Segala Sesuatu Ada Waktunya

Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 3 : 1 – 22

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya” (Pengkhotbah 3 : 1)

 

Ketidakadilan dalam hidup ternyata bukan saja terjadi pada masa sekarang ini, tetapi juga sudah menjadi makanan sehari-hari manusia zaman dahulu. Hal itu dilihat dan disadari oleh Pengkhotbah, bahwa tidak ada keadilan di bumi ini.  Sejak dahulu, kelihatannya kejahatan selalu menang, sehingga orang-orang jahat bebas berbuat apa saja, sementara orang baik menderita.

Dengarlah berita-berita yang terjadi sekarang ini, baik di TV, radio ataupun surat kabar dan kita pasti akan melihat kebenarannya.  Praktek ketidakadilan berlaku di setiap Negara, kota ataupun daerah.  Kita tidak akan heran menemukan seorang yang tidak bersalah harus menerima hukuman karena ketidakadilan itu dan orang yang jahat dapat bebas berkeliaran dimana-mana karena uang dan kekuasaan menjadi pembelanya.  Tak dapat dipungkiri bahwa tidak sedikit orang yang kompromi dengan kejahatan demi uang dan kedudukan.  Mengapa semua itu dapat terjadi?   Seringkali kita mengharapkan supaya Allah bertindak cepat terhadap segala tindak kejahatan yang terjadi dimuka bumi.  Tetapi jika apa yang kita harapkan tidak terjadi, maka kita menjadi kecewa dan terkadang ada orang mulai menyalahkan Allah dengan perkataan, “Mengapa Tuhan tidak membelaku? Mengapa Tuhan hanya berdiam diri terhadap ketidakadilan yang aku hadapi?!”  Pengkhotbah mempunyai jawaban atas semua kejadian itu, bahwa “Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya”.  Artinya, ketika kita belum menemukan jawaban atas ketidakadilan itu; ketika kita tidak melihat campur tangan Allah atas semua masalah yang kita hadapi; bukan berarti Allah tidak peduli atau Allah melupakan kita; juga bukan karena Allah tidak sayang lagi kepada anak-anak-Nya. Tetapi yang benar  adalah: “Allah akan bertindak dengan adil pada waktu yang telah ditetapkan-Nya”. Kapan waktunya?  Itu bukan urusan kita. Kita hanya bisa menunggu dengan setia, sabar dan penuh pengharapan.

Marilah kita memandang hidup ini dengan perspektif yang terarah kepada Allah. Dari pada mengisi waktu kita dengan keluhan, sebaiknya kita menggantinya dengan satu keyakinan kuat bahwa Allah mengijinkan kita mengalami setiap keadaan yang pahit dan sukar itu supaya kita menjadikan diri-Nya pusat hidup kita dan kita senantiasa memohon kekuatan untuk menjalani hidup ini dengan penuh pujian dan ucapan syukur.

Allah tidak bekerja menurut patokan waktu manusia,tetapi menurut patokan-Nya sendiri—menurut waktu-Nya sendiri.  

Artikel oleh: February 14, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Ecclesiastes (Renungan Alkitabiah dari Kitab Pengkhotbah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda