Kasih Yang Terbaik

Bacaan Alkitab: Yohanes 12

“Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitu pun pelayan-Ku akan berada”.
(Yohanes 12 : 26)

Sesudah mereka makan, Maria saudara perempuan Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus mengambil minyak narwastu murni dan kemudian mengurapi kaki Yesus serta menyekanya dengan rambutnya. Ada 2 tokoh dalam cerita ini, yaitu: Maria dan Yudas Iskarioth. Keduanya adalah murid Tuhan, tetapi mempunyai sikap yang berbeda dalam mengekspresikan kasihnya kepada Yesus Kristus.

Maria—Ia mempunyai keinsafan yang dalam mengenai Yesus Kristus dan oleh karena itu kasih-Nya kepada-Nya murni. Kasih yang murni dan penuh hormat akan rela mengorbankan apapun bagi orang yang dikasihi. Maria, memberikan minyak yang berharga mahal kepada Yesus. Ia tidak merasa sayang dengan pemberiannya. Maria yang sering mendengar ucapan-ucapan indah dan penuh kemurahan dari mulut Yesus, yaitu ketika Yesus berada dirumahnya dan ia duduk mendengarkan ucapan-ucapan dari Yesus. Yesus melimpahi Maria dan keluarganya dengan kebaikan dan anugerah Ilahi. Itulah yang mendorong Maria menunjukkan tanda kasih kepada Dia yang telah lebih dahulu mengasihinya. Kasih yang murni semacam itu mencari hadiah yang indah untuk diberikan kepada yang dikasihinya. Bagi Yesus, bukan banyaknya pemberian kita, melainkan apakah pemberian itu merupakan pemberian yang terbaik dari kita. Pemberian kita yang terbaik adalah pemberian yang didasari oleh kasih kita yang besar kepada Yesus.

Yudas—Siapapun dapat dipakai oleh iblis untuk melancarkan rencana jahatnya. Yudas, dengan talenta yang baik yang diberikan Allah kepada-Nya dalam bidang keuangan, tetapi sangat disayangkan karena ia memakainya dengan cara yang salah. Ia menjadi tamak akan uang dan menyalahgunakan kepercayaan yang Yesus berikan kepadanya. Dengan memakai alasan yang rohani, ia coba menghalangi perbuatan kasih Maria (ay 5). Tetapi Yesus tahu segala sesuatu, sehingga Dia memberikan alasan yang benar mengenai apa yang dilakukan oleh Maria. Ini awasan bagi kita untuk tidak memakai cara-cara ataupun alasan-alasan yang rohani tetapi dengan tujuan yang jahat. Betapa berdosanya kita, jika demi tujuan pribadi yang sesat, kita mengelabui orang dengan cara atau pun alasan yang rohani.

Kasih yang terbaik memberikan yang terbaik.

Artikel oleh: December 23, 2011   Kategori : Biblical Devotion from John (Renungan Alkitabiah dari Injil Yohanes)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda