan tidak dapat melakukannya. Sekarang semua prajurit sudah pergi, ia tidak dapat meminta tolong kepada mereka untuk melakukannya. Ia berpikir lagi,
“Bagaimanakah kita dapat memindahkan batu itu?”
Maria melihat ke arah batu itu untuk mengetahui seberapa beratkah sebenarnya batu itu. Lalu ia melihat, tetapi ia tidak percaya pada penglihatannya. Tetapi tempat ini benar. Ia melihat mereka memakamkan Yesus di dalam makam ini pada hari Jumat sore. Ia menggosok matanya dalam ketidak-percayaan, tetapi apa yang tidak dilihatnya membuatnya merasa sedih.
Makam itu terbuka, batu itu sudah digulingkan.
Ia berlari ke makam untuk mencari jenazah. Meskipun hari masih gelap, ia dapat melihat bahwa tubuh Tuhannya tidak ada di sana.
“Hilang,” ia berkata lantang . “Mereka sudah membawa jenazah-Nya.”
Maria berlari dengan panik menuju ke kota, ia lupa dengan tiga temannya yang sedang bersembunyi di balik batu besar. Ia berlari mengambil jalan yang lain ke kota, ia terus-menerus berkata kepada dirinya sendiri,
“Aku harus memberitahukan kepada Petrus dan Yohanes ……” Ia ingat akan mereka karena mereka adalah para pemimpin. “Petrus dan Yohanes dapat menemukan jenazah Yesus.”
Dalam beberapa menit, hal itu telah dilakukannya. Maria Magdalena lari untuk membangunkan Petrus dan Yohanes, memberitahukan kepada mereka bahwa seseorang telah mengambil jenazah Yesus. Dua rasul itu berlari menembus pagi menuju ke taman.    Maria Magdalena membuat kehebohan besar ketika ia memberitahukan kepada Petrus dan Yohanes bahwa jenazah Yesus hilang. Petrus sangat gelisah, ia lebih heboh daripada Yohanes. Ketika mereka lari, Maria harus duduk untuk menenangkan nafasnya. Berlari dari makam ke rumah Yohanes telah membuatnya kehabisan nafas. Ia minum air, lalu ia menunggu tangan dan kakinya pulih dari gemetar.
Maria Magdalena tidak tahu bahwa sementara ia beristirahat dan mengembalikan nafasnya, ada dua kejadian di makam. Tiga orangperempuan keluar dari persembunyian mereka untuk melihat batu itu digulingkan, tetapi mereka melihat seorang malaikat duduk di atas batu dan memberitahukan kepada mereka,
“Jangan takut,” malaikat berkata kepada tiga perempuan itu. “Aku tahu kalian mencari Yesus. Ia tidak ada di sini, lihatlah makam-Nya kosong. Cepatlah pulang dan beritahukan kepada para murid Yesus bahwa Ia bangkit dari kematian.”
Ketika Maria Magdalena pergi ke makam sebelum tiga orang temannya datang, ia tidak melihat malaikat.
Kejadian ke dua di makam adalah kedatangan Petrus dan Yohanes. Ketika mereka berlari ke makam, mereka tidak melihat malaikat, mereka juga tidak melihat Yesus. Tetapi mereka memeriksa kain kafan di tempat Yesus dimakamkan. Mereka lalu memastikan bahwa Ia bangkit dari kematian. Tidak ada seorangpun yang dapat meninggalkan kain kafan secara utuh seperti yang ditemukan mereka.
Tetapi Maria Magdalena tidak mengetahui apapun tentang dua kejadian itu. Ia seorang diri di rumahnya dengan pikirannya. Ia telah menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Yesus. Ia percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat yang akan mengusir orang-orang Romawi dari Tanah Suci. Ia sangat percaya bahwa Yesus dapat menggalang orang-orang Yahudi untuk membangun kembali kejayaan Kerajaan Daud. Ia menggantungkan semua impiannya pada Yesus, lalu tiga hari yang lalu Ia wafat. Ia melihat tubuh yang koyak di atas kayu salib. Ia melihat mereka memakamkan jenazah di dalam makam. Itu adalah akhir dari impian-impiannya. Sekarang ia terus menerus berpikir.
“Seseorang sudah mencuri jenazah-Nya.”
Maria terus menerus bertanya pada dirinya sendiri, “Kemanakah mereka membawa jenazah Yesus?”
“Setelah Maria beristirahat, ia berjalan tanpa tujuan, tidak menuju ke mana-mana. Tetapi tanpa sadar ia sudah berada di jalan menuju makam. Para pedagang sudah menata kiosnya, pasar sudah ramai dengan para pembeli. Hari ini adalah hari pertama dalam minggu itu. Tidak ada seorangpun yang diijinkan berjualan kemarin pada hari Sabtu. Tetapi Maria tidak berminat untuk membeli sesuatu, ia terus berjalan menjuju makam. Ketika Maria tiba di taman, ia berhenti untuk mencari tanda-tanda kehidupan.
“Sunyi!
Maria mencari siapa saja, di manasaja. Tidak ada siapapun! Taman itu masih kosong.
Maria menangis karena putus asa. Ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Ia juga menangis karena kesepian. Ia mengasihi Yesus dan ia merindukan-Nya. Apa yang akan diperbuatnya?
Maria berjalan menuju ke makam, ia sudah melihat makam yang terbuka tadi pagi, tetapi ia tidak melihat apa-apa. Ia tidak berharap untuk melihat apapun kali ini, karena itu dengan hati-hati ia melihat ke dalam lubang yang terbuka di lereng bukit. Di situlah ia melihat mereka. Ada dua orang yang duduk di dalam makam. Seorang sedang duduk di sebelah kepala, yang lainnya sedang duduk di sebelah  kaki di lokasi tempat jenazah Yesus terbaring. Pakaian orang-orang itu putih.
Maria tidak tahu bahwa mereka adalah malaikat, karena mereka tidak bersinar, mereka tidak terbang dan mereka tidak mempunyai sayap. Ia berpikir bahwa mereka mungkin saja para prajurit, tetapi mereka tidak memakai seragam. Mereka berpakaian putih.  Mereka juga mungkin para pekerja, tetapi pakaian putih mereka tidak bernoda. Apakah mereka yang sudah memindahkan jenazah Yesus? Mereka tidak membuat ia takut, emosinya sudah kering. Ia tidak merasakan apa-apa.
“Mengapa engkau menangis?” salah seorang bertanya.
“Karena seseorang sudah mengambil Tuhanku, dan aku tidak tahu dimana mereka meletakkan  Dia.”
Ia tidak bertanya siapakah mereka, Maria sedang linglung, seperti seseorang yang berjalan melewati kerumunan dan menabrak orang-orang, tetapi tidak melihat siapapun. Maria terikat dalam kesedihan. Maria berputar, dan ia melihat orang ketiga di dalam makam, tetapi ia tidak mengenali-Nya. Ia berpikir,
“Siapakah ini?”
Lalu Maria berpikir, orang ini mungkin saja tukang kebun yang mungkin sudah melihat para prajurit membawa jenazah Yesus, atau bahkan mungkin merekalah yang sudah membawa jenazah Yesus. Tetapi orang ini mengajukan pertanyaan yang sama seperti orang lainnya di dalam makam,
“Ibu …” Ia berhenti sebentar, menunggu Maria mengenali-Nya. Maria tidak mengenali-Nya. Lalu Ia bertanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?”
“Kemanakah engkau sudah membawa Dia ……” itu adalah satu-satunya yang ada di dalam pikirannya. “Beritahukan kepadaku di manakah engkau sudah meletakkan jenazah-Nya, aku akan mengambilnya.”
Maria tahu bahwa makam itu adalah milik dari seseorang yang kaya, mungkin orang kaya itu sudah memindahkan jenazah karena ia menginginkan makam itu untuk dirinya sendiri. Makam itu bukanlah sebuah gua di mana orang-orang miskin dimakamkan, tetapi makam itu dipahat dari sebuah batu.  Maria bepikir bahwa tukang kebun itu memindahkan jenazah, karena itu ia berkata,
“Aku akan mengambilnya ….”
Maria masih menangis, air mata membuatnya sulit untuk melihat. Ia menghapus air matanya yang sudah mengaburkan pandangannya. Yesuslah yang sedang berbicara dengannya, tetapi ia tidak mengenali-Nya. Ia dibutakan oleh kekecewaannya, tetapi juga, tangisnya membutakan dia. Yesus memanggil namanya,
“Maria …….”
Suaranya menyengat seperti listrik. Nada dari panggilan “Maria” menarik perhatiannya, ia mengenali suara itu – ia tahu siapa yang berbicara. Orang yang memanggil namanya adalah,
Yesus.
“Rabuni ………… ” ia memanggil Yesus  dengan nama favoritnya.
Ketika Maria berbicara, hanya mengucapkan “Rabuni” dengan keras, ada kuasa dalam nama–Nya. Perkataannya membangunkan hatinya- ia tahu bahwa Ia adalah Yesus ……… bukan roh …….. bukan seseorang yang terdengar seperti Yesus …….. bukan seseorang yang kelihatan seperti Yesus ………. Ia adalah Yesus.
Secara naluriah, Maria jatuh di kaki Yesus dengan lega. Ia ternyata tidak wafat, Yesus hidup. Maria menerjang kaki Yesus, meraihnya, memegangnya dengan segenap kekuatannya. Ia tidak akan membiarkan Yesus untuk pergi lagi. Ia tidak akan memasuki suatu peperangan emosi lagi, suatu perjuangan yang dihadapinya selama tiga hari terakhir. Ia menempel pada Yesus lebih erat lagi.
Maria mulai menangis. Tetapi tangisnya berbeda dengan tangisan kesedihan di makam. Ini bukanlah tangisan kesedihan. Sekarang ia menangis dengan keras ……….. terus menerus …… sedalam-dalamnya. Yesus memahami kejatuhan emosinya karena Ia tahu segala hal. Yesus tahu bahwa perhatian Maria adalah pada hal yang luar, ia mengkuatirkan hilangnya tubuh jasmani Tuhan Yesus.
“Janganlah bergantung pada-Ku,” Yesus memberitahukan Maria.
Ia tetap berpegangan pada kaki Yesus; Maria bersukacitra karena Yesus ada di situ secara jasmani. Tetapi Yesus tidak mau iman Maria di dasarkan pada tubuh jasmani-Nya, Ia tahu bahwa keadaan akan berubah setelah Ia naik ke Surga.
“Janganlah bergantung pada tubuh jasmani Ku,” Yesus memberitahukan Maria. Aku hanya berada di sini dengan tubuh jasmani-Ku untuk beberapa hari. Lalu Aku akan naik ke Surga. Aku akan kembali ke Surga untuk berada bersama Bapa.
Yesus berusaha memberi penjelasan kepada Maria bahwa mereka akan memiliki suatu hubungan yang baru pada masa yang akan datang, ia akan berbicara kepada Tuhan di dalam roh dan menyembah Dia di dalam Roh. Yesus sedang mencoba untuk memberitahu Maria bahwa mereka akan memiliki hubungan rohani.

SETELAH PERJUMPAAN

Pada masa yang akan datang, Maria akan memerlukan suatu hubungan rohani dengan Yesus, bukan mengikuti Dia secara jasmani seperti yang telah dilakukannya sebelum Yesus disalibkan. Yesus menjumpai Maria untuk menjelaskan tentang hubungan mereka yang baru. Maria pulang untuk memberitahukan kepada para murid bahwa ia melihat Yesus, dan ia menjadi seorang dari antara mereka yang memberikan kesaksian tentang kebangkitan Yesus (Mark 16:9 “Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena”). Meskipun Maria tidak disebut namanya, tetapi mungkin ia adalah salah seorang dari antara para perempuan yang berdoa di Ruang Atas ketika Roh Kudus di curahkan ke atas gereja pada hari Pentakosta (Kis 1:14 “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus”). Kisah tentang Maria Magdalena yang berpegang pada kaki Yesus mengingatkan kita semua untuk memiliki hubungan rohani dengan Yesus.

SEPULUH PELAJARAN DARI PERJUMPAAN DENGAN TUHAN

1.    Yesus menjumpai seseorang meskipun ia mempunyai pemahaman yang salah tentang Dia
Maria datang ke makam dengan berharap akan meminyaki jenazah, tetapi ia berjumpa dengan Yesus Kristus yang hidup. Ia tidak mengenali-Nya,  Maria mengira bahwa Ia adalah penunggu taman / tukang kebun, karena ia menyangka akan melihat jenazah. Kadang-kadang kita pergi ke gereja atau kita pergi karena tugas, tidak berharap untuk berjumpa dengan Yesus Kristus, dan jika Ia berada di sana, kita akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Dia karena kita tidak mengharapkan Dia.

Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. (Luk 24:16)

2.    Persepsi kita yang salah mendorong kita untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang tidak biasa
Ketika Maria datang ke makam, ia berpikir bahwa Ia sudah wafat; karena itu ia berkata kepada orang yang dikiranya penunggu taman, “Katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Ia ingin mengambil jenazah itu dan memakamkannya dengan baik.

………….  Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati (Mat 12:34)

3.    Perjumpaan dengan Yesus menyebabkan kita memberikan tanggapan emosi yang paling kuat
Ketika Maria pada akhirnya mengenali Yesus yang sedang berbicara kepadanya, ia memegangi kaki Yesus dalam suatu penyembahan. Tanggapan emosi Maria mungkin merupakan gambaran dari kedekatan sebelumnya dengan Yesus secara fisik. Karena itu ia menyatakan kesetiaan dan penyembahannya dengan jalan meraih dan memegangi kaki Yesus.
Meskipun emosinya spontan dan tulus, Yesus mengoreksi tanggapan emosinya dengan memberitahukan dia agar tidak menyentuh diri-Nya. Yesus ingin agar Maria menyembah Dia dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”). Demikian juga hubungan antara semua orang percaya dengan Dia dalam Jaman Gereja.

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. (MZM 42:1)

4.    Kasih kita kepada Yesus mendorong kita untuk melakukan pelayanan yang penuh dedikasi dan  memberikan pengorbanan yang besar
Karena Maria mempunyai kasih yang sedemikian rupa kepada Yesus, ia bersedia menghadapi bahaya ketika pergi ke makam pada hari Minggu subuh, meskipun prajurit Romawi ada di sana. Ia tahu bahwa jenazah harus diminyaki, dan ia bersedia memberikan dirinya untuk mengurapi jenazah Yesus

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Flp 1:21)

5.    Kadang-kadang Yesus datang kepada kita tetapi kita melewatkan kesempatan itu karena ekspektasi  yang salah
Ketika Maria datang kembali ke taman, ia mencari jenazah Yesus di dalam makam. Ia berjumpa dengan malaikat, tetapi mungkin ia tidak tahu siapakah mereka. Ia sedang mencari jenazah. Ketika ia bertemu dengan Yesus, Maria berpikir bahwa Ia adalah penunggu taman. Barangkali wajah Yesus sudah berubah karena penderitaan-Nya yang begitu hebat di atas salib, atau ciri-ciri wajah-Nya berubah karena kebangkitan; apapun alasannya, Maria tidak mengenali-Nya. Barangkali Yesus sudah datang untuk menjumpai kita, dan kita melewatkan kesempatan itu, mungkin karena persepsi kita yang salah atau ada dosa dalam hidup kita. Apapun alasannya, kita harus peka terhadap Dia dan jangan melewatkan hadirat-Nya ketika Ia datang kepada kita.

Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. (Mrk 16:11)

6.    Karena Yesus mengenal kita, Ia datang kepada kita ketika kita membutuhkan-Nya dan memanggil nama kita
Ketika Maria berada di taman mencari jenazah, ia bertemu dengan Yesus, tetapi Maria berpikir bahwa Dia adalah penunggu taman. Ketika Yesus memanggil namanya, “Maria,” ia segera mengenali-Nya. Maria langsung tersungkur di tempat itu dan menyembah Dia. Ketika Yesus menjumpai kita, Ia tahu keadaan emosi kita, apakah sedang bersedih atau tidak; Ia tahu proses pemikiran kita. Ia tahu nama kita, dan ketika Ia datang kepada kita ia akan melayani kita dalam kebutuhan kita.

…….. dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya ………….. (Yoh 10:3)

7.    Sekarang ini, Yesus ingin agar kita menjumpai Dia secara rohani, bukan secara jasmani
Barangkali Tuhan sedang memakai perjumpaan antara Maria dan Yesus untuk mengajari semua orang Kristen apa seharusnya tanggapan mereka kepada Yesus Kristus. Banyak orang seperti Thomas, yang tidak akan percaya sebelum mereka dapat memasukkan jarinya ke dalam luka di tangan-Nya, dan memasukkan tangannya ke dalam pinggang-Nya; itu bukanlah dasar dari hubungan kita dengan Yesus Kristus sekarang ini. Tubuh-Nya duduk di sebelah kanan Bapa (Ibr 7:24 “Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain”) dan kita terhubung dengan Dia karena Dia ada di dalam hati kita, karena Dia ada di Gereja, karena Dia ada di dunia ini; kita terhubung dengan Dia secara rohani. Jika kita ingin meraih kaki-Nya dalam penyembahan dan pemujaan, kita hanya dapat melakukannya secara rohani dalam doa dan penyembahan kepada-Nya. Ia ingin agar kita menyembah Dia dengan segenap hati kita, seperti Maria menyembah Dia dengan segenap hatinya.

“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Kor 2:9)

8.    Perjumpaan dengan Yesus menghasilkan suatu tugas untuk pergi dan memberitahukan yang lain
Setelah maria bertemu dengan Yesus kristus dan dikoreksi mengenai tanggapannya kepada Dia, yesus menyuruh Maria untuk pergi dan memberitahukan saudara-saudara yang lain tentang apa yang dialaminya. Selanjutnya di dalam Alkitab (Mark 16:9 “Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena”), perjumpaan Maria dengan Yesus menjadi bukti yang dapat dipercaya tentang kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Karena Maria setia dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh Yesus setelah perjumpaan, kita mendapat penegasan bukti yang lain bahwa sebenarnyalah yesus bangkit dari antara orang mati.

(5) Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. (6) Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. (7) Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Mat 28:5-7)

9.    Ketaatan kita membantu orang lain untuk percaya pada Kekristenan dan kebangkitan
Setelah Maria berjumpa dengan Yesus, ia taat pada apa yang diperintahkan Yesus kepadanya. Ia pergi dan memberitahukan saudara-saudara bahwa ia sudah melihat yesus. Ketika kita bertemu dengan yesus, kita harus melaksanakan perintah-Nya dan melakukan apa yang diperintahkan-nya kepada kita. Ketika Tuhan bekerja di dalam diri kita, orang lain akan melihat pelayanan kita yang “diurapi” dan menaruh kepercayaan yang lebih besar dalam Kekristenan.

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yoh 20:18)

10.    Yesus datang kepada kita pada saat kita mempunyai kebutuhan dan menjumpai kita secara pribadi
Maria mau melakukan apa saja dan pergi ke mana saja untuk melayani Yeus Kristus. Tuhan tahu mengenai hal itu, dan ketika ia kembali ke taman, Yesus menjumpai dia. Pada waktu kebutuhannya yang paling dalam, Tuhan datang dan memberikan tujuan kepadanya untuk hidup dan melayani. Dengan cara yang sama, tuhan tahu kebutuhan kita yang paling dalam dan datang kepada kita dan membantu kota mengatasi persoalan-persoalan kita.

Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yoh 14:21)

PELAJARAN    
1.    Aku dapat berjumpa dengan Kristus meskipun aku tidak mengetahui setiap hal tentang Dia
2.    Aku mengatakan dan melakukan hal-hal yang tidak biasa ketika aku berjumpa dengan Tuhan
3.    Aku memiliki tanggapan emosi yang paling kuat ketika berjumpa dengan Kristus
4.    Aku melakukan pengorbanan yang paling besar kepada Kristus karena kasihku kepada-Nya
5.    Aku kadang-kadang kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan Kristus karena salah interpretasi terhadap kejadian
6.    Aku dikenal secara pribadi oleh Kristus
7.    Aku akan berjumpa dengn Kristus secara rohani, bukan secara jasmani
8.    Aku akan ingin memberitahukan kepada orang-orang lain karena aku sudah berjumpa dengan kristus
9.    Aku akan memberitahukan orang lain tentang perjumpaan dengan kristus agar mereka akan percaya kepada-Nya
10.    Kebutuhan-kebutuhanku dapat dipenuhi melalui perjumpaan dengan Dia secara pribadi.

Sumber:  ENCOUNTERING GOD FOR SPIRITUAL BREAKTHROUGH, oleh Elmer L Towns
Alih Bahasa: Inawaty Suwardi, Rajawali Family Ministry

Artikel oleh: May 30, 2012   Kategori : Umum  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda