9 Alasan Mengapa Pemuridan Terasa Sulit

George Barna dalam bukunya “Menumbuhkan Murid-Murid Sejati” mengatakan bahwa seorang pemimpin yang efektif menolak untuk ‘kalah’. Mereka berusaha untuk memperbaiki apapun yang mereka lakukan. Mereka  menyukai statistikdan evaluasi obyektif yang lain dari situasi mereka karena indikator-indikator tersebut memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan dengan tepat apa yang berhasil dan apa yang tidak dan menyelaraskan usaha-usaha dan memperbesar  pengaruh mereka.

Mereka tidak tersinggung dengan laporan bahwa beberapanya gagal memberikan hasil yang diinginkan. Mereka bekerja keras pada laporan-laporan tersebut.

Gagasan dan praktek macam apa yang membuat kita ehilangan pandangan tentang tujuan-tujuan Alkitabiah dari ibadah yang otentik, komitmen yang bergairah terjadap pertumbuhan rohani, penginjilan yang sensitif tetapi strategis, pelayanan yang konsisten, hubungan yang penuh kasih serta menantang, dan pelayanan yang holistik.

1. Hanya ada sedikit Gereja atau Orang Kristen yang memiliki definisi “Keberhasilan Rohani” yang jelas dan terukur. Akhirnya kita memakai ukuran-ukuran murahan yang sifatnya menenangkan kita dan nyaman untuk kita tetapi itu benar-benar tidak mewakili keberhasilan yang sebenarnya yang dinyatakan Alkitab.

2.  Kita telah mendefinikan “Pemuridan” sebagai penambahan pengetahuan dan bukan transformasi seutuhnya.

3. Kita telah memilih untuk mengajar jemaat secara acak daripada dengan cara-cara yang sistematis.

4. Hampir tidak ada tanggung jawab untuk apa yang kita katakan, pikirkan, lakukan atau yakini.

5. Jika menyangkut Pemuridan, kita lebih mempromosikan program daripada jemaat. Pemuridan yang berfokus pada jemaat akan selalu berhubungan dengan pertumbuhan jemaat dan kerinduan untuk meningkatkan kondisi rohani jemaat di dalam gereja secara konsisten.

6. Metode utama yang diandalkan gereja bagi pertumbuhan rohani adalah via kelompok kecil, yang secara khusus gagal menyediakan pemeliharaan rohani yang menyeluruh. Hal ini dikarenakan terlalu banyak sumber daya yang dihabiskan untuk merekrut orang ke dalam kelompok dan terlalu sedikit sumber daya dalam mempersiapkan orang untuk bertumbuh di dalam kelompok.

7. Para Pemimpin gereja bukanlah orang yang sungguh-sungguh mau mengerjakan pertumbuhan rohani jemaat, dan tidak dapat ditiru oleh jemaatnya. Jemaat tidak memiliki gambaran yang baik tentang apa itu pertumbuhan rohani dalam diri pemimpin mereka.

8. Kita menginvestasikan smber-sumber daya kita pada orang-orang dewasa dibanding anak-anak

9. Kita mengalihkan pemimpin-pemimpin terbaik kita pada pelayanan-pelayanan selain pemuridan. Tanpa pemimp0ni sejati sebagai pengemudi fungsi pemuridan, anda hampir tidak dapat menyalahkan orang-orang percaya karena tidak mengerti intinya.

Pemimpin yang baik memotivasi, memobilisasi, mengarahkan, dan memberi sumber daya pada jemaat untuk menggenapi suatu visi. Kita sering menyediakan pilihan bagi pertumbuhan pribadi dan mengasumsikan bahwa jemaat kita akan cepat memilih untuk mengikuti pertumbuhan. Kegagalan kita menempatkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dalam proses pemuridan di gereja telah membuuat jemaat salah paham sepenuhnya tentang kesempatan yang kita berikan kepada mereka.

Artikel oleh: October 30, 2010  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Pdm.PETERADI CHRISTIAN ZENDRATO,SPd - June 22, 2011

    1.Pemuridan itu adalah “melatih seseorang yang kelak dapat memuridkan kembali”.
    2.Kegagalan memuridkan seseorang adalah disebabkan model teladan pemimpinnya sendiri telah gagal sejak semula,berkaitan dengan karakter teladan dan imannya sendiri,…kiranya ini menjadi renungan bagi kita.
    3.Pemimpin rohani itu adalah pemimpin yang berkarakter seperti Yesus.

Tulis Komentar Anda