PILIH MANA: TUHAN atau UANG?

Ev. Andereas Dermawan

Teks : Matius 6 :33 Yohanes 14:6

Mungkin anda pernah mendengar  lagu yang pernah populer dimasa silam berjudul:  Madu dan Racun. Syairnya  antara lain berisi kata-kata :

“Madu di-tangan kananmu, Racun di tangan kirimu, mana yang kau berikan padaku.”

Bila anda diminta memilih tangan kanan atau tangan kiri, tentu anda akan memilih  tangan kanan  yang memegang madu bukan?  Nah bagaimana seandainya  kalau lagu ini berbunyi:

“Tuhan di-tangan kananmu,  Uang di tangan kirimu, mana yang anda pilih?”

Apa anda bisa dengan mantap berkata: Saya pasti akan memilih tangan kanan yang berisi Tuhan atau sebaliknya tangan kiri yang berisi Uang? Tunggu dulu saudara! Jangan  anda terlalu mudah mengucapkannya, karena untuk pilihan ini tidak semudah memilih madu dan racun yang ada dalam syair lagu tadi. Karena jelas kalau pilihan seperti syair lagu madu dan racun, sangat mudah memilihnya karena pilihan yang satu enak dan yang satu lagi tidak enak, tentu kita memilih madu yang enak, bukan?

Nah, bagaimana kalau pilihannya seperti  ini  Uang  atau rumah mewah? Tentunya tidak semudah memilih madu dan racun bukan? Karena Uang dan Rumah Mewah sama-sama enak dan bermanfaat/bernilai, tentunya anda akan menimbang-nimbang mana yang lebih bernilai,  bukan?  Pertanyaannya sekarang mana yang lebih bernilai  bagi anda Tuhan atau Uang? Kebanyakan orang dengan spontan tentu akan berkata saya pasti memilih Tuhan daripada uang. Tetapi sayangnya pilihan ini tidak disertai pemahaman yang cukup tentang makna Tuhan dan Uang yang akan dipilihnya. Sehingga pilihan ini hanya ada pada tataran ucapan atau retorika semata. Karena pada tataran realitasnya bukanlah Tuhan yang menjadi pilihan tetapi  justru uanglah yang menjadi pilihan utama manusia. Setiap pilihan mengandung suatu konsekuensi  atau risiko. Demikian pula memilih antara Tuhan dengan Uang pasti ada risiko dibalik apapun pilihan kita. Dalam memilih tentunya kita harus memiliki pengetahuan tentang apa saja yang akan dipilih, kalau tidak kita akan salah dalam memilih. Begitu pula dalam memilih Tuhan atau uang. Kurangnya pengenalan kita akan Tuhan akan menyebabkan kita memilih uang meskipun tujuan semua manusia ingin memilih Tuhan. Di manakah kita bisa memperoleh informasi yang benar mengenai Tuhan?

Dewasa ini begitu banyak media, ada media cetak seperti surat kabar, majalah, buku, artikel, bulletin dsb. yang umumnya digunakan sebagai sarana pemberian informasi. Bahkan sekarang ini informasi bisa diperoleh dari  internet/website/facebook selain dari radio, televisi dan juga melalui mimbar (khotbah). Tetapi  pertanyaannya apakah sarana media itu digunakan untuk memberikan informasi yang benar tentang Tuhan?  Di sini kita perlu hikmat untuk mengkritisinya.  Kalau kita cermat melihat situasi zaman ini maka kita akan melihat terjadinya kesenjangan informasi mengenai informasi yang benar tentang Tuhan.

Media informasi sangatlah dikuasai oleh para pemilik modal yang tujuannya adalah bisnis. Bagi Pebisnis persaingan adalah sebagai hal yang lumrah untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu pemuasan akan selera konsumen merupakan tujuan utamanya. Sebab itu sajian informasi  dibuat sedemikian rupa secara professional mengikuti perkembangan dunia ini. Dunia semakin hari semakin menyerupai Sodom Gomora, gaya hidup hedonisme sudah membudaya di seluruh dunia. Adat istiadat dunia ini tetap tidak berubah, kawin mengawinkan, beranak-cucu, bekerja cinta uang, makan minum, bersaing saling telan sangat vulgar dipertontonkan atau diinformasikan kepada kita. Orang yang tidak memiliki informasi-informasi seperti ini akan tergilas dan dianggap ketinggalan zaman.

Ada kesenjangan informasi karena sangat minim sekali orang yang konsisten mencari informasi  yang benar tentang Tuhan.  Kebanyakan orang memburu informasi  justru mencari kesuksesan duniawi,  yang tentu saja sebagai komponen utama sukses duniawi adalah Uang. Dengan uang orang dapat melanggengkan adat istiadat yang telah ditentang oleh Tuhan Yesus pada waktu Tuhan Yesus memperingatkan orang parisi/pemimpin agama. Sebab itu tidaklah mengherankan kalau manusia haus dan lapar akan informasi yang memberitahukan cara hidup sukses, kaya/banyak uang/ hidup bahagia berprestasi/ sehat/ nyaman dsb. Bagi para pedagang (Pebisnis), para penceramah/pembicara/orang-orang pintar kehausan informasi semacam itu dijadikan peluang untuk menangguk uang sebanyak-banyaknya. Dan celakanya peluang seperti itu juga dimanfaatkan oleh para rohaniwan yang ngakunya kenal Tuhan ( Tapi apakah Tuhan mengenalnya, masih merupakan pertanyaan?).

Para Imam/Imam Besar zaman sekarang dalam wujud para rohaniwan itu dengan ber-bagai macam sebutan pdt., pastur, biksu dlsb tak mau kalah dengan pebisnis, dengan modal charisma yang dimilikinya mereka juga menjual produk ritual mereka layaknya seorang penjual/salesman asuransi jiwa, mereka menggunakan semua media cetak maupun elektronik  memberikan informasi  tentang  produk ritual mereka. Sungguh memperihatinkan!  Manusia sibuk memburu/mencari  Uang bukan mencari Tuhan.  Manusia dengan pintarnya membuat slogan yang perlu kita kritisi misalnya ada slogan mengatakan bahwa bekerja mencari uang/nafkah sama dengan  ibadah, sungguh salah kaprah! Tuhan tidak identik/sama dengan uang. Lalu ada lagi slogan mengatakan bahwa banyak jalan menuju Roma diidentikan bahwa banyak cara/jalan bertemu Tuhan.  Padahal  Tuhan Yesus dengan tegas dalam Johanes 14 :6 mengatakan bahwa Dialah Jalan satu-satunya  ( Jalan Kebenaran). Lalu slogan keliru lainnya yang cukup populer dikatakan bahwa surga ada dibawah telapak kaki  ibu. Apakah seorang ibu siapapun dia adalah pemilik surga?  tentu saja bukan! Semua manusia laki-perempuan sudah berdosa.

Manusia berusaha memelintir kebenaran dengan slogan-slogan ciptaannya. Lalu dimanakah kita bisa menemukan informasi tentang Tuhan? Jawabnya adalah didalam Alkitab sebagai Sang Firman yang tertulis. Alkitab adalah peta jalan untuk ketemu dengan Sang Firman yang Hidup ( Firman Yang Telah Menjadi Manusia ).

Alkitab dalam Matius 6:33 mengatakan : “ Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenaranNya…..dst. Ayat ini secara explicit menjelaskan dimana  Sang Firman Yang Hidup itu dalam wujud yang nyata bukan dalam bentuk tulisan  atau peta jalan saja. Seperti halnya bila kita ingin bertemu seseorang ada alamatnya, demikian pula alamat Tuhan telah dijelaskan disini yaitu di-dalam kebenaranNya. Johanes 14:6 dan Matius 6:33 mempertegas dimana alamat keberadaan Tuhan. Yaitu Tuhan berdiam diantara orang-orang benar (Orang-orang yang sudah dibenarkan ).

Kembali pada topic renungan kita Pilih Mana : Tuhan Atau Uang ? Sekarang tentukan pilihan anda. Tuhan Atau Uang? Mungkin informasi/peta jalan  tentang uang anda sangat mahir menjalaninya, tapi maukah anda meninggalkannya dan berpindah kejalan menuju alamat Tuhan yang sebenarnya. Peta jalan sudah diinformasikan kepada anda. Sekarang tergantung pada keputusan anda sendiri, setiap orang memiliki kehendak bebas memiliki  jalannya masing-masing. Tapi yang jelas setiap jalan ujungnya berbeda. Slogan banyak jalan menuju roma tidak berlaku disini. Karena ujung jalan hanya dua Surga atau Neraka.

Selamat memilih!

Artikel oleh: January 29, 2011  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda