Cara Allah Selalu Indah

Bacaan Alkitab: Yohanes 11

“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya”.
(Yohanes 11:25-26)

 

Ketika mendengar berita bahwa Lazarus dalam kondisi yang sakit parah, kita mungkin merasa heran bahwa Yesus berdiam dua hari penuh di tempat dimana Dia berada dan tidak langsung bergegas mengunjungi Lazarus. Apakah karena kasih-Nya kepada Lazarus mulai berkurang? Tentunya bukan itu alasannya! Ada beberapa alasan dari para penafsir Alkitab yang mengatakan, antara lain: Pertama, Yesus memang menunggu supaya waktu Dia sampai di situ Lazarus sudah meninggal, jadi ada unsur kesengajaan. Kedua, dengan keterlambatan itu akan menyebabkan mujizat yang Dia akan lakukan lebih mengesankan lagi, dimana kemuliaan Allah akan dinyatakan. Tetapi ada juga alasan yang lain, yaitu bahwa Yesus mengambil tindakan atas dasar inisiatif-Nya sendiri dan bukan atas bujukan orang lain. Dari peristiwa ini sangat jelas menunjukkan bahwa tindakan Yesus dilakukan-Nya bukan atas dasar bujukan atau paksaan, melainkan dilakukan-Nya pada waktu dan saat yang ditentukan-Nya sendiri.

Ini merupakan peringatan bagi kita. Seringkali kita menginginkan Tuhan melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan, harapan dan cara kita. Kita memaksakan keinginan kita kepada Tuhan. Dalam doa-doa yang kita naikkan kepada-Nya, seringkali dengan nada memaksa Tuhan kita berkata, “biarlah kehendakku yang jadi, Tuhan!”. Padahal cara seperti itu menandakan ketidak-percayaan kita dan ketidak-tundukkan kita kepada kehendak dan rencana-Nya. Yesus tidak mau kita memaksakan kehendak kita. Tetapi bukan berarti juga kita menjadi masa bodoh dan tidak melakukan apa-apa. Doa dan usaha itu penting tetapi dengan satu syarat dimana kita tetap pada jalur kehendak Tuhan dan tunduk kepada otoritas-Nya. Ketika kita merasakan seolah-olah Allah itu berdiam diri, sebenarnya Dia tetap setia memperhatikan kita. Ketika 2 hari lewat, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur” (yang dimaksudkan-Nya adalah bahwa Lazarus sudah mati). Itu tandanya bahwa Yesus senantiasa memperhatikan semua kejadian dalam rumah Maria dan Marta.

Keterlambatan-Nya bukan karena ia tidak lagi peduli kepada mereka, tetapi Dia menunggu saat yang baik untuk mendatangkan hasil yang terbaik, supaya kuasa-Nya dinyatakan, iman para murid dikuatkan dan orang lain menjadi percaya. Yesus pun memperhatikan kesusahan, kesakitan dan penderitaan kita. Ia tidak pernah terlambat menolong kita, namun kitalah yang terkadang merasa Ia terlambat. Ingat bahwa waktu-Nya selalu tepat.

Cara Allah berbeda dengan cara kita; rencana Allah berbeda dengan rencana kita. Namun, apa yang Dia buat selalu indah!

Artikel oleh: December 22, 2011   Kategori : Biblical Devotion from John (Renungan Alkitabiah dari Injil Yohanes)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda