Seorang Gembala Sidang (14)

a-17

Tanggung jawab

Sebagai seorang pemimpin dalam sebuah gereja bertipe karismatik ataupun non-karismatik, kepemimpinan baik secara langsung atau tidak langsung selalu dikaitkan dengan seorang Gembala Sidang. Sehingga apapun yang kita katakan untuk menghindar tanggung jawab, orang-orang selalu mencari anda sebagai Gembala Sidang untuk mengendalikan situasi dan bertanggung jawab. Dan karena anda telah menyatakan bertanggung jawab, sekalipun itu adalah kesalahan karena orang lain yang bekerja bersama anda, atau staff anda, emosi orang menjadi reda dan lebih tenang. Selalu dibutuhkan seorang Gembala Sidang yang bersedia bertanggung jawab.

Sikap meletakkan tanggung jawab pada diri sendiri sebagai Gembala Sidang, sangat sulit dilakukan dalam konteks di mana Gembala Sidang diharuskan mempertahankan performa yang baik atau karena tuntutan diri untuk menjadi the best. Terutama dalam situasi di mana sekeliling gereja ada sejumlah gereja lain dengan aktifitas yang banyak. Sehingga tanpa terasa tekanan untuk tampil prima baik pribadi dan gereja membebani diri anda.

Stress karena tekanan untuk tahap tertentu memang baik. Dengan stress seorang Gembala Sidang terpicu untuk memikirkan terus dan selalu mengevaluasi semua kinerja gerejanya sehingga perbaikan dan ide baru bisa muncul. Tetapi pada tahap selanjutnya stress menjadi semakin berat dan sulit tertanggulangi. Pada tahap ini sangat rentan jika sesuatu terjadi atas gereja. Anda sebagai Gembala Sidang harus menjalankan sikap “saya yang bertanggung jawab!”. Bisa-bisa tekanan bertambah hebat dan membawa dampak negatif.

Tetapi ini keyakinan saya tentang tugas seorang Gembala Sidang, tetap ambillah tanggung jawab tersebut. Selebihnya adalah soal berlutut dan meminta Tuhan menguatkan. Menurut hemat saya, sebuah prinsip harus tetap dijalankan. Selama prinsip dijalankan walaupun pahit dan tak enak, tetapi lebih melegakan bagi jiwa seorang Gembala Sidang. Ia lebih cepat pulih dari perasaan tidak enak daripada sekedar menghindar dan meminta orang lain bertanggung jawab. Anda benar-benar menyelamatkan diri anda dengan memikul tanggung jawab. Memikul tanggung jawab-lah yang membuat anda menghindarkan diri dari berbagai perbuatan yang tidak sesuai firman Tuhan. Anda menjaga masa depan, nama baik dan reputasi anda dengan menyadari akan tanggung jawab yang telah anda pikul.

Ambillah sikap sejak awal, bahwa anda bersedia memikul tanggung jawab. Jangan terbuai oleh bisikan orang yang anda pikir adalah teman atau sahabat yang seperti menjanjikan bahwa mereka akan turut bertanggung jawab. Sebab pada akhirnya andalah yang memang harus bertanggung jawab. Perjalanan gereja anda akan terhindar dari berbagai badai masalah jika anda berani memikul tanggung jawab.

Saya pernah mendengar seseorang yang ditemukan bersalah berkata, “Saya berbuat demikian karena teman-teman saya menganjurkan demikian.” Ini adalah ucapan yang sulit diterima dan sangat malu mendengarnya. Ini adalah contoh bagaimana seseorang lepas kendali dirinya dan mengalihkan sebab kesalahan pada orang lain. Ia sudah pasti tidak tergolong sebagai orang yang patut diteladani dalam soal tanggung jawab.

Berkali-kali saya menyaksikan para pelayan Tuhan yang menghindar dari tanggung jawab, kemudian terjerat pada berbagai kebohongan yang diciptakan sendiri. Sebuah kebohongan hanya bisa ditutupi dengan kebohongan lainnya. Tak lama kemudian mereka telah menjadi person-person yang berbeda. Saya prihatin dan kecewa. Karena seandainya mereka berani memikul tanggung jawab saja, maka keadaan mereka akan jauh lebih baik dari hari ini.

Mark Twain pernah berkata bahwa jika anda berkata benar, anda dapat segera melupakannya. Artinya, ketidak jujuran akan membuat anda tidak tidur nyenyak. Gembala Sidang tidak dilatih untuk menjadi pendusta sejati atau pembohong yang ahli.

Saya pernah membaca sebuah tulisan dalam buku Kepemimpinan yang dituliskan oleh banyak pemimpin perusahaan di dalamnya. Salah satunya berbunyi, “Jika seorang pemimpin menjadi negosiator yang alot, ia adalah pemimpin palsu.” Saya yakin apa yang dikatakan itu benar. Jika anda sebagai Gembala Sidang, ketimbang mengakui kesalahan anda, anda malah memilih untuk berdalih dan membuat rumit sebuah masalah sederhana, maka anda adalah pemimpin palsu. Pemimpin yang sesungguhnya akan memusatkan diri pada hal-hal yang penting yang harus dilakukannya sebagai pemimpin. Pemimpin palsu justru sebaliknya, ia akan memusatkan diri pada apa yang tidak seharusnya ia utamakan.

Seorang Gembala Sidang yang baik selalu mudah menuntaskan sesuatu yang ‘seharusnya’ karena ia tidak memelihara kepalsuan yang harus ditutupi berlapis-lapis. Ia mudah ditebak dan diperkirakan sikapnya terhadap sesuatu karena memang prinsipnya jelas. Jika orang-orang di sekeliling anda sulit menebak siapa anda, sulit memperkirakan kali ini anda bagaimana, anda tidak juga memberikan penjelasan yang seharusnya anda berikan untuk mengurai berbagai keraguan orang, anda cenderung menjadi pemimpin palsu.

Pemimpin yang sesungguhnya selalu ‘sederhana’ dalam menyelesaikan persoalan. Anda tidak memerlukan puluhan pertemuan jika pola pikir anda sederhana untuk menyelesaikan sesuatu yang seharusnya. Juga sulit untuk menepis pikiran orang tentang kita sebagai Gembala Sidang atau pemimpin jika cara kita menyelesaikan sesuatu tidak menggunakan prinsip-prinsip yang rohani dan sederhana.

Perhatikanlah bagaimana Yesus begitu taktis menjawab tuduhan dan persoalan yang sengaja ditimbulkan oleh ahli Torat dan Farisi. Ia menggunakan prinsip yang sulit dibantah, maka persoalan seperti terurai dan orang menemukan jawaban. Memikul tanggung jawab adalah sebuah prinsip. Prinsip ini akan menolong anda. Sangat menolong anda!

Pemimpin palsu pada dasarnya adalah seorang yang menghindar dari tanggung jawab. Orang yang selalu mencari pembenaran atas kesalahan yang terjadi. Betapa celakanya jika ia dikelilingi oleh mereka yang sepaham dengannya atau menyemangati kebohongannya. Sungguh berbahaya keadaannya!

Kerendahan hati selalu melahirkan sikap bertanggung jawab. Kerendahan hati selalu memimpin kepada kesadaran tentang bagian dan peran anda. Sedangkan kesombongan terfokus pada peran orang lain, bukan diri kita. Seorang Gembala Sidang yang rendah hati mau mencari sebab segala sesuatu secara jujur dan sungguh-sungguh. Mungkin akan terasa tidak enak dan berat mula-mulanya, tetapi jika anda memilih jalan untuk bertanggung jawab, maka anda diselamatkan dari seribu masalah yang siap menghadang anda. Orang masih bisa menerima kekurangan kemampuan seseorang, masih bisa menerima batas kekuatan seorang Gembala Sidang, tetapi orang sulit menerima sifat ‘tidak jujur’ seorang Gembala Sidang.

Cukup lama saya merenungkan soal ‘tanggung jawab’ ini. Saya sadar bahwa tugas kita sebagai Gembala Sidang adalah berat dan tidak mudah. Tetapi jalan yang saya tunjukkan adalah bukan jalan sejenis ‘harakiri’ rohani atau ‘bunuh diri rohani’ dengan memikul tanggung jawab di pundak anda. Sikap bertanggung jawab benar-benar akan membuat anda tidak mudah diselewengkan oleh orang atau ‘dirayu’ untuk melakukan sesuatu yang berbahaya bagi anda dan keluarga anda. Anda akan menyelamatkan masa depan anda dengan memikul tanggung jawab. Percayalah!

(bersambung…)

Artikel oleh: September 12, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda