Seorang Gembala Sidang (10)

a-1

Kerendahan Hati

Teman saya adalah seorang yang pandai berkotbah, tapi sayang pelayanannya mesti berakhir karena penolakan jemaatnya sendiri kepadanya. Ia ditolak karena ia dianggap tinggi hati. Ada lagi teman-teman lainnya yang akhirnya menjadi lone ranger dalam pelayanan karena sesama hamba Tuhan menghindarinya karena tak tahan dengan keangkuhannya. Sebaliknya saya melihat mereka yang rendah hati, diberkati Tuhan dan menikmati dukungan yang tidak sedikit dari orang-orang yang menghormatinya.

Seorang Gembala Sidang tidak serta merta menjadi rendah hati karena ia mengkotbahkan secara serial topik tentang kerendahan hati. Kerendahan hati tak dapat dikotbahkan. Ia hanya dapat ditunjukkan, barulah efektif. Orang tak kan percaya anda rendah hati sampai mereka melihat bahwa anda memang rendah hati. Sialnya, ada beberapa orang yang karena temperamen kelihatan sepintas seperti orang rendah hati. Setelah beberapa waktu berdekatan dengan mereka anda baru tahu bahwa mereka tidak terlalu rendah hati juga. Kita tak bisa membohongi orang dalam soal kerendahan hati. Mereka melihatnya tanpa anda mengatakannya.

Kerendahan hati adalah bagaikan bergelantungan di jurang dengan satu tangan pada jubah Tuhan. Selama hidup anda, tak bisa disangkali bahwa semua terjadi karena kebaikan Tuhan. Menyisihkan ruangan yang cukup besar dalam hati agar Tuhan menjadi alasan bagi keberadaanmu adalah contoh sebuah kerendahan hati. Bukankah kesombongan adalah usaha merebut tahta Tuhan dan menjadikannya milikmu?

Seorang Gembala Sidang harus berani menambahkan faktor lain bagi kekuasaan, kewenangan, dan keberhasilan dalam gereja anda. Jangan biarkan segala sesuatu berpusat pada diri anda. Jangan juga menikmati pujian orang-orang bahwa andalah penyebab pertumbuhan dan andalah kunci pada pertumbuhan itu. Jika segala sesuatu lebih banyak bertumpu pada anda, itu adalah jebakan Iblis. Anda akan terbuai dalam pujian kemuliaan bagi anda. Tetapi pujian itu hanya seumur jagung, karena penderitaan yang tidak perlu akan harus anda tanggung, dan itu terjadi untuk waktu yang lebih lama dari seumur jagung. Sebab hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum anda kemudian menjadi sasaran tembak dari banyak persoalan yang muncul. Sharing kekuasaan mungkin sulit bagi sebagian orang. Tetapi sebagai Gembala Sidang anda harus melakukannya. Perbanyak orang dan akui kemampuan-kemampuan mereka bagi pertumbuhan gereja anda. Konfirmasi tentang letak mereka yang penting bagi pertumbuhan. Lihatlah bagaimana secara bertahap anda menemukan banyak hal menjadi stabil dan lebih menyenangkan.

Yesus pernah berkata,

Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Matius 10:39

Jika seorang Gembala Sidang mempertahankan haknya, bisa-bisa Tuhan akan mengijinkan hak itu terlepas darinya. Apa yang anda pegang dengan erat akan terlepas. Dan apa yang anda berani lepaskan, akan anda dapatkan.

Dalam bentuknya yang ekstrim, seorang Gembala Sidang juga harus berani meletakkan alasan utama keberhasilan pada “mereka” dan alasan kegagalan pada “saya”. Anda mungkin tidak setuju. Sebab ini sama saja dengan menempatkan diri seorang gembala sebagai sasaran tembak selalu. Tetapi bukankah falsafah pelayanan memang bersentral pada kehambaan. Jika memang benar kita memiliki hati hamba maka hamba tidak pernah memuji dirinya sendiri. Harga paling murah dari suatu perbaikan adalah jika anda berani bertanggung jawab.

(Bersambung…)

Artikel oleh: September 4, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda