Jangkar Yang Kuat Menghadapi Badai

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 27: 14 – 44

Ada sebuah kisah tentang seekor burung Kenari yang bernama Pedro. Ia sedang asyik bertengger dengan damai di dalam sangkarnya. Tiba-tiba ia tersedot, ia diguyur dan ia disemprot.

Persoalannya dimulai ketika pemilik burung ingin membersihkan bulu dan sisa-sisa makanan dari sangkar burungnya dengan menggunakan vacuum cleaner atau penyedot debu. Ia menggantungkan selang penyedot debu itu di sangkar Pedro. Tilpon berdering, dan pemilik burung itu lari untuk mengangkatnya. Ia belum sempat mengatakan “Halo”, ketika “ssoooppp!” Pedro tersedot oleh selang vacuum cleaner.

Pemilik burung terkejut, ia langsung menutup kembali teleponnya dan mematikan vacuum cleaner, lalu membuka kantung di dalam mesin vacuum cleaner itu.  Disitu ada Pedro ……. masih hidup, tetapi semaput! Burung itu tertutup oleh debu tebal yang hitam.

Pemilik burung  segera menyambar pedro dan segera berlari ke kamar mandi, membuka kran air, dan memegang Pedro dibawah guyuran air yang dingin. Kemudian, sang pemilik burung menyadari bahwa Pedro basah kuyup dan menggigil kedinginan. Karena itu ia mengambil hair dryer atau pengering rambut dan dengan iba ia menyemprot burung peliharaannya itu dengan udara panas.

Pedro yang malang tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Kejadian ini meninggalkan  trauma pada Pedro.  Pada hari-hari selanjutnya Pedro tidak lagi suka berkicau, ……… sepanjang hari ia hanya duduk bertengger dan bengong.”
Tidak sulit untuk memahami alasannya. Disedot oleh vacuum cleaner, diguyur air dingin, lalu disemprot udara panas ……… semua itu cukup untuk menghapuskan nyanyian dari dalam hati Pedro.

Apakah Sdr dapat membayangkan apa yang dialami oleh Pedro?

Bayangkanlah, Sdr sedang duduk dengan nyaman dengan lagu pujian di bibir Sdr, lalu …………
Datang Surat penolakan lamaran kerja, atau
Datang kabar bahwa adik Sdr adalah salah satu dari penumpang pesawat Sukhoi yang naas itu, atau
Datang tilpon dari dokter, bahwa berdasarkan hasil lab, Sdr terkena kanker, atau
Datang polisi mengetuk pintu.

“Sssoopp!” Sdr tersedot kedalam lubang kesedihan yang gelap, diguyur oleh air dingin kenyataan, dan tersengat oleh udara panas keraguan terhadap janji-janji Tuhan.

Hidup yang selama ini nyaman dan tentram, sekarang menjadi begitu riuh oleh badai.

Sdr diterpa oleh badai berbagai kebutuhan. Diserang oleh keragu-raguan. Dipukul oleh berbagai pertanyaan. Dan di tengah-tengah trauma itu Sdr kehilangan sukacita.  Sdr kehilangan lagu pujian di dalam hati Sdr.

Apakah Sdr pernah berada dalam suatu badai kehidupan?
Jika ya, maka kisah Pedro adalah kisah Sdr juga.

Kita semua menghadapi badai. Badai adalah bagian dari kehidupan. Pertanyaannya bukanlah tentang apakah badai akan datang, atau kapan badai akan datang, tetapi pertanyaannya adalah bagaimana kita akan menanggapinya.

Paulus menghadapi badai yang mengancam hidupnya. Ia sedang dalam perjalanan menuju Roma. Selama 14 hari kapal yang ditumpanginya berada di atas samudera yang sedang mengamuk. Tetapi Paulus tidak panik. Ketika para awak kapal diliputi kepanikan, Paulus berdiri tegak dan berbagi rahasia yang membuat hidupnya teguh.

Perikop yang kita baca pagi hari ini mengisahkan bagaimana Paulus tegar dalam menghadapi badai.

Kisahnya dimulai pada pasal 23; orang-orang Yahudi menuduh bahwa Paulus menyebabkan banyak masalah di antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara yang salah, dan bahwa ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi.  Festus, salah satu petinggi Romawi yang bertugas di Israel,  tidak mengerti tuduhan terhadap Paulus, karena itu ia minta agar perkara itu dibawa ke Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Paulus yakin bahwa dia tidak akan disidangkan secara adil di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem. Paulus adalah seorang warga Negara Romawi. Oleh karena itu ia berhak menolak untuk pergi ke Yerusalem. Paulus naik banding kepada Kaisar di Roma.

Selanjutnya pasal 27:1-13 mengisahkan perjalanan Paulus yang berlayar ke Roma untuk menghadap Kaisar. Karena iklim yang tidak baik, pelayaran mereka banyak mengalami hambatan. Sampai-sampai Paulus dan rombongannya dipindahkan ke kapal lain yang juga akan menuju ke Italia. Namun dengan berbagai pertimbangan, Paulus memberanikan diri untuk memberi peringatan kepada Yulius, seorang perwira Romawi supaya menunda  keberangkatan mereka. Tetapi kenyataannya, perwira itu lebih percaya kepada pendapat juru-mudi, nakhoda dan penumpang lainnya daripada kepada perkataan Paulus. Ditambah lagi, kondisi pelabuhan tidak baik untuk ditinggali selama musim dingin maka rombongan tersebut pada akhirnya melanjutkan pelayaran mereka.

Apa yang sudah diperingatkan Paulus terjadi. Angin badai yang disebut juga angin Timur Laut menerjang kapal mereka selama berhari-hari bahkan sampai ‘malam yang ke empat belas’. Sekalipun mereka sudah membuang muatan dan alat-alat kapal, namun angin badai yang dahsyat  terus-menerus mengombang-ambingkan kapal mereka dan mengancam nyawa mereka sampai ‘putuslah segala harapan untuk menyelamatkan diri’.

Pada suatu malam para awak kapal mendengar suara ombak memecah pantai. Mereka menduga daratan sudah dekat. Lalu mereka melempar sauh atau jangkar sebanyak empat buah, tetapi ternyata sauh itu tidak efektif terhadap badai dan kapal mereka kandas.

Tetapi Sdr ingat, di dalam kapal ada Paulus. Ia adalah seorang yang istimewa karena ada beberapa karakteristik yang dimilikinya. 1. Paulus adalah seorang anak Tuhan; 2. Ia sedang menjalankan misi; 3. Ia seorang yang beriman; dan 4. Ia sedang bersekutu dengan Tuhan. Karena itu Paulus mempunyai jangkar yang ampuh dalam menghadapi badai, bukan seperti jangkar kapal yang ditumpanginya!

Para pelaut itu melemparkan empat buah sauh ke dalam laut agar kapalnya menjadi tenang. Namun semua jangkar itu gagal. Dari kisah ini kita dapat melihat bahwa Paulus mempunyai empat buah jangkar yang membuat ia kuat dalam menghadapi badai. Meskipun kapalnya terombang-ambing dan babak belur, Paulus kuat dan mampu mengatasi keadaan.
saat ini saya ingin mengajak Sdr untuk mempelajari empat buah jangkar yang telah membuat Paulus tenang menghadapi badai. Jangkar itu juga tersedia untuk Sdr dan saya pada saat ini.

1.    Jangkar Yang Kuat Berupa Hadirat Tuhan
Ayat 23: “Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,”

Paulus tahu bahwa sekalipun berada di tengah-tengah badai yang mengamuk, ia tidak sendirian. Tuhan datang kepadanya untuk memberikan damai sejahtera di dalam hatinya.

Badai apapun yang mengacaukan hidup Sdr dan saya, tetapi jika kita memiliki iman yang sama seperti Paulus dalam hubungan dengan Tuhan, Sdr juga akan memiliki Jangkar Hadirat Tuhan yang memberikan damai sejahtera kepada Sdr. Marilah kita lihat beberapa ayat yang mendukung :
•    Ibr 13:5  ” ………….. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
•    Mat 28:20 “……………..Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
•    Mzm 23:4 “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.”

Adalah suatu berkat yang besar apabila kita dapat menikmati manifestasi dari hadirat Tuhan seperti yang dirasakan oleh Paulus. Tetapi meskipun Sdr tidak dapat melihat Dia, Tuhan tetap ada disana: mengawasi, memimpin dan melindungi karena Dia adalah Tuhan Sdr.

Dr. Tony Campolo adalah seorang pembicara, penulis dan hamba Tuhan yang terkenal di Amerika. Ia menceritakan tentang masa kecilnya. Ia tinggal di suatu kota yang padat dan ramai (seperti Jakarta). Ibunya membayar seorang gadis remaja untuk mengantar Tony dan juga menjemputnya dari sekolah. Gadis itu diberi 5 sen sehari. Ketika naik ke kelas 2 SD, Tony tidak mau lagi diantar jemput dan ia mengatakan kepada ibunya, “Aku akan berjalan sendiri ke sekolah, dan, jika engkau memberi aku 5 sen seminggu, aku akan sangat berhati-hati.  Selain itu, engkau akan dapat menghemat sebanyak 20 sen seminggu.

Setelah beberapa lama merengek dan meminta, Tony kecil akhirnya diberi ijin. Selama dua tahun berikutnya ia berjalan sendiri pulang pergi ke sekolah. Tony harus berjalan sejauh delapan blok dari rumah ke sekolah dan melewati banyak jalan, persimpangan dan penyeberangan. Ia sangat berhati-hati dan tidak mau berbicara dengan orang asing serta tidak terpengaruh oleh hal-hal lain yang terjadi di sepanjang jalannya.

Setelah bertahun-tahun kemudian, pada suatu pesta keluarga, Tony membanggakan dirinya karena ia dapat pergi ke sekolah sendiri ketika ia masih kanak-kanak. Ibunya tertawa dan melengkapi ceritanya. “Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa kamu sendirian?” ibunya bertanya. “Setiap pagi, ketika kamu berangkat ke sekolah, aku juga pergi bersamamu. Aku berjalan di belakangmu sepanjang jalan. Ketika kamu keluar dari sekolah pada jam 3:30 sore hari, aku ada di sana. Aku selalu membuat diriku tersembunyi, tetapi aku ada di sana dan aku mengikutimu dalam perjalanan sampai ke rumah. Aku ingin berada di dekatmu kalau-kalau engkau memerlukan aku.”

Seperti ibu dari Dr Tony Campolo, Tuhan selalu ada beserta Sdr, kalau-kalau Sdr memerlukan Dia. Dalam ayat 25 Paulus berkata “Aku percaya kepada Allah”. Ia tahu bahwa Tuhan beserta dia dan segala sesuatu akan baik-baik saja.
Jangkar hadirat Tuhan ini dapat menjadi milik Sdr melalui hubungan yang erat dengan Yesus Kristus.

2.    Jangkar yang kuat berupa Janji-janji Tuhan
Ayat 24-25 : “(24) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.”

Ketika Paulus menghadapi badai yang panjang dan dahsyat, Tuhan datang kepadanya dengan sebuah janji. Tuhan mengingatkan bahwa Paulus akan berdiri di hadapan Kaisar dan karena Paulus semua orang yang ada di dalam kapal akan diselamatkan juga. Bagi Paulus, mendapatkan Firman Tuhan sudah cukup untuk menjadi jangkar yang meneguhkan dan memberikan jaminan.

Mengapa? Karena Paulus kenal dengan Tuhan, Ia adalah Allah yang selalu memenuhi janji.
Rm 4:21 mengatakan, ” …….. Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Firman Tuhan penuh dengan janji, Dr. Everek R. Storms dari Ontario secara khusus telah mempelajari janji-janji di dalam Alkitab. Di dalam majalah Contact, ia menuliskan hasil studinya, bahwa Alkitab memuat 8.810 janji. Dr. storm menghitungnya.
•    Dari jumlah tersebut, kelompok janji yang diberikan Tuhan kepada manusia berjumlah 7.847 janji.
•    Kitab Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel, masing-masing memuat lebih dari 1.000 janji.
•    Mazmur 37, setiap ayatnya adalah suatu janji yang luar biasa.

Sdr dapat meng-klaim janji-janji Tuhan untuk menjadi jangkar bagi jiwamu ketika Sdr mengarungi samudera kehidupana Sdr. Janji-janji tersebut akan membuka pintu penjara keputus-asa-an dimana Iblis mencoba untuk merantai Sdr.

Janji Tuhan dapat menjadi jangkar yang kuat dalam menghadapi badai di dalam hidup ini.

3.    Jangkar yang Kuat berupa Rencana Tuhan

Ayat 24a: “dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; ………. ”

Malaikat Tuhan melayani Paulus dan memberitahukan rencana Tuhan kepadanya, bahwa Paulus harus menghadap Kaisar dan karena itu Tuhan akan menyelamatkan seluruh penumpang kapal.

Ayat 42 mengatakan: “Prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang.” Tetapi rencana Tuhan adalah agar setiap orang selamat.

Yer 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Perhatikanlah pada ayat 22 Paulus memberitahukan janji Tuhan kepada seluruh penumpang, bahwa mereka semua akan selamat, kecuali kapal itu. Meskipun telah mendengar janji Tuhan, para penumpang masih tetap ketakutan, bahkan para awak kapal mencoba untuk melarikan diri memakai sekoci. Hanya ada satu orang yang tetap menikmati pelayaran itu, yaitu Paulus. Mengapa?

Paulus mempunyai suatu tujuan. Meskipun ia berada di dalam badai, ia tahu bahwa ia hidup untuk Kristus. Paulus adalah seorang tawanan, tetapi ia mempunyai tujuan. Tujuan Paulus adalah memberitakan Kabar Baik kepada Kaisar.

Paulus percaya kepada Tuhan! Ia tahu Tuhan sedang bekerja. Paulus memakai kebenaran itu sebagai jangkar!

Sdr, kita hidup pada zaman di mana orang mudah sekali meninggalkan kapal ketika badai terjadi. Ketika badai kehidupan menyerang mereka, mereka lari dari rumah tangga mereka, meninggalkan suami atau meninggalkan istri dan anak-anak.  Mereka juga lari dari Gereja. Ada satu pujian terkenal yang menyebut Gereja sebagai  Kapal Tua dari Sion.

Saya ingin mengingatkan Sdr bahwa tempat yang terbaik dalam menghadapi badai adalah tetap berada di dalam kapal, apakah itu keluarga Sdr, atau juga Gereja.

Tuhan menempatkan Sdr di dalam kapal karena Ia punya rencana. Jika Sdr meninggalkan kapal, Sdr mungkin akan binasa menghadapi badai kehidupan yang Sdr pilih sendiri. Jika Sdr tetap berada di dalam kapal sesuai dengan rencana-Nya maka percayalah, Sdr akan mendapat pemeliharaan Tuhan karena rencana Tuhan pasti terlaksana.

4.    Jangkar yang Kuat berupa Kuasa Tuhan
Ayat 44 b : “……… Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.”

Hanya kuasa Allah yang cukup kuat untuk menjadi jangkar bagi Sdr di tengah badai. Tidak ada sesuatu yang lain dan tidak ada orang lain yang cukup kuat. Jika saya berada di dalam badai, saya ingin berpegang pada jangkar kuasa yang kuat yang berasal dari Seorang yang dapat membuat angin dan gelombang menjadi tenang.

Tuhan mampu melakukan segala sesuatu! Ia akan membuat Sdr melewati badai dengan selamat dan setelah itu membuat Sdr mendarat!

Kapal Sdr saat ini mungkin kelihatannya akan tenggelam. Mungkin juga tampaknya badai kehidupan Sdr yang akan menang. Tetapi, ketika semua gelombang telah menjadi tenang, ketika angin sudah berhenti bertiup, ketika hujan sudah mereda, ketika awan badai sudah beranjak dari cakrawala; Sdr akan melihat bahwa selama ini Tuhan-lah yang memegang kendali!

Saya dapat memberi peneguhan kepada Sdr, tidak ada badai kehidupan yang akan dapat membinasakan Sdr, tentu saja jika Sdr berpegangan pada jangkar Kuasa Tuhan yang kuat!

Saya ingin mengingatkan Sdr pada pagi hari ini bahwa Tuhan kita adalah Allah yang kuat dan perkasa dan berkuasa:
•    Luk 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
•    Yer 32:7 “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!
•    Ef 3:20 “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”

Jika Tuhan mempunyai kuasa membuat kapak terapung,
Jika Tuhan dapat membuat keledai Bileam bicara
Jika Tuhan mempunyai kuasa untuk membelah Laut Merah dan Sungai Yordan,
Jika Tuhan dapat membangkitkan orang mati,
Jika Tuhan dapat menyuruh kilat dan guruh berhenti, maka
Tuhan mempunyai kuasa untuk membuat Sdr dan saya selamat melewati badai.

Penutup
Apakah Sdr sudah memancangkan jangkar Sdr dalam-dalam di dalam Tuhan pada saat ini? Jika sudah, maka Sdr akan sanggup menghadapi badai kehidupan.
Tetapi, jika belum, bersiaplah menghadapi kesukaran akibat badai.

Karena itu, saya mendorong Sdr untuk datang kepada Tuhan dan marilah ikuti saya dalam doa:

Bapak di dalam Surga,
Aku membuat pengakuan bahwa aku tidak sanggup mengatasi situasi yang aku hadapi saat ini. Aku tidak mampu menenangkan laut kehidupan yang sedang bergelombang.
Aku juga tidak dapat menghentikan angin yang sedang menerpa-ku .
Aku memerlukan pertolongan-Mu hari ini.
Dengan iman, aku memancangkan jangkar Hadirat-Mu, aku juga memancangkan jangkar Janji-Janji-Mu, aku mamancangkan jangkar Rencana-Mu dan aku memancamgkan jangkar Kuasa-Mu ke dalam laut kehidupanku yang sedang diterjangi badai.
Aku memutuskan untuk berdamai dengan keadaan dan menghadapi badai itu, jika hal itu memang sesuai dengan rencana-Mu.
Aku tidak akan takut, aku tidak akan resah dan aku tidak akan melawan.
Aku percaya bahwa Engkau akan melakukan yang terbaik untuk-ku.
Amin.

(Kotbah oleh Rudy Suwardi, Rajawali Family Ministry, 20 Mei 2012)

Artikel oleh: May 23, 2012   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda