Pray More, Achieve More ! (II)
(Dan 9:1-4)
Pada suatu kali, William Carrey ditegur oleh atasannya karena berdoa terlalu lama, sehingga dianggap ‘melalaikan pekerjaannya. Dia menjawab bahwa menjumpai Allah, mengucap syukur, berdoa syafaat itu jauh lebih penting daripada mengumpulkan harta di bumi. “Berdoa adalah pekerjaan utama saya!” katanya, “Membuat sepatu dan memperbaiki solnya adalah pekerjaan sampingan, sekedar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.”
Lihatlah kemudian bahwa nama William Carrey, sekarang ini dan sampai selamanya, tercatat dalam sejarah gereja, dengan tinta emas, sebagai missionary yang dipakai Tuhan luar biasa di Birma dan India.
Itulah juga yang sebenarnya diajarkan oleh Daniel melalui kehidupannya, yaitu:
BERLUTUT UNTUK BERDOA
Adalah LANGKAH TERBESAR SEORANG SAKSI TUHAN
Satu kebenaran yang bersifat paradoks. Di satu sisi disebut “langkah terbesar” tetapi menunjuk kepada posisi “berlutut untuk berdoa”. Akan tetapi itulah kenyataannya. Dalam posisi berlutut untuk berdoa seorang saksi Tuhan dapat pergi ke mana pun juga.
DOA DAPAT MEMBAWA KITA KE TAKHTA ALLAH (Dan 9:1-4)
Seorang ilmuwan yang besar dan penuh dedikasi, Sir Issac Newton, berkata:
“Saya dapat mengambil teleskop dan melihat jutaan kilometer ke angkasa. Akan tetapi, saya dapat menaruhnya, pergi ke kamar, menguncinya, lalu berlutut untuk berdoa; maka saya dapat melihat lebih banyak tentang Surga dan lebih dekat kepada Allah. Jauh lebih baik dari semua teleskop dan peralatan-peralatan lain dapat lakukan, doa menolongku untuk melihat Surga dan menjumpai Allah.”
Bukankah ada sebuah lagu indah berjudul, “Yesus hanya sejauh doa?” Pertanyaannya, jika kita bersedia untuk berlelah-lelah dan membayar mahal untuk pergi ke Bali atau ke Hongkong atau ke Paris, mengapakah kita tidak ada antusiasme untuk mengunjungi Surga yang dapat dicapai cukup dengan berlutut dan berdoa?
Telusurilah, betapa seringnya Daniel mengarahkan mukanya kepada Tuhan. Tidaklah mengherankan jika Daniel tidak silau dengan harta dan tahta yang menggelimangi dirinya. Mengapa? Daniel dapat melihatnya dari sudut pandang Allah ketika dia mengunjungi takhta Allah. Bagi Nebukadnezar, kekayaan dan kekuasaan itu tampil dalam segala kemegahan seperti sebuah patung berkepala emas (Lih Dan 2). Akan tetapi, bagi Daniel, kerajaan dunia dalam gelimang kekayaan dan kekuasaan tampil sebagai binatang-bintang buas pada waktunya akan dibinasakan oleh Allah (Lih Dan 7).
Dengarlah nasihat Daniel agar Saya dan Saudara dapat tetap menjadi terang walaupun di sekitar kita gelap dan menekan, “When the outlook is bad, try the uplook!” Jika kita terus menerus memandangi sekitar kita, pastilah kita akan kecewa, kuatir, takut, stress atau bahkan depressi. Padahal Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dan kerabat-kerabatnya, yaitu Rumah Sakit Stress (RSS) dan Rumah Sakit Depresi (RSD) sudah penuh. Oleh karena itu, sering-seringlah untuk memandang kepada Allah di Surga dan nikmatilah tetesan atau curahan damai sejahtera, sukacita dan kuasa Surgawi.
DOA DAPAT MEMBAWA KITA KE UJUNG-UJUNG BUMI
(Dan 9:5-7)
Sandra Goodwin telah mengguratkan satu puisi yang indah:
Tadi malam Saya melakukan satu perjalanan
ke sebuah sebuah pulau di sebrang lautan;
Saya tidak menggunakan pesawat atau pun perahu,
saya mengunjunginya dengan berlutut.
Saya melihat di sana ada banyak sekali orang
yang hidup di kedalaman dosa yang terdalam
Yesus memintaku untuk pergi
karena ada banyak jiwa
yang perlu dimenangkan.
Akan tetapi aku berkata, “Aku tidak dapat pergi
dan bekerja di tengah keadaa seperti ini.”
Dengan cepat, Dia menjawab, “Ya, engkau dapat
mengerjakannya dgn melakukan perjalanan
di atas lututmu . . .”
Yesus melanjutkan,
“Engkau berdoa; Aku akan memenuhi kebutuhan,
Engkau berseru, Aku akan menjawab;
Milikilah kepedulian terhadap jiwa-jiwa yang terhilang,
Baik yang dekat maupun yang jauh.
Maka saya mencobanya,
Saya berlutut untuk berdoa,
Dengan meninggalkan beberapa kegiatan
yang tidak berguna
Saya merasakan kehadiran Tuhan tepat di sisiku
ketika saya melakukan perjalanan dengan lututku
Sementara saya bertekun dalam doa,
saya melihat jiwa-jiwa diselamatkan
dan orang-orang sakit disembuhkan.
saya melihat hamba-hamba Tuhan kekuatannya dipulihkan
sehingga dapat melanjutkan kembali pelayanannya.
Ya Tuhan, saya mempunyai pelayanan tetap,
Dengan penuh kerinduan untuk menyenangkan-Mu,
Saya dapat pergi dan menunaikan panggilan-Mu
Dengan melakukan perjalanan di atas lututku.
Sekarang kita telusuri saja ke mana saja dan kepada siapa saja Daniel melakukan perjalanan di atas lututnya:
Ya Tuhan, Engkaulah yang benar,
tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini,
kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem
dan segenap orang Israel,
mereka yang dekat dan mereka yang jauh,
di segala negeri ke mana
Engkau telah membuang mereka
oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.
Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami
dan bapa-bapa kami patutlah kami malu,
sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau
(ay 7-8)
Marilah Saudara-saudariku, jangan ada yang ketinggalan, ambillah langkah terbesar mulai dari hari ini dan seterusnya yaitu de-ngan melakukan perjalanan di atas lutut kita. Dengan demikian, dalam satu arti, kita semua telah menunaikan amanat agung, untuk menjadi saksi Kristus sampai ke ujung-ujung bumi ; untuk menjadikan sekalian bangsa murid Tuhan.
Panjatkanlah doa di bawah ini sebagai doa kita bersama:
Jadikan saya pendoa yang gigih
yang sungguh-sungguh dapat berdoa
yang selaqlu ingat akan Tuhan
siang maupun malam
Jadikan saya pendoa yang gigih
Di dalam Roh, dijamah oleh Tuhan
Dan berikanlah kami penglihatan Surgawi
dan ketekunan untuk berdoa
sampai meraih kemenangan
Jadikan saya pendoa yang gigih
bersekutu dalam kematian dan kebangkitan-Mu,
berdoa mendukung saudara-saudari yang lain
sampai mereka meraih kemenangan
Jadikan saya pendoa yang gigih
yang bersedia untuk mati lebih dalam
dikosongkan, dipecahkan,
lalu dipenuhi dengan nafas kehidupan
dan dijadikan baru,
Jadikan saya pendoa yang gigih
Singkapkanlah perkara-perkara besar bagiku,
berbagai kemungkinan ajaib
untuk memuliakan Rajaku.
Jadikan saya pendoa yang gigih
walau tersembunyi, tak dikenal dan tak dihargai
bahkan dipandang tak berarti
oleh orang-orang sekitar
yang penting saya memuaskan hati Tuhan.
Artikel oleh: Antonius Mulyanto October 14, 2009 Tags: Artikel Kategori : Artikel, Umum Sebarkan
Tulis Komentar Anda