MELAYANI TUHAN ATAU MENOLONG TUHAN?

Lukas 6 : 20 -26  Matius 25 : 31 – 46  I Timotius 6 : 17 – 18

Kali ini saya ingin mengemukakan sebuah judul renungan yang mungkin menyentak perhatian anda. Karena bila kita mendengar kata Melayani, maka bagi orang Kristen pada umumnya telah terbangun asumsi yang merujuk pada sejumlah kegiatan organisasi gereja, sengaja pada kalimat itu saya cantumkan kata organisasi di depan kata gereja. Bila anda telah membaca artikel tulisan saya tentang gereja pada artikel sebelumnya, maka tentunya anda akan memahami alasannya.

Kata Melayani, bagi orang Kristen pada umumnya bukanlah kata yang asing lagi untuk diucapkan, sama halnya dengan mengucapkan kata “Halleluyah, Puji Tuhan”. Kata kata tersebut karena begitu seringnya diucapkan, bahkan cenderung diucapkan secara sembarangan, akhirnya lambat laun kata kata tersebut menjadi terucap tanpa makna!

Kata Melayani sama seringnya diucapkan oleh orang orang Kristen seperti mengucapkan kata “halleluyah, puji Tuhan“  tak ubahnya seperti kamus bahasa pergaulan bagi sesama penganut agama Kristen. Baik bagi orang Kristen yang secara formal bekerja  di organisasi keagamaan, dalam hal ini bagi mereka yang penuh waktu bekerja di gedung gereja alias berkantor di gedung gereja, seperti pendeta dan stafnya yang mendapat gaji dari organisasi gereja. Maupun  bagi orang Kristen yang bekerja dibidang sekuler yang  terlibat langsung maupun tidak langsung di organisai  gereja tersebut, maka kata atau istilah melayani bukanlah hal yang baru bagi mereka. Menjelang hari raya keagamaan orang Kristen seperti misalnya : Natal, Paskah, Jumat Agung, Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan acara acara ritual baik yang rutin, maupun yang khusus, seperti perjamuan kudus maupun acara acara KKR, maka sang pendeta akan menghimbau anggota jemaatnya untuk turut aktif  “ Melayani “.  Biasanya dibentuklah panitia pelayanan. Dan kegiatan pelayanan seperti ini dilakukan sebagai tradisi semata. Kalau ditanyakan kepada mereka, mengapa mereka mau menggebu-gebu menyibukan diri untuk terlibat dalam panitia pelayanan di gedung gereja. Maka Jawaban mereka seperti sebuah paduan suara yang kompak. Pastilah mereka akan berkata : Semua saya lakukan demi Melayani Tuhan.  Apakah itu arti Melayani Tuhan??  Untuk menjelaskannya baiklah kita kembali pada judul renungan ini : Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan? Mungkin anda akan bertanya dalam hati mengapa penulis membedakan dari kata Melayani Tuhan dengan Menolong Tuhan?

Pada dasarnya antara kata Melayani dengan kata menolong adalah  2 kata yang memiliki makna yang berbeda. Dan juga harus dilihat pada konteks apa kata melayani dan kata menolong itu di tempatkan.  Dalam Alkitabpun Tuhan Yesus pernah menjelaskan arti kata melayani kepada murid muridNya dalam dimensi yang berbeda. Banyak orang Kristen bahkan orang orang yang menyebut dirinya hamba Tuhan telah mentafsirkan secara keliru  dalam memaknai kata Melayani Tuhan, mereka beranggapan dengan melakukan kegiatan keagamaan atau kegiatan ritual, berarti mereka telah melayani Tuhan. Gedung gereja seolah- olah sebuah perusahaan milik Tuhan yang harus dikelola secara professional. Dengan penuh confident mereka seolah –olah telah menolong majunya perusahaan Tuhan ( tanda kutip telah menolong Tuhan ). Apakah benar saudara, Tuhan minta ditolong oleh saudara? Tentunya sangat naïf sekali anggapan seperti itu? Untuk itu saya akan menjelaskan kedua kata itu, tentunya sesuai dengan konteks Alkitab di mana kedua kata itu ditulis.

Pertama kita mulai dengan kata “ Menolong”. Setiap orang pasti mengetahui arti kata menolong. Sebagai contoh kita ambil ilustrasi terhadap orang orang yang mengalami musibah bencana gempa bumi dan tsunami di Negara Jepang yang terjadi belum lama ini. Maka banyak pihak yang memberikan bantuan, termasuk Negara kita yang memberikan bantuan, baik kepada korban dari pihak Negara Jepang maupun korban warga Indonesia yang bermukim di sana. Kegiatan menolong umumnya bisa dilakukan dengan berbagai cara memberikan sumbangan atau donasi, bisa berupa bantuan uang, tenaga, atau bantuan medis. Pengertian apa yang dapat kita petik dari kata menolong? Di sini perlu kita catat beberapa hal yang nantinya kita akan perbandingkan dengan kata “ Melayani”. Hal pertama sipemberi bantuan atau pertolongan adalah orang yang lebih kuat, kalau bantuannya berupa tenaga, sedangkan kalau bantuannya berupa uang atau materi  maka orang yang memberikan bantuan itu tentunya lebih kaya dari orang yang ditolongnya. Dan sudah merupakan hukum alam di dunia ini di mana yang kuat menolong yang lemah, yang pintar menolong yang bodoh, yang kaya menolong yang miskin, yang sehat menolong yang sakit, yang besar menolong yang kecil dst. Maka dalam konteks duniawi seperti itulah digunakan kata “ Menolong”. Lalu bagaimana dengan kata “ Melayani” apakah sama konteksnya dengan kata Menolong yang sudah diuraikan ini? Tentu saja jauh berbeda saudara! Tuhan, tentu saja tidak identik dengan orang orang korban bencana alam! Tuhan adalah Raja segala Raja. Dia adalah Maha Kuasa. Dia tidak butuh bantuan donasi saudara!  Lalu kalau begitu, apa perbedaan antara kata Menolong dengan Melayani?  Kepada saudara tadi telah dijelaskan tentang kata Menolong dan konteks penggunaan kata itu, di mana telah dijelaskan bahwa sipemberi bantuan/pertolongan adalah lebih besar, lebih kaya, lebih kuat dari sipenerima bantuan. Jadi siPemberi adalah Subyek sedangkan sipenerima adalah Objek. Nah di sinilah letak perbedaannya saudara? Yesus menggunaka dimensi yang lain dari kata Melayani, dan tidak identik dengan kata menolong. Tuhan Yesus tidak menggunakan hukum alam, dimana yang besar menolong yang kecil, yang kuat menolong yang lemah, yang kaya menolong yang miskin, tetapi Tuhan Yesus memberikan pemahaman baru dari kata melayani yang banyak disalah tafsirkan orang pada masa kini. Ajaran Yesus tidak berbanding lurus dengan ajaran dunia ini, bahkan saling berlawanan. Apa perbedaan kata melayani dengan kata menolong? Kembali pada kata menolong, dimana sipemberi adalah lebih besar daripada sipenerima. Justru di sinilah perbedaannya, bahwa Melayani adalah berbanding terbalik dengan kata menolong, di mana dari kata melayani yang menjadi subyek bukanlah sipemberi, melainkan sipenerima. Yang dilayani haruslah lebih besar dari yang melayani. Konteknya bukan antara donatur dengan korban, di mana kata menolong/menyumbang/membantu lazimnya digunakan. Tetapi dalam kata Melayani konteknya adalah seorang hamba/budak dengan seorang majikan/tuan. Jelas bukan perbedaannya? Berarti melayani Tuhan  berarti kita melayani , layaknya seorang pesuruh melayani majikannya. Inisiatif perintah haruslah berasal dari sang majikan, tugas kita adalah secara letterlex  mentaati perintah Sang Majikan. Sekarang marilah kita memeriksa diri kita, kira kira mana yang kita lakukan? Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan? Kalau kita mau jujur dalam praktek,  kita bukanlah Melayani Tuhan, tetapi yang terjadi adalah mengerjakan pekerjaan agama dari agama yang kita anut, kita bukan mengabdi kepada Tuhan, tapi mengabdi pada organisasi agama. Mengapa hal ini bisa terjadi?  Paling sedikit ada 2 penyebabnya. Penyebab pertama adalah  orang orang Kristen yang menyatakan dirinya melayani tidak memiliki pemahaman yang benar tentang arti melayani Tuhan. Penyebab kedua adalah salah alamat alias tidak mengenal  siapa yang dimaksud dengan Kristus Tuhan sang majikan kita. Karena tidak mengenal, maka yang dilayaninya juga majikan lain, bukan Tuhan Yesus Kristus. Dalam artikel saya berjudul : Tuhan atau Uang? Di situ telah diinformasikan kepada saudara adanya 2 majikan atau Tuan. Yang satu bernama Tuhan Yesus Kristus Tuhan kita. Dan yang satu lagi bernama Uang atau sebutan lainnya disebut Mamon, beserta ciri cirinya. Dan bagi yang memiliki Boss bernama Mr.Mamon, salah satu cirinya adalah pemilik uang/ orang orang kaya.  karenanya jangan heran kalau orang orang tersebut kelihatannya baik suka memberikan bantuan keuangan, aktif dikegiatan social/ keagamaan, orang orang tersebut menukar nama Yesus dengan bantuan keuangannya. Sehingga penerima bantuan keuangannya bukan lagi mengenal nama Yesus, tapi yang diingat adalah nama Mamon/uang. Peterus waktu mengabarkan Injil di pintu Gerbang Elok, dengan tegas mengatakan : Mas dan Perak, tidak ada padaku, tetapi di dalam nama Yesus bangkit dan berjalanlah! Mungkin anda akan bertanya? Bolehkah seorang pengikut Kristus menjadi orang kaya? Maka jawabnya kembali pada konteks Melayani Tuhan bukan menolong Tuhan. Rasul Paulus mengatakan hendaklah engkau kaya dalam kebajikan/kebenaran. Dalam pengajaran Tuhan Yesus Sang Majikan kita yang merupakan dasar pegangan kita dalam Melayani tidak pernah menganjurkan orang untuk menjadi orang kaya uang,  bahkan sebaliknya dikatakan celakalah hai orang orang kaya…dst ( Lukas 6 : 20 – 26 ) ), Tetapi sayangnya  para imam zaman sekarang lebih bersahabat dengan para Mr.Uang ketimbang bertemu dengan Tuhan Yesus dalam rupa orang orang pilihanNya, orang orang yang paling hina (Matius 25 :31 -46 ). Sebab itu yang dimaksud melayani Tuhan adalah Melayani orang orang paling hina sebagai representasi  Yesus di dunia ini, bukan melayani Mr Uang, dan bukan membagi bagikan uang/menolong/bantuan sosial. Namun melayani Tuhan adalah membawa Berita Sukacita kepada orang orang yang paling hina dan berani memperingatkan orang orang kaya, seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Rasul Pauluspun melakukan hal yang serupa dengan Yesus, dengan memperingatkan kepada Timotius untuk berani memperingatkan orang orang kaya di dunia ini, bahwa orang orang kaya bukanlah pewaris surga, surga secara terbuka dikatakan oleh Yesus diwariskan kepada orang miskin/orang yang paling hina. Inilah berita kebenaran dan keadilan Allah yang tak terjangkau oleh logika pemikiran manusia.  Allah berpihak kepada orang orang tertindas, tidak berdaya. Dari penjelasan ini, apa yang dapat kita pelajari? Pertama arti kata Melayani Tuhan, tidak sama dengan kata Menolong, di mana yang menjadi subyeknya adalah sipemberi dan yang menjadi objek adalah sipenerima. Contohnya  dalam konteks seorang donatur terhadap korban bencana. Sedangkan kata Melayani adalah kebalikannya, justru yang menjadi subyeknya adalah sipenerima pelayanan dan yang menjadi obyeknya adalah sipemberi pelayanan. Contohnya dalam konteks antara budak/hamba dengan sang majikan.  Sedangkan yang kedua dan hal yang sangat penting adalah mengenali siapa majikan kita yang kita layani bukan yang kita beri bantuan atau yang kita tolong, justru kitalah yang ditolong oleh Tuhan. Mari kita intropeksi saudara, siapakah majikan yang saudara layani? Apakah Organisasi Gereja ( Sinode Gereja )? Apakah para donatur/orang orang kaya ( Mr.Uang )? Yang jelas Sang Majikan Agung kita Tuhan Yesus Kristus tidak berkantor di kedua tempat itu. Matius 25 : 31 – 46, misteri keberadaan Tuhan, Majikan Agung yang kita layani telah menyingkapkan dengan jelas di mana Ia berkantor di dunia ini. Ia berkantor diantara orang orang yang paling hina, tertindas dan tidak berdaya. Mengapa penulis berani memberikan statement seperti ini?  Kelihatannya janggal agak irasional!  Bukankah ini statement gila melawan arus?  Di tengah arus dunia yang menuju kebinasaan dan kehancuran memang dibutuhkan ketaatan total kepada Kristus Sang Majikan Agung yang kita layani. Perhatikanlah dari pembacaan Matius 25 : 31 -46, di situ diperlihatkan teriakan penyesalan dari orang orang Kristen yang notabene adalah orang orang yang melayani Tuhan. Cobalah anda cermati pertanyaan mereka atas kegagalan mereka menerima hidup kekal!  Mereka bukan bertanya : Kenapa? Tetapi pertanyaan mereka adalah : dimana Engkau Tuhan? Berarti selama mereka melayani, mereka belum pernah berjumpa dengan Kristus majikan agung, atau dengan kata lain, mereka salah alamat! Alkitab mengatakan bahwa ada jalan yang banyak orang mengira benar, tetapi ujungnya adalah kebinasaan. Sekarang inilah waktunya kita melakukan transformasi atas kekeliruan dari pemahaman mengenai Melayani Tuhan. Selamat mengabdi pada Sang Majikan Agung, Tuhan Yesus Kristus yang benar. Amin.

 

Artikel oleh: March 21, 2011   Kategori : Artikel, Artikel KKA  Sebarkan 

3 Komentar

  1. Hero Joshua - February 2, 2012

    Terima kasih atas renungannya pak Budi, sungguh membangun sekali. Kalau boleh GSJA membuat bahan-bahan komsel untuk kaum muda remaja agar kaum muda remaja tidak menjadi anak2 yang terhilang dan susah diatur. Gb..

  2. Andereas Dermawan - February 2, 2012

    Hero Joshua sekedar ralat renungan ini bukan tulisan Bpk Budi Setiawan tapi beliau mengupload artikel2 saya salah satunya berjudul MELAYANI TUHAN ATAU MENOLONG TUHAN. Gbu.

  3. verayanti daud - January 9, 2013

    saya ingin menanyakan apakah ada cabang greja dibali? kalo ada apakah bisa menikahkan orang indonesia yang menikah dengan orang asing yang sudah cerai? mohon informasinya. terimakasih. Tuhan Yesus memberkati.

Tulis Komentar Anda