Akhirnya Berhasil!

Bacaan Alkitab: Kejadian 49 – 50

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”
(Kejadian 50 :20).

Semua penderitaan hidup harus dilalui oleh Yusuf sebagai ujian kehidupan menuju kesuksesan besar.  Penderitaan itu bagaikan “mata kuliah” bagi dirinya untuk mendapatkan nilai terbaik dimata Tuhan.  Keberhasilan dan kesenangan hidup yang dialami oleh Yusuf, dibayarnya dengan harga yang mahal yaitu melewati kesulitan, penderitaan, diperlakukan tidak adil, difitnah, dan dilupakan.  Tetapi, Yusuf adalah orang yang pantang menyerah dan pantang putus asa.   Ia tetap menjalani kehidupan yang penuh iman dan menjaga kesetiaannya kepada Allah dan tidak pernah kompromi dengan dosa.  Ia berusaha tegar, sabar dan setia menanti waktu Tuhan digenapi dalam kehidupannya.

Sampai akhir hayatnya, Yusuf tetap menjaga kemurnian hatinya dihadapan Tuhan dan sesamanya.  Ia selalu bersemangat melakukan perkara-perkara yang benar dimata Tuhan dan mempunyai cara berpikir yang positif terhadap segala situasi yang buruk sekalipun.  Pada waktu ayahnya, Yakub meninggal, hati saudara-saudaranya diliputi ketakutan dan kemudian datang dan sujud kepadanya dan memohon untuk kesekian kali supaya ia mengampuni dosa dan kejahatan mereka pada masa lampau.  Hatinya menjadi sedih karena mengetahui cara berpikir saudara-saudaranya yang belum menyadari sepenuhnya akan kasihnya yang tulus kepada mereka.  Karena itu ia menghibur dan meyakinkan mereka dengan perkataan seperti yang tertulis dalam Kejadian 50 :20.  Ini bukan sekedar kata-kata, tetapi kata-kata iman yang keluar dari mulut seorang yang sungguh beriman kepada Allah.  Yusuf tidak pernah mau disamakan dengan Allah, karena ia sadar diri bahwa dirinya hanyalah manusia biasa; seorang hamba Allah yang dipakai oleh Allah bagi kelangsungan hidup umat-Nya.

Jangan pernah bermimpi ataupun berkata bahwa hidup itu selalu indah.  Sebab akan ada masanya dimana kita menghadapi kesulitan hidup dan seakan-akan tidak ada tempat untuk kita mengadu, bahkan keluarga pun menjauhi kita.  Jika kesulitan hidup itu datang menerpa kita; jangan kaget ataupun berusaha menghindarinya.  Sebab, seringkali Allah mengajar kita melaluinya sebagai pembentukkan menuju kehidupan yang sukses dan signifikan, serta gilang gemilang. Haleluya!

Jangan pandang kesulitan hidup itu sebagai monster yang menakutkan, tetapi pandanglah itu sebagai ujian perjalanan iman menuju kesuksesan.

Artikel oleh: February 8, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Genesis (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kejadian)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda