Hidup Anda Harus Dibuat Cukup Mengesankan untuk Memberi Inspirasi Kepada Orang Lain
Kapankah hidup kita menjadi inspirasi bagi orang lain? Inspirasi kehidupan bukan lagi hiburan bagi banyak orang seperti sifat selebritis, tetapi menjadi sejenis gangguan bagi beberapa orang yang kebetulan sedang menjalani hidup dengan sesungguhnya. Seperti pemungut cukai dalam ilustrasi yang Yesus berikan, Lukas 18, yang berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” kesucian Tuhan menantang dirinya. Inspirasi hidup seseorang adalah tantangan bagi seorang lainnya, mengganggunya seperti bisikan terus menerus dan ajakan yang tidak pernah menyerah sampai ia membuat pilihan yang serupa mungkin dengan jenis yang berbeda untuk melakukan sesuatu.
Ada mereka yang perlu sampai di puncak gunung barulah menyadari adanya bentangan alam indah di sisi lain, tetapi ada orang yang baru mencapai kaki bukit tetapi mata nabinya sudah bisa melihat sisi lain itu tanpa harus menuju kepuncak. Ia dianugerahi hikmat dan ketajaman lebih awal oleh Tuhan. Bahkan ada semacam keyakinan kecil di hati saya, bahwa manusia yang sedang menjalani jalan ke surga, harus pernah diganggu dengan inspirasi yang datang dari hidup dari orang lain. Sebab jika tidak, untuk apa nafas diberikan Tuhan jika hanya berhenti kepentingannya pada diri sendiri, atau kehilangan cita rasa tujuan hidup.
Life is only once, will you waste it? Pertanyaan ini akan selalu diajukan oleh orang yang telah sampai kepada kesadaran betapa berharganya hidup, betapa mulianya kesempatan bernafas, betapa agungnya pilihan untuk berbuat kebaikan, dan betapa sensasionalnya kesederhanaan. Hidup bukan hanya tentang saya, tentang kita, tetapi juga tentang orang lain. Tuhan mengajari kita bahwa kepuasan kita terletak di orang lain, bukan di diri kita. Inspirasi terkuat bukan dengan mengumbar kebebasan kita menjadi siapa diri yang kita mau, melainkan dengan ‘restrain’, ‘abstain’ atau menahan diri. Jika hidup ingin menjadi inspirasi bagi orang lain, kita harus membuat pilihan mulia yang mencengangkan karena mengandung pengorbanan demi kemanusiaan, melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain, menahan diri demi sesuatu yang lebih berharga walaupun belum tentu bisa langsung dilihat orang dampaknya, merendahkan hati karena mengakui bahwa Tuhan di atas segalanya, memilih nilai-nilai karena tahu bahwa itulah yang sangat berharga, dsb. Paulus pernah berkata, “memiskinkan diri tetapi memperkaya banyak orang”, 2 Kor 6:10. Sekalipun sulit, tetapi hanya hidup yang demikian yang menjadi inspirasi bagi orang lain dalam sejarah manusia.
Renungkanlah posisi hidup kita hari ini, anda mesti berhenti sebentar, tanyakan apakah hidup kita telah menjadi inspirasi bagi orang lain? Semakin berumur kita, makin penting pertanyaan tersebut.
(dikutip dari Pena Gembala GSJA CWS Gading, 26 Juni 2011)
Artikel oleh: Budi Setiawan
June 30, 2011
Tags: Artikel Kategori : Artikel Sebarkan
Tulis Komentar Anda