Nilai Persahabatan Yang Sejati

Pengkotbah 4:9-12

Ayat-ayat yang baru saja kita baca pagi ini pada umumnya diasosiasikan dengan kehidupan perkawinan. Pemikiran demikian sama sekali tidak salah. Tetapi saya percaya, penulis Kitab Pengkotbah, yaitu Salomo, mempunyai pemikiran aplikasi yang lebih luas. Ayat-ayat ini ditujukan kepada semua orang hidup di muka bumi, terutama ditujukan kepada orang-orang yang merasa kesepian dalam hidupnya. Orang-orang yang kesepian selalu bertanya-tanya bagaimana mereka dapat bertahan hidup di dunia yang dipandang oleh mereka sebagai dunia yang kejam, dunia yang individualistis dan dunia yang kompetitif. Orang-orang yang kesepian memandang setiap orang mementingkan kepentingan dirinya sendiri.

Salomo ingin agar kita mengerti bahwa persahabatan adalah suatu investasi yang baik.

Ayat 9: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.” “Upah yang baik” dapat diterjemahkan sebagai “Penghasilan yang baik“. Artinya hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investasi yang paling baik di dalam hidup ini bukanlah investasi dalam bidang keuangan. Investasi keuangan dalam bentuk deposito memang menghasilkan bunga. Investasi modal dalam bisnis menghasilkan laba. Investasi dalam properti menghasilkan kenaikan harga. Tetapi investasi yang paling baik dalam hidup kita bukanlah investasi keuangan tetapi investasi yang kita tanamkan dalam persahabatan. Kita akan memperoleh hasil yang paling baik dari investasi yang kita tanamkan dalam persahabatan dibandingkan hasil yang kita terima dari investasi investasi jenis lainnya.

Banyak orang memilih berinvestasi untuk menimbun kekayaan. Mereka secara terus menerus bekerja keras untuk menambah hartanya. Jika Sdr menghabiskan waktu Sdr sepanjang hidup ini untuk terus menerus menimbun harta, Sdr tidak akan pernah merasa benar-benar bahagia dan Sdr tidak pernah akan merasakan kepuasan. Pilihan yang lain adalah Sdr berinvestasi dalam persahabatan. Sdr menjalin atau Sdr membangun persahabatan, Sdr selalu mencari sahabat atau Sdr selalu mencoba menjadi sahabat. Maka Sdr akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Socrates, seorang filsuf dari Yunani, mengatakan; “Tidak ada harta milik yang lebih berharga dari sahabat yang baik dan setia“. Ada suatu lomba yang diadakan oleh sebuah perusahaan penerbitan di Inggris untuk mencari definisi atau pengertian yang paling baik dari istilah “sahabat“. Pemenang pertama dari lomba itu memberikan definisi sebagai berikut, “Sahabat adalah seorang yang datang ke dalam hidup Sdr ketika semua orang meninggalkan Sdr“.

Francis Bacon, filsuf dan ilmuwan dari Inggris mengatakan, “Persahabatan melipat-gandakan sukacita dan mengurangi kesedihan hingga separuhnya“. Apakah Sdr sependapat? Sukacita yang dibagi kepada sahabat akan bertambah-tambah hingga dua kuali lipat. Sebaliknya kesedihan yang dibagi kepada sahabat dan ditanggung bersama akan berkurang hingga separuhnya.

Mark Twain, seorang penulis Amerika mengatakan; “Untuk mendapatkan sukacita yang penuh, Sdr harus memiliki seseorang untuk berbagi sukacita Sdr dengan dia“.

Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial. Sesuai kodratnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Kejadian 2:18 mengatakan: TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya ……………” .

Ketika Tuhan menciptakan Adam …… pada mulanya hanya ada seorang manusia saja. Adam memang memiliki taman yang indah, yaitu taman Eden. Semua jenis hewan hidup bersama dengan Adam di Taman Eden dan Adam bahkan diberi kuasa untuk memberi nama kepada hewan-hewan itu. Adam hidup di atas bumi yang sempurna. Adam tidak mengalami masalah kesehatan, ia tidak mengalami masalah keuangan, ia tidak memiliki masalah pekerjaan, ia tidak mengalami masalah pensiun. Tetapi ada sesuatu yang kosong dalam hidup Adam. Adam hanya seorang diri — DAN – Tuhan berkata: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.”

Mengapa? Karena Kejadian 1:26 mengatakan, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dan inti atau dasar dari serupa dengan gambar dan rupa Allah adalah “hubungan dan komunitas.” Kita semua mengenal Tuhan yang memiliki suatu komunitas Ilahi: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Karena itu manusia diciptakan bukan hanya untuk memiliki hubungan dengan Tuhan —- tetapi juga untuk berhubungan satu sama lain dalam komunitas manusia.

Dalam Kejadian 2 Tuhan memandang Adam dan berkata, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya ……………“. Seorang penolong untuk apa? Seorang penolong untuk banyak hal , tetapi – yang paling penting adalah seorang yang akan menolong dia untuk mengatasi masalah kesendiriannya ……….., seorang yang akan menolong Adam untuk mengatasi masalah kesepiannya.

Socrates benar “Tidak ada harta milik yang lebih berharga dari sahabat yang baik dan setia“. Di dalam Alkitab, kita melihat banyak persahabatan yang sejati, misalnya, Yosua dan Kaleb; Daud dan Yonatan, Sadrakh, Mesakh dan Abednego; Petrus dan Yohanes; Paulus dan Silas; Barnabas dan Markus. Saya rasa akhir dari kisah hidup mereka akan berbeda jika mereka tidak memiliki sahabat.

Bahkan Yesus sendiri ketika berada di muka bumi ini memerlukan sahabat. Yesus memiliki 12 orang sahabat dekat, yaitu 12 Rasul yang dipilihnya. Markus 3:14 mengatakan: “Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia ……….” Tentu saja – Yesus ingin mereka ada bersama Dia supaya Yesus bisa mengajari dan mempersiapkan mereka, TETAPI disitu ada juga masalah persekutuan – Yesus suka berada di antara mereka, Ia menikmati persekutuan dengan mereka. Tiga di antara murid-murid-Nya adalah orang-orang yang paling dekat dengan Yesus atau disebut lingkaran dalam, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Yesus melibatkan mereka dalam beberapa pekerjaan yang tidak melibatkan 9 orang murid lainnya. Dan di antara 3 orang tersebut, Yohanes, menyebut dirinya sebagai “murid yang dikasihi Yesus”. Buktinya, Maria, Ibu Yesus tinggal bersama Yohanes setelah Yesus disalibkan. Dalam tur di Turki beberapa bulan yang lalu, rombongan kami mengunjungi rumah Yohanes dimana Maria tinggal disana bersama Yohanes setelah Yesus disalibkan. Jadi nyata bahwa Yesus sendiri-pun memiliki sahabat sejati.

DAN – pada malam itu di Taman Getsemani, pada menit-menit terakhir sebelum ditangkap, Yesus ingin sahabat-sahabat-Nya ada bersama Dia. Sdr dengar? Yesus sendiri membutuhkan sahabat, apalagi kita semua. Kita semua – setiap orang di antara kita memerlukan seseorang untuk tempat kita bersandar. Kita membutuhkan sahabat yang peduli dengan kita. Sahabat yang bersama dia kita merasa nyaman dan santai dan merasa diri kita berarti. Sahabat yang dapat dihubungi ketika kita memerlukannya, sekalipun itu terjadi pada jam 3 dini hari.

Namun timbul pertanyaan, kalau setiap orang memerlukan sahabat, mengapa masih ada orang yang tidak memiliki sahabat? Mereka lebih suka hidup sendiri. Mereka tidak mau bergaul dengan orang lain. Ada beberapa alasan yang dapat dijelaskan.

Alasan pertama mengapa orang tidak memiliki sahabat adalah karena budaya orang-orang modern semakin individualistis. Orang-orang di kota besar semakin tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi. Kerja lembur dan kemacetan telah menghabiskan waktu mereka. Mereka semakin jarang berkumpul di dalam komunitasnya. Kalau dahulu orang mungkin memiliki komunitas hobi seperti komunitas sepeda; komunitas foto, dan sebagainya, kini mereka semakin tidak memiliki waktu untuk bertemu.

Kedua, menjalin hubungan dinilai berisiko oleh sebagian orang. Orang biasanya jujur dan terbuka kepada sahabatnya. Tetapi ada orang-orang yang membuka rahasia sahabatnya kepada orang lain sehingga membuat sahabatnya kecewa dan tidak mau lagi memiliki sahabat.

Ketiga, ada sebagian orang yang pernah dikhianati oleh sahabatnya. Pasangan hidupnya (suami / istri / pacar) direbut oleh sahabatnya. Ada yang ditipu atau difitnah oleh sahabatnya sehingga ia kehilangan jabatan dan sebagainya. Karena itu mereka tidak lagi mau menjalin persahabatan. Hal yang sama pernah dialami oleh Daud. Dengarlah, apa yang digambarkannya dalam MZM 55

(7) Pikirku: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, (8) bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. (9) Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.” ………………. (13) Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. (14) Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: (15) kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah Allah di tengah-tengah keramaian.

Saudara, kita memerlukan sahabat, kita memerlukan sahabat dekat. TETAPI sudah kita lihat risikonya besar, harga yang harus dibayar terkadang mahal. Karena alasan itu banyak orang, juga jemaat di gereja memutuskan untuk tidak mempunyai sahabat. Sebenarnya mereka membutuhkan sahabat, tetapi mereka berpikir bahwa harganya tidak sebanding. Dan mereka merasa lebih aman hidup sendiridaripada menanggung risiko karena persahabatan yang intim.

Saya tahu bahwa menjalin hubungan persahabatan memang ada risikonya, tetapi saya lebih percaya pada Firman Tuhan dalam bacaan kita pagi ini: Pengkotbah 4:9: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.”

Sekarang saya ingin mengajak Sdr untuk membahas ayat-ayat lanjutan dalam bacaan kita pagi ini. Ayat-ayat tersebut memberikan pedoman bagi Sdr untuk menemukan seorang sahabat yang sejati.

1. Seorang Sahabat Yang Sejati Menolong Sdr Ketika Sdr Jatuh

Ayat 10: Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!

Saudara saat ini mungkin punya banyak teman disekeliling Sdr. Tetapi Sdr mungkin hanya memiliki satu atau beberapa orang saja yang dapat disebut sebagai sahabat sejati. Ada orang yang mengatakan bahwa seseorang dikatakan sukses dalam hidupnya jika ia mempunyai cukup banyak sahabat yang bersedia menjadi pengusung jenazahnya ke pemakaman.

Sdr mungkin bertanya bagaimana membedakan sahabat dengan teman? Jawabannya cukup mudah. Perhatikan saja, ketika Sdr jatuh, misalnya jatuh bangkrut atau di PHK, maka orang-orang yang masih ada di sekeliling Sdr adalah sahabat Sdr yang sejati. Dan Sdr akan terkejut, jumlah mereka tidaklah sebanyak yang Sdr pikrkan.

Seorang sahabat adalah seseorang yang menerima tilpon Sdr pada jam 3 dini hari dan tanpa banyak pertimbangan sambil berpakaian, ia bertanya: Dimanakah Sdr? Itulah sahabat.

Berapa banyak orang seperti itu di dalam hidup Sdr? Amsal 17:17 mengatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”

“Seorang sahabat menaruh kasih ……..” Persahabatan dibangun atas dasar kasih. Kita akan melihat arti sahabat secara luas dalam 1 Korintus 1:4-8 apabila Sdr mengganti kata kasih dengan sahabat:

(4) Sahabat itu sabar; sahabat itu murah hati; sahabat tidak cemburu. Sahabat tidak memegahkan diri dan tidak sombong. (5) Sahabat tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Sahabat tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (6) Sahabat tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. (7) Sahabat menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (8) Sahabat tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

Indah, bukan?

Ada sebuah kisah nyata mengenai sahabat yang menolong ketika sahabatnya jatuh.

Ben Merold adalah Gembala Sidang dari gereja Eastside Church di Fullerton, California. Gereja tersebut berkembang secara luar biasa sehingga menjadi salah satu gereja yang besar di pantai barat Amerika.

Ketika pertama kali melayani di gereja itu, Ben menghadapi masalah keluarga. Ia memiliki 3 orang anak dan 2 diantaranya adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh. Tetapi seorang anaknya yang lain memiliki jiwa pemberontak. Ia terlibat dalam narkoba dan ditangkap oleh polisi karena sebuah perbuatan kriminal.

Ben berpikir untuk berhenti dari pelayanannya karena ia ingat pada ayat 1 Tim 3:5, yang mengatakan: “Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”

Ben berpikir bahwa ia harus meninggalkan pelayanannya.

Dalam keadaan depresi berat, Ben menerima kunjungan Tommy. Tommy Overton adalah Gembala Sidang dari Gereja Huntington Beach di kota yang sama dan sudah melayani jauh lebih lama daripada Ben. Sebenarnya Tommy bisa saja iri pada pelayanan Ben yang sangat maju dibandingkan dengan gerejanya sendiri. Tetapi tidak demikian halnya.

Tommy mengunjungi Ben, mengetuk pintu, dan berkata, “Marilah kita jalan-jalan.” Lalu Ben dan Tommy naik mobil bersama-sama. Mereka berkeliling kota dan akhirnya berhenti di lapangan parkir dari sebuah penjara wanita di Los Angeles.

Tommy berkata, “Ben, aku tidak tahu apakah engkau pernah mendengar bahwa aku memiliki seorang anak perempuan yang pernah dihukum penjara di tempat ini. Aku seringkali duduk di dalam mobilku di lapangan parkir ini, dan menangis dan berdoa karena mereka tidak mengijinkan aku masuk ke dalam untuk bertemu dengan anakku. Aku tahu apa yang sedang engkau alami saat ini. Jika engkau memerlukan seseorang untuk bicara, seseorang yang mengerti kepedihanmu, aku mau menjadi sahabatmu.”

Ben mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Tommy pada hari itu. Beberapa bulan kemudian, anak Ben dibunuh secara tragis. Ben memanggil Tommy untuk memimpin ibadah pemakaman untuk anaknya.

Sdr, kita semua memerlukan sahabat seperti Tommy. Dan kita juga harus menjadi seorang sahabat seperti Tommy, seorang yang akan membangunkan sahabatnya ketika mereka jatuh, memegang tangan mereka dan berjalan bersama menuju garis finish.

Saudara, seorang sahabat sejati akan menolong Sdr ketika Sdr jatuh ……………….. dan

2. Seorang Sahabat Sejati Adalah Seorang Yang Memberikan Kehangatan Secara Emosi Maupun Jasmani

Ayat 11: Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?

Kadang-kadang kita memiliki kecenderungan untuk memahami suatu ayat secara harafiah sehingga kehilangan pengertiannya secara menyeluruh. Ayat ini merujuk pada suatu pengertian yang bukan hanya terbatas pada kondisi panas secara jasmani.

Kita memerlukan pertolongan untuk menghadapi keadaan-keaadan di luar kendali kita. Kita harus mampu mendapatkan kekuatan emosi ketika kita sendiri tidak memilikinya. Kadang-kadang memang terasa dingin di luar sana di dunia ini. Keadaan seperti itu membuat kita takut, “Bagaimanakah aku bisa melewati situasi seperti ini?” Dalam keadaan demikian kita memerlukan seorang sahabat yang akan memberikan kekuatan emosional kepada kita.

Ada suatu contoh nyata di Rajawali. Saya mendengar bahwa Ibu Dora mengunjungi Pak Syafei dan Ibu Gaby di RS Cikini jam 9 pagi hari itu. Ketika melihat kondisi Pak Syafei yang semakin memburuk, Ibu Dora membatalkan niatnya untuk pulang. Ibu Dora menemani Ibu Gaby sampai Pak Syafei jalan ke rumah Bapa pada jam 2 siang itu. Sebagai sahabat, Ibu Dora memberikan kehangatan secara emosi kepada Ibu Gaby sehingga Ibu Gaby mendapat support melewati saat-saat yang paling berat dalam hidupnya.

Sahabat sejati adalah seorang yang Memberikan Kehangatan Secara Emosi Maupun Jasmani ………………………… dan

3. Sahabat Sejati Adalah Seorang Yang Akan Berjuang Melindungi Sdr atau Reputasi Sdr

Ayat 12: Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Ayat-ayat ini dituliskan berdasarkan strategi militer zaman kuno. Hampir semua pertempuran pada masa itu dihadapi dengan kerja sama antara sesama prajurit. Prajurit masuk dalam pertempuran bersama dengan seorang prajurit lainnya yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Para prajurit itu berdiri sambil menempelkan punggung mereka. Mereka tidak pernah melepaskan punggungnya dan bertempur bersama ketika musuh menyerang dari arah manapun. Sahabat tidak akan menikam Sdr dari belakang. Sahabat bahkan melindungi Sdr dari belakang. Seorang sahabat tidak pernah menyebar gossip mengenai sahabat-sahabatnya.

Sahabat sejati adalah seseorang yang akan berjuang melindungi Sdr atau reputasi Sdr …………….. dan

4. Sahabat Sejati Menolong Sdr Untuk Bertumbuh Secara Rohani.

Amsal 27:17: Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Persahabatan Daud dan Yonatan menggambarkan karakteristik ini. Daud pada waktu itu adalah seorang anak muda yang naik popularitasnya karena berhasil mengalahkan raksasa yang bernama Goliath. Popularitas Daud bahkan melebihi Saul, Raja Israel saat itu. Raja Saul semakin membenci Daud dan bermaksud membunuhnya. Daud melarikan diri dari Israel, kemudian ia ditolong oleh Yonatan, sahabatnya, anak Saul.

1 Samuel 23:16 mengatakan: “Maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah.”

Yonatan menolong Daud. Yonatan mengunjungi Daud pada waktu yang paling berat dan paling gelap dalam hidupnya. Ketika segalanya tampak berat dan gelap, Yonatan datang menolong Daud untuk mencari kekuatan di dalam Tuhan.

Saudara, hadiah paling besar yang dapat Sdr berikan kepada sahabatmu adalah hadiah dalam bentuk sebuah undangan, sebuah undangan untuk menjalin hubungan dengan Tuhan. Banyak di antara Sdr yang hadir dalam kebaktian ini adalah karena undangan dari teman atau sahabat Sdr. Sdr mungkin saja berpikir bahwa sahabat Sdr adalah seorang yang fanatik ketika mereka mengundang Sdr untk mengenal Yesus, karena mereka tidak jemu-jemunya berbicara mengenai Yesus. Saya ingin memberitahukan kepada Sdr bahwa mereka adalah sahabat Sdr yang sejati karena mereka mengajak Sdr untuk mendapatkan hadiah yang paling besar dalam hidup seseorang dan hadiah itu adalah hubungan pribadi dengan Tuhan, pengampunan atas dosa Sdr dan sebuah tempat yang kekal di Surga.

Sahabat sejati bukan hanya mengajak Sdr untuk mengenal kristus, tetapi ia juga ingin melihat Sdr terus bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Penulis Kitab Amsal mengatakan bahwa orang menajamkan sesamanya. Seorang sahabat menolong menajamkan sahabatnya, untuk menjadi semakin tajam secara rohani. Salomo menggambarkan persahabatan seperti besi yang di tempa oleh besi lainnya. Bayangkan seorang pandai besi yang sedang membuat pedang. Ia mengambil palu dan mengambil sebatang besi dan mengerjakannya perlahan-lahan dan terus menerus sampai menghasilkan bentuk dan ketajaman sebuah pedang. Sahabat selalu menantang kita, bahkan mendorong kita untuk selalu setia mengikut Yesus, untuk menjadi semakin serupa dengan kristus. Sahabat seperti ini dapat Sdr temukan di EFC. Karena itu apabila diantara Sdr ada yang belum bergabung dengan salah satu EFC yang ada, saya mendorong Saudara untuk bergabung dalam EFC. Sdr akan menemukan sahabat yang akan menolong Sdr agar semakin bertumbuh secara rohani.

Kesimpulan: Kita semua memerlukan sahabat di dalam hidup kita

Kita tidak akan sanggup menjalani hidup kita dan kita tidak dapat menerima berkat Tuhan secara penuh tanpa bantuan sahabat. Namun kita harus berhati-hati dalam memilih sahabat.

Apakah Sdr pernah dikhianati oleh seorang teman sehingga Sdr berpikir bahwa tidak mungkin Sdr menemukan seorang sahabat sejati?

Amsal 18:24b mengatakan: “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”

Amsal tersebut tidak hanya mengatakan bahwa Sdr dapat menemukan seorang sahabat, tetapi juga mengatakan bahwa ada seseorang di sana yang akan lebih karib daripada seorang saudara.

Bijaksanalah dalam memilih sahabat. Gunakanlah 4 pedoman tadi untuk memilih sahabat.

  1.     Sahabat Yang Akan Menolong Sdr Ketika Sdr Jatuh
  2.     Sahabat Yang Memberikan Kehangatan Secara Emosi Maupun Jasmani
  3.     Sahabat Yang Akan Berjuang Melindungi Sdr atau Reputasi Sdr
  4.     Sahabat Yang Menolong Sdr Untuk Terus Bertumbuh Secara Rohani.

Penutup

Ijinkan saya sekarang untuk menolong Sdr menjalin persahabatan dengan Yesus sebagai sahabat Sdr yang sejati. Ada banyak alasan mengapa Sdr harus menjadikan Yesus sebagai sahabat yang sejati.

Pertama, Yesus layak menjadi sahabat sejati Sdr karena ia sudah mengenal Sdr. Yesus lebih mengenal Sdr dibandingkan teman-teman Sdr yang lain. Salah satu definisi dari sahabat adalah seorang yang mengenal keseluruhan diri Sdr dan tetap menyukai Sdr apa adanya . Tidak ada seorangpun yang memenuhi persyaratan itu dengan lebih baik kecuali Yesus.
Kedua, Yesus layak menjadi sahabat sejati Sdr karena Ia telah melakukan lebih untuk Sdr dibandingkan siapapun juga. Yoh 15:13 mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabat-nya”
Ketiga, Yesus layak menjadi sahabat sejati Sdr karena Ia akan selalu ada ketika Sdr membutuhkan Dia.

(Kotbah tanggal 26 Februari 2012 di Rajawali Family Ministry, oleh Rudy Suwardi)

Artikel oleh: February 29, 2012   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda