KEPEKAAN HIDUP

Pdt. Keliek Andreas

(GSJA Kramat Palputih – Jakarta)

Ezra 3:13В  “Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.”

Banyak orang menyembunyikan tangisan ketika sedang dalam keadaan sedih. Padahal kesedihan seharusnya membuat seseorang menangis dan menyadari memang hal tersebut merupakan bagian dari sisi kehidupan. Karena ketika orang masih dapat merasakan kesedihan, artinya dia (yang menangis) masih memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang sensitif.

Maka dari itu menangislah sepuasnya apabila anda melihat dan merasakan bahwa ada orang lain atau bahkan diri anda sendiri menderita, layu, kusut, kering, tidak bercahaya, pucat, tidak bergairah hidup, sedih, sakit, merintih,tidak berdaya, memilukan dan lain sebagainya sehingga anda harus menangis.

Jangan pernah menahan tangis, karena ketika engkau menahan tangisan maka disana ada kepura-puraan, artinya anda tidak lagi peka terhadap hal-hal yang menyentuh perasaan.

Firman Tuhan diatas mengajak kita, agar kita peka serta dapat mendengar dan merasakan rintihan, tangisan, kesusahan, kesedihan dan penderitaan orang lain atau diri sendiri, sehingga timbul rasa empati bahkan lebih dari itu, anda kemudian tergerak untuk menjadi orang pertama yang mendengar dan kemudian berbuat sesuatu bahkan mendoakannya.

Tepuk tangan dan sorak sorai akan terdengar riuh dan nyaring, sampai jarak jauh, tetapi tangisan yang hanya meneteskan air mata, tangisan yang tertahan, tangisan yang hanya terdengar sendu, tangisan yang hanya terlihat dari mata yang sembab tidak akan pernah diperhatikan orang

Kepekaan terhadap lingkungan akan membuat kita semakin banyak belajar dan belajar lagi dari kehidupan yang sesungguhnya. Itulah kedewasaan setiap anak-anak Tuhan, yang mesti peka dan senantiasa merasakan setiap denyut nadi, desiran darah yang mengalir di sekujur tubuh, degupan jantung, siulan nafas jadikan semua itu untuk kemuliaan nama Tuhan saja.

Tuhan memberkati!

(keliek_kan@yahoo.com)

Artikel oleh: July 22, 2010  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Udin Timothy Sinaga - July 23, 2010

    Mazmur 126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

    Pengkhotbah 3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.

    Tuhan berkati

Tulis Komentar Anda