KUNCI KEBAHAGIAAN KELUARGA

keluarga

Sebuah legenda menceritakan tentang tiga pejalan kaki dan tas mereka. Masing-masing membawa dua tas: satu ransel punggung dan satu koper dorong.

Ketika orang ketiga ditanya, “Apakah isi kedua tasnya?”, dia menjawab,

Di ransel punggungku, aku menyimpan semua perbuatan baik keluarga dan sahabat-sahabatku. Dengan demikian, semua itu tidak pernah terlihat lagi olehku.

Di koper dorongku, aku menyimpan semua perbuatan jahat keluarga dan handai taulanku. Dengan demikian, saya dapat membukanya setiap saat, mengeluarkannya dan menelitinya kembali satu per satu..

Karena dia terlalu sering berhenti, tidak mengherankan jika di tidak memperoleh banyak kemajuan dalam perjalanannya.

Ketika orang kedua ditanya tentang kedua tasnya, dia menjawab:

Di koper dorongku aku menyimpan semua perbuatan baikku. Saya senang

melihat mereka, bahkan semua itu sering kuambil untuk kutunjukkan kepada

orang lain

Apa yang ada di ransel punggungku? Saya simpan semua kesalahanku dan membawanya ke mana pun aku pergi. Ya, ransel itu semakin berat, tetapi karena alasan-alasan tertentu, aku tak dapat menanggalkannya apalagi membukanya.

Karena bebannya semakin berat, tidak mengherankan jika semakin tertinggal jauh oleh yang lain.

Ketika orang pertama ditanya tentang kedua tasnya, dia menjawab:

Koper dorongku yang di depan itu selalu membangkitkan semangatku. Di sana, kusimpan semua pikiran positif tentang sesamaku, semua berkat yang telah kuterima, dan semua perbuatan baik orang lain kepadaku. Jumlahnya memnag semakin banyak, tetapi beratnya tidak pernah jadi masalah.

Ransel punggungku itu kosong. Mengapa? Karena saya memang membuat lubang yang besar sekali di dasar ransel. Di dalamnya, saya simpan perkara buruk yang dapat kupikirkan tentang diriku dan semua perkara buruk yang kudengar tentang orang lain. Segera setelah saya masukkan, semua itu jatuh kembali ke tanah, sehingga ransel itu tidak pernah menjadi beban bagiku.”

Karena bebannya tidak pernah bertambah dan sebaliknya semakin anyak perkara menyenangkan yang dilihatnya, tidak mengherankan jika perjalanannya semakin maju bahkan menyenangkan.

Kehidupan keluarga pun seperti sebuah perjalanan menembus waktu, dari masa lalu kepada masa kini dan menuju masa depan. Akan tetapi, pada zaman ini banyak sekali keluarga yang berhenti di tengah perjalanan. Perselingkuhan semakin marak dan perceraian pun semakin meralela. Pernikahan perak menjadi peristiwa yang semakin langka.

Syukurlah, pada hari ini kita dapat bersama-sama menyaksikan satu dari peristiwa langka tersebut. Lebih dari pada itu, sebagai gembala, kami bersaksi bahwa Pak Rudi dan Ibu Ina bukan sekedar awet, tetapi semakin menyenangkan:

Menyenangkan hati Tuhan,

Menyenangkan satu sama lain,

Menyenangkan banyak orang lain.

Itulah sebenarnya rencana Tuhan yang semula, yaitu agar:

Setiap keluarga Kristen memiliki kehidupan

yang semakin menyenangkan

Bagaimana supaya rencana Tuhan ini dapat diwujudkan juga dalam keluarga saya dan Saudara? Rasul Paulus memberikan kunci bermata tiga, yaitu: Kasih, Iman dan Pengharapan. Secara lengkap, ketiga nasihat Paulus adalah sbb:

USE LOVE TO FORGET ALL THE BAD OF THE PAST

Pejalan kaki yang pertama, pada suatu kali melewati sebuah sungai yang dangkal, tetapi lebar. Sesampainya di seberang, banyak sekali lintah yang menempel di kaki dan tangannyaq. Secara refleks, dia berencana untuk mencabut semua lintah tersebut secara paksa.

Seorang guide mencegahnya sambil memperingatkan bahwa menarik lintah secara paksa hanya bukan hanya akan menimbulkan luka, tetapi juga sebagian organ lintah pada luka tersebut. Pada waktunya, itu akan menimbulkan infeksi.

Cara terbaik untuk melepaskan diri dari lintah tersebut, nasihat sang guide, adalah dengan berendam di air hangat yang diberi balsam. Ini akan melemahkan lintah-lintah tersebut dan akhirnya mereka akan melepaskan cengkramanya sendiri tanpa menimbulkan luka.

Demikianlah juga jika seseorang terluka oleh orang lain, terlebih lagi pasangan hidupnya. Dia tidak dapat melepaskan diri kekecewaan, kemarahan, kebencian dan akar kepahitan secara paksa. Pemaksaan diri seperti seringkali menimbulkan luka-luka batin yang sewaktu-waktu dapat kambuh kembali. Satu-satunya cara untuk membebaskan diri dari luka-luka batin adalah dengan berendam di dalam kehangatan kasih dan pengampunan Allah. Kasih dan pengampunan Allah sedemikian berlimpah, sehingga bukan hanya akan menyembuhkan dan memenuhi dirinya, tetapi akan melimpah keluar dan memampukannya untuk mengampuni orang lain.

USE FAITH TO ENJOY THE GOOD OF THE PRESENT

Kedua pejalan kaki yang lain langkahnya semakin berat dan tersendat, tetapi pejalan kaki yang pertama terus melangkah dengan ringan dan pasti. Mengapa? Karena yang melangkah dalam kebimbangan, sementara yang pertama melangkah dengan iman.

Kebimbangan memperlihatkan berbagai hambatan, tetapi iman menunjukkan jalan.

Kebimbangan memperlihatkan pekatnya malam, tetapi iman menunjukan cerahnya

mentari pagi.

Kebimbangan memperlihatkan masalah, tetapi iman menunjukkan solusi.

Kebimbangan memperlihatkan tajamnya duri, tetapi iman menunjukkan keindahan

bunga.

Itulah sebabnya, pejalan kaki yang pertama, yang melangkah dengan iman dapat

sungguh menikmati setiap fase perjalanan yang sedang dia tempuh.

Demikianlah juga kehidupan keluarga. Jika suami dan istri berakar dan terus bertumbuh dalam iman percayanya kepada Kristus, maka mereka akan menikmati segala yang terbaik dari setiap fase kehidupan yang harus mereka jalani.

Seperti dikatakan oleh Spurgeon

A little faith will bring you to heaven, a great faith will bring heaven to your soul.

USE HOPE TO EXPECT THE BEST OF THE FUTURE

Ketiga pejalan kaki tersebut memasuki musim dingin dan jalan menuruni bukit dengan banyak pohon di atasnya. Tidak ada cara lain, mereka harus menggunakan peralatan ski untuk melanjutkan perjalanan. Dengan gemetar, kedua orang yang lain memelototi banyaknya pohon yang ada di depan mereka dan berulang kali membentur pohon-pohon tersebut.

Sementara itu, orang pertama meliuk-liuk menurUni bukit dengan mulus menuju sebuah tempat peristirahatan. Rupanya, orang pertama ini mencamkan baik-baik kiat yang diberikan oleh seorang juara ski ekstrim dunia, yaitu Tim Etchels:

Jangan memelototi pohon-pohon yang tidak mau engkau hantam.

Fokuskan pikiranmu kepada jalan-jalan yang engkau perlu jalani.

Arahkan hatimu kepada tempat terbaik yang engkau harapkan untuk dicapai.

Ternyata kiat tersebut juga relevan bagi setiap keluarga Kristen. Di masa depan setiap keluarga, pasti ada jalan menurun dan ada banyak pohon. Jangan kita memelototi pohon-pohon yang gelap dan kasar itu. Lebih baik, arahkan hati kita kepada tempat yang terbaik yang kita harapkan untuk dicapai, maka kelaurga kita pun akan menjadi semakin tua semakin baik.

Di Institute Smithsonian, ada sebuah berlian biru yang disebut sebagai berlian terindah di dunia. Semakin bertambah usianya, semakin indah berlian tersebut. Tidaklah kebetulan jika berlian itu dijuluki, “Berlian Pengharapan” ( Hope Diamond ).

Itulah doa kami untuk keluarga saudara-saudari, yaitu untuk menjadi keluarga berlian untuk menyongsong masa depan baik, yang lebih baik, bahkan yang terbaik dengan menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Allah.

Love and Prayer,

A. Mulyanto.

Artikel oleh: August 5, 2009  Tags:   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Pdt.Agustinus - March 15, 2011

    Terima kasih u artikelnya, Gbu

Tulis Komentar Anda