Seorang Gembala Sidang (18)

a-113

Memperlakukan Pemimpin Lain Sebagai Teman

Pemimpin-pemimpin lain dalam sebuah gereja adalah berkat tersendiri. Para pemipin itu adalah majelis gereja, diaken gereja, pengerja anda, atau siapapun baik formal maupun informal dalam gereja yang anda pimpin.

Mereka yang melayani Tuhan mendukung kita adalah bagaikan benteng yang memberikan rasa aman sekaligus tantangan. Rasa aman karena mereka menghargai ketulusan dan keterbukaan kita. Mereka menghargai sikap ‘apa adanya’ dari seorang Gembala Sidang.

Mereka juga menyediakan sejumlah tantangan untuk kita hadapi, karena mereka tidak ingin waktu mereka bersama-sama kita disia-siakan. Mereka harus memastikan bahwa paling tidak, selama mereka masih melayani pada posisi kepimpinan, mereka memberikan sedikit dampak positif dalam kehidupan seorang Gembala Sidang. Mereka adalah benteng terkuat anda setelah Tuhan. Jika anda bisa bersahabat dan bersedia mendengar saran mereka, anda mendapatkan jaminan mereka.

Pilihan memperlakukan para pemimpin awam dalam gereja yang saya layani bukan didasarkan oleh ketakutan saya melihat senioritas usia dan pengalaman. Saya membuat pilihan sadar ini karena membayangkan jenis hubungan yang bagaimana yang saya inginkan ada di antara kami. Bukankah Yesus yang berkata:

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 7:12

Jika anda mengharapkan orang memperlakukan anda sebagai teman, perlakukan lebih dulu kepada mereka. Saya menemukan bahwa menjadikan para pemimpin sebagai teman anda akan sangat menguntungkan bagi kepemimpinan anda. Terutama dalam rapat-rapat yang anda pimpin sebagai Gembala Sidang, apapun model kepemimpinannya, memiliki rekan kerja baik diaken, penatua, majelis sebagai teman-teman anda akan menjadikan rapat-rapat anda menyenangkan.

Memperlakukan mereka sebagai teman membuat mereka merasa anda telah bersedia turun dari ‘takhta’ posisi anda untuk merangkul mereka dan berbicara pada level yang sama. Itu sangat membantu kerendahan hati anda.

Bagaimana caranya menjadikan mereka sebagai teman anda? Belajarlah untuk mengungkapkan dari mulut anda hal-hal yang mereka tidak berani kemukakan sendiri. Terutama ketika itu menyangkut tentang diri anda dan pelayanan anda. Ya ini benar! Jika anda berani mengungkapkan sejujurnya hal-hal yang anda tahu ada dalam pikiran mereka, maka dengan leluasa mereka akan menyampaikan kepada anda dalam nada sebagai teman. Ajukanlah hal tersebut sebagai sesuatu yang membuat anda bingung dan anda minta saran dari mereka, lihatlah bagaimana kritikan yang sudah disiapkan orangpun secara mujizat akan berubah menjadi dukungan untuk memperbaiki. Inilah seni kepemimpinan yang banyak diabaikan oleh para Gembala Sidang.

Seorang Gembala Sidang yang menciptakan suasana “teman” dengan para pemimpin lainnya, mengurangi sumber tekanan atau stress dalam pelayanannya. Berikan rasa aman kepada mereka untuk mengungkapkan pikiran, kekuatiran dan pertimbangan tanpa harus memakai bahasa ‘berputar’. Anda harus membantu mereka mengungkapkan pikiran mereka sekalipun itu mengenai anda. Tentu saja anda tidak boleh mudah tersinggung jika mereka menyampaikan pikiran mereka tentang anda.

Barangkali kalimat seperti “Begitu ya? … Wah saya tidak menyangka jadi begitu!” atau “Astaga! … saya sungguh tidak bermaksud demikian!” atau “Saya kurang fokus dalam mengerjakan ini, gimana caranya ya?”. Biaanya jika anda mengarahkan percakapan kepada ‘keinginan dibantu’ dengan senang hati mereka akan memberikan saran dan bantuan. Tetapi jika anda menolak melihat yang sebenarnya dan menolak bertanggung jawab, maka rapat menjadi begitu panjang dan menimbulkan pertentangan.

Rapat Gembala Sidang dengan Pengerjanya bukanlah rapat untuk mencari-cari siapa yang bersalah. Jikapun ditemukan siapa yang bersalah, maka seorang Gembala Sidang yang baik akan mengembalikan tanggung jawab kepada dirinya sebagai pemimpin. Fokus percakapan pada rapat Gembala Sidang dan Pengerjanya adalah mencari solusi dan meningkatkan efektifitas-efisiensi.

Mungkin anda berkata bahwa Majelis, Diaken atau Pengerja anda tidak sepositif yang saya tuliskan di atas. Begini, jika saya bisa memberikan saran kepada anda, singkirkanlah semua pikiran negatif dari dalam pikiran anda tentang para pemimpin di sekitar anda. Percayailah dengan apa yang ada di hadapan anda, selebihnya yang terjadi di belakang anda adalah urusan mereka dengan Tuhan. Tetapi bertindaklah tulus dan andalkan apa yang ada di hadapan anda.

Anda tidak perlu kuatur dengan ‘jebakan’ dan’permainan politik’ mereka yang tidak menyukai anda. Ending segala pengalaman penggembalaan kita adalah sikap positif sebisa kita kepada orang lain, selebihnya bukan urusan kita tetapi Tuhan.

Sikap ini akan menyelamatkan anda dari burn-out dalam pelayanan, dari keletihan mental karena menanggung beban yang tidak terkira. Jika anda benar-benar percaya kepada Tuhan, maka anda harus bisa menyerahkan yang ‘di belakang rapat’ kepada Tuhan. Sepanjang anda berada bersama-sama dengan para pemimpin anda, tampilkan ketulusan terbaik anda.

Anda akan selalu bisa tidur nyenyak dengan berkat yang dicurahkan Tuhan sementara anda tertidur. Anda menyambut setiap hari dengan mengandalkan Tuhan. Dan yang terpenting adalah, segala skenario terburuk yang bisa dibuat manusia dan Iblis terhadap seorang Gembala Sidang yang tulus, tidak pernah lepas dari ‘jerat agung’ rencana besar Tuhan kepada kita.

‘Bersumpahlah’ dalam hati anda untuk menggunakan setiap ‘lemparan batu’ ke arah anda selama kepemimpinan anda, sebagai batu untuk meninggigak tangga kematangan anda. Pakai batu lemparan orang terhadap anda sebagai batu bangunan. Sebagai Gembala Sidang, kita tidak boleh berakhir dengan kepahitan. Kita harus berketetapan untuk ‘berakhir’ dengan kemenangan dan sukacita. Keputusan untuk hal ini bukan di tangan orang lain, melainkan di tangan kita.

Seperti seseorang berkata di masa lalu, “Kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita. Tapi kita dapat mengusir burung untuk membuat sarang di kepala kita.”

Percayakan diri anda sepenuhnya kepada Tuhan. Jadilah seorang Gembala Sidang yang memberi rasa aman kepada para pemimpin lain. Ketenangan anda akan membuat mereka tenang dalam memperlakukan anda.

(bersambung …)

Artikel oleh: September 18, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda