Seorang Gembala Sidang (27)

Gembala Sidang dan Pemikirannya

Bolehkah seorang Gembala Sidang menjadi pemikir bagi gerejanya atau masyarakat? Bolehkah ia mengembangkan skill filosofisnya? Bolehkah ia menyukai lagi konsep-konsep teologis, meneliti berbagai ilmu yang ada kaitannya dengan pelayanannya? Tidak semua sepakat menjawab ya! Banyak juga yang mengambil sikap untuk berhenti menggunakan ‘akal’ dan sepenuhnya ‘knowing only Jesus’ seperti yang dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang di Korintus. Paulus tidak ingin mengetahui apa-apa selain Yesus. Melibatkan akal memiliki resiko dalam pelayanan menurut kebanyakan orang. “Knowledge puffs up” “pengetahuan membuat orang sombong” itu juga yang dikatakan Paulus dalam kitab yang sama. Di sekolah Alkitab kita diajari untuk segera kembali kepada doa sebagai jalan satu-satunya, pamungkas segala persoalan. Jemaat tidak dapat ditolong dengan pengetahuan kita, tetapi doa akan melakukan lebih banyak. Nasihat rohani mungkin cukup diberikan, tetapi tetap saja yang mengubah hati adalah ketika orang berdoa dan didoakan. Itulah sekilas alasan-alasan mengapa kita memilih untuk tidak mengekplorasi lagi kemampuan pikir kita dalam pelayanan.

Benarlah nasehat para senior agar kita yang yunior tidak gegabah meninggalkan hidup doa kita, disiplin rohani untuk membaca firman Allah dan berpuasa. Banyak hamba Tuhan yang mengalami kekecewaan pelayanan yang diakibatkan karena mereka tidak membangun hubungan dengan Allah secara benar. Tetapi apakah mereka yang meninggalkan kedisiplinan rohani mereka dalam pelayanan otomatis berada di kubu ‘orang yang suka dengan pengetahuan’? Belum tentu!

Tidak sedikit kedisiplinan rohani dimiliki juga oleh mereka yang sangat berpihak kepada ‘pengetahuan’ dan tidak sedikit juga mereka yang meninggalkan kedisplinan doa mereka hanya karena malas dan tidak bertanggung jawab. Mereka tidak menyadari bahwa jemaat yang mereka layani mendapatkan benteng perlindungan rohani dari berbagai serangan Iblis adalah dari doa Gembala Sidang mereka. Seorang Gembala Sidang yang benar-benar mengabaikan hidup doa-nya adalah seumpama induk singa yang membawa anak-anaknya berhadapan dengan singa jantan yang berminat terhadapnya tetapi lebih dulu akan membunuh anak-anaknya. Seorang Gembala Sidang harus tetap menekuni kehidupan rohaninya karena disitulah pangkal kepekaannya terhadap tuntunan dan rencana Tuhan. Anda dapat menggunakan semua aspek pengalaman anda, mulai dari perasaan gembira, stress, perasaan tidak menentu atau kacau sekalipun sebagai kesempatan mempertajam pendengaran anda terhadap suara Tuhan.

Bagaimana kegembiraan bisa dipakai untuk tujuan tersebut? Pada saat anda sedang gembira sekali, cobalah buat lintasan berpikir untuk berbuat sesuatu bagi orang lain. Lihatlah bagaimana dengan mudah anda akan menemukan seseorang yang Tuhan bawa kepada anda untuk ditolong. Saat gembira, sebenarnya daya tarik anda terhadap suara Tuhan sangat baik. Sedangkan masa sulit dan penderitaan juga memiliki daya tarik yang kuat tetapi mesti dilakukan dalam saat yang lebioh hening dan meditatif.

Mempertentangkan antara pengetahuan dan doa telah berkali-kali menjadi alat politik gereja untuk meraih posisi, merebut suara, membangun citra untuk tujuan tertentu dan sebagainya. Mereka yang ingin meraih kedudukan telah menggunakan isu tentang doa sebagai pukulan mematikan kepad lawan ‘politik’nya yang lebih mengutamakan pemikiran. Sebaliknya juga telah terjadi, mereka yang mengagung-agungkan pengetahuan telah memakai isu soal ‘kebodohan’ doa sebagai cara mengeliminir orang-orang tertentu. Padahal kita memerlukan keduanya. Otak kita memiliki sifat unik. Ia tidak seperti alam yang rusak karena pemakaian. Otak kita rusak karena kurang dipakai.

Seorang Gembala Sidang adalah posisi paling pas untuk memadukan dua kebutuhan tersebut. Seperti sepangan tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, demikianlah pengetahuan dan doa haruslah dapat disandingkan. Intrusi pengetahuan anda harus masuk dalam batin doa anda, dan kekuatan batin doa anda harus mempengaruhi pengetahuan anda.

Sebagaimana seseorang mengatakan bahwa dalam hidup ini, ada 3 hal yang tidak dapat anda kembalikan: waktu, perkataan dan kesempatan. Anda tidak dapat mengembalikan waktu yang telah berlalu. Anda juga tidak dapat meniadakan kata-kata yang sudah terlanjur keluar. Dan anda tidak dapat mengembalikan kesempatan yang dilewati begitu saja. Menurut hemat saya, kesempatan berada dalam pelayanan penggembalaan adalah kesempatan hebat yang sulit didapatkan orang lain. Anda mendapat arena pengujian gratis atas dalil-dalil teologis yang telah lama anda pelajari. Pakailah kesempatan pelayanan penggembalaan untuk merumuskan bahasa teologi anda sehingga bisa relevan bagi jaman anda.

Dalam pelayanan saya sampai kepada hari ini, saya menemukan bahwa seorang Gembala Sidang tidak boleh lepas dari studinya tentang Alkitab, perkembangan teologi dan pengetahuan tentang perkembangan peradaban. Bagi saya ini adalah tiga area yang harus kita kuasasi secara konsisten untuk membuat kita benar-benar ‘in’ dengan perubahan jaman.

Pengayaan diri dalam berbagai pengetahuan berkaitan dengan Alkitab mulai dari eksegesis, peta Alkitab, detail cerita Alkitab, membaca Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu, ayat-ayat penting, budaya masa lalu, penguasaan konteks, dsb, adalah poin-poin yang harus diulang kembali oleh seorang Gembala Sidang paling tidak setiap 7 tahun sekali. Ya, setiap tujuh tahun sekali anda mulai mengulang kembali pengetahuan anda dalam hal-hal yang basic tersebut, maka anda tidak akan kehilangan ‘cengkeraman’ anda dalam hal bahan-bahan untuk dikotbahkan. Merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Israel sebagai bagian dari pengayaan pengetahuan anda akan sangat bagus. Memang sebaik apapun pengetahuan kita tentang masa lalu, semuanya sulit dipastikan karena apa yang dituliskan Alkitab telah berlalu begitu lama. Sehingga tidak akan ada kemutlakkan dalam hal-hal detail yang disebut oleh Alkitab. Salah satu hal yang mengejutkan saya ketika saya mengunjungi Israel dan membayangkan berbagai kejadian Alkitab adalah: bagaimana mungkin suatu sejarah bangsa di daerah yang begitu kecil, jarak antara satu tempat ke tepat lainnya yang relatif tidak terlalu jauh, dapat mempengaruhi seluruh dunia.

Pada jaman Yesus, di daratan Tiongkok telah ada dinasti kerajaan yang maju dalam peralatan perangnya. Tetapi bangsa besar seperti Tiongkok hari-hari ini sedang dipengaruhi kuat oleh sejarah sebuah bangsa kecil di daerah yang kecil juga, Israel. Bacalah sebanyak mungkin konteks historis dan budaya masa lalu sehingga anda dapat merasakan kembali apa yang pernah dialami oleh para nabi. Kenali sejarah makro kemanusiaan, bangsa-bangsa dan gereja. Kenali beberapa penggalan besar dari time-line sejarah. Jika anda ingin menambah kecerdasan dan wawasan jemaat, anda juga dapat memberikan sebuah gambaran makro tentang sejarah gereja. Perluas wawasan dan pengetahuan anda.

Perluaslah juga pandangan anda dengan membaca berbagai artikel di koran, internet atau buku tentang perkembangan peradaban manusia. Baik kebudayaan, sosiologi, ekonomi, teknologi dsan sebagainya yang dapat anda temukan di koran-koran yang bermutu baik, gunakan semua resources untuk menciptakan keterkaitan-keterkaitan dengan apa yang telah anda ketahui. Peradaban manusia sudah sangat maju, dan menjadi wadah di mana firman Allah datang. Firman Allah yang kekal masuk dalam wadah sejarah manusia, tetapi firman tersebut harus bisa pindah ke dalam wadah sejarah yang lain sehingga sampai kapanpun peradaban manusia berkembang, firman yang kekal selalu muncul dengan kemasan baru. Peradaban dan kebudayaan manusia adalah baju yang memiliki usia pemakaian dan tidak bersifat kekal. Kebudayaan Yahudi adalah suatu kesengajaan Allah karena konsekuensi logis pewahyuan. Sehingga bahasa, adat istiadat, kebudayaan dan situasi sekitar pewahyuan adalah alat tetapi tidak bernilai kekal, sama seperti firman yang dikatakan Allah. Tetapi untuk memunculkan kekayaan dan kekekalan firman, anda tidak bisa menghilangkan begitu saja konteksnya. Karena sebagian perkataan-perkataan Tuhan diberikan menurut kebutuhan konteks masa itu dan hanya benar-benar dimengerti oleh penerima di masa itu.

Jika anda membaca Alkitab renungkanlah apa arti perkataan itu bagi penerima, arti itu sebagaimana dimaksudkan oleh dia yang mengatakan, artinya menurut penulis yang belum tentu yang mengucapkannya dan mengapa ia menempatkan kisah tersebut di situ, dan apa artinya bagi kita pembaca modern. Kita menemukan berlapis-lapis pengertian yang tidak boleh anda abaikan. Disiplin ilmu teologi menyangkut kemampuan ini. Di Sekolah Alkitab anda belajar bahasa asli tulisan Alkitab. Khusus Perjanjian Baru anda mesti memperjelas pikiran anda bahwa manuskrip tertua yang kita miliki adalah dalam bahasa Yunani. Tetapi jangan dilupakan bahwa Yesus menggunakan bahasa Aram dalam komunikasi selama Ia di bumi. Sehingga keterbatasan bahasa Yunani untuk menampung kesamaan arti atas apa yang diucapkan Yesus adalah nyata.

Berita kurang bagusnya adalah bahwa untuk soal Alkitab dan peradaban dapat dikuasai oleh kaum awam sekalipun. Jemaat anda dapat menjadi lebih pandai dari anda seandainya mereka mengetahui jalur-nya. Kita temukan ada jemaat yang suka membaca, menuliskan buku-buku rohani, dsb. sehingga jika anda tidak memperhatikan perkembangan diri anda sendiri anda akan tertinggal dari jemaat anda.

Tetapi unsur lainnya yang agak sulit didapat oleh kaum awam yang gemar membaca sekalipun adalah perkembangan teologi. Mungkin jejak pendidikan saya masih kelihatan di sini, ketika saya mengambil jurusan teologi di Seminari di Baguio City, saya menyadari betapa pentignya bagi seorang Gembala Sidang untuk tidak kehilangan seleranya terhadap perkembangan teologi di masa lalu dan masa kini. Bahkan dalam beberapa hal prediksi teologis ke depan dapat anda temukan juga beberapa bahannya di internet. Anda harus memiliki vision, passion dan commitment dalam pengetahuan teologis anda. Kenali berbagai perkembangan teologi sejak jaman gereja mula-mula, pertengahan dan sampai kepada kontemporer. Bahkan perkembangan terakhir teologi, cari dan kenali apa perbedaannya. Salah satu warisan teologi yang kaum awam akan sulit kuasai dan sulit berbicara dengan otoritas adalah soal perkembangan teologi.

Mereka dapat saja membaca tentang pokok-pokok teologis, tetapi mereka sadar bahwa mereka tidak memiliki otoritas untuk menempatkan di mana perkembangan teologis itu berada. Pendidikan teologi telah memberikan rangkaian penting sejarah perkembangan pemikiran dan teologi. Mereka yang pernah berada di Sekolah teologi diberkati Tuhan dengan otoritas untuk membicarakan teologi.

Perkembangan teologi adalah perkembangan pandangan dan filosofi. Jika anda hanya menguasai Alkitab dan perkembangan teologi, anda akan menjadi Farisi. Jika anda hanya menguasai Alkitab dan peradaban anda dapat saja menjadi pelopor kegerakan rohani. Jika anda menguasai perkembangan teologi dan peradaban tanpa Alkitab maka anda akan sampai di tempat di mana kaum Liberal ada. Yang harus kita kuasai adalah ketiganya. Saya menyebutnya posisi seorang profesor yang kaya. Karena kebanyakan profesor hidup sederhana, maka anda harus bisa memimpikan menjadi profesor yang hidup berkecukupan. Anda tidak akan kekurangan karena pikiran anda berada di masa kini, tanpa kehilangan masa lalu, dan bergerak menuju ke masa depan. Anda harus berani bermimpi menjadi seorang hamba Tuhan, Gembala Sidang, dan sekaligus juga teolog untuk gereja anda dan masyarakat anda. Gunakan bahasa rakyat untuk menyampaikan pandangan-pandangan anda.

Pahami sedapat mungkin apa yang diijinkan Tuhan datang kepada saudara. Isilah pikiran anda dengan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu, tidak usah detail, cukup prinsip-prinsipnya saja. Biasakan diri anda untuk menyukai perkembangan penemuan berbagai bidang. Seorang futurist bernama Raymond Kurzweil berkata jika anda terus berusaha menulis pandangan dan apa saja dalam berbagai bidang, maka anda akan menjadi seorang peramal masa depan yang bagus. Hal ini berlaku juga dalam penggembalaan, kesempatan untuk menjadi seorang Gembala Sidang yang mengikuti perkembangan dunia, tahu banyak hal, adalah kesempatan emas. Dunia telah membuat anda menjadi pintar dengan usaha yang tepat. Kembangkan pemikiran teologis anda, kenali perkembangannya.

Anda akan mengetahui bahwa pengetahuan Alkitab saja tidak akan cukup, karena sejarah penafsiran akan sangat terkait dengan perkembangan teologi yang ada.

Artikel oleh: May 3, 2010  Tags:   Kategori : Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda