Allah Kita Hebat!

Artikel oleh:

Allah Kita Hebat

“Dan supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka ” (Keluaran 10:2).

 

Mengapa Allah melakukan tanda-tanda ajaib?  Dalam pembacaan hari ini kita melihat beberapa alasannya:

Pertama, untuk menunjukkan kekuatan-Nya kepada orang berdosa. Ayat pertama dikatakan, “……. supaya Aku mengadakan tanda-tanda mujizat yang Kubuat ini di antara mereka.”  Tidak ada Allah yang sehebat Allah Israel. Bagaimana orang Mesir tahu akan hal ini kalau mereka tidak melihat dengan mata kepala sendiri kehebatan Allah Israel?  Mesir penuh dengan berhala yang mereka sembah. Masing-masing mempunyai kekuatan sendiri. Di sana juga banyak para penyihir. Tidak heran bila mereka mampu meniru mengubah tongkat menjadi ular, meskipun ular milik Musa menelan ular-ular mereka. Tetapi apa yang dilakukan oleh Allah jauh lebih dahsyat dari segala yang dilakukan oleh dewa-dewa Mesir.  Allah Israel tidak tertandingi.

Kedua, untuk diceritakan kepada anak cucu tentang kehebatan Allah kita. “….supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu…” Harus ditanamkan pengertian kepada anak cucu bahwa Allah kita adalah Allah yang hebat.  Biasakanlah bersekutu di dalam doa dengan seluruh anggota keluarga itu baik, supaya Anda dapat menceritakan kehebatan Allah kita. Kalau tidak, maka mereka akan mencari figur pahlawan dan akan mereka dapatkan melalui film-film di televise.  Anda bertanggung jawab untuk memberikan figur yang benar mengenai Allah kita, dan supaya mereka mengagumi kehebatan Allah kita.

Ketiga, untuk menguatkan umat-Nya. “….supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan.” Apa yang dilakukan Allah yakni tanda-tanda ajaib itu supaya umat Israel percaya akan kehebatan Allah dan supaya mereka tidak ragu untuk mengikuti segala perintah Allah. Dalam sejarah perjalanan Israel menuju Kanaan ini memang sarat dengan peragaan kuasa Allah. Apabila Anda belum mengalami kuasa Allah, mintalah kepada Allah supaya mukjizat-Nya dinyatakan dalam hidup Anda. Kekristenan Anda belum lengkap bila belum menikmati kuasa Allah.

 

Sampai sekarangpun Allah masih menyatakan kuasa-Nya.  Sampai sekarangpun Allah tidak berhenti mengadakan mujizat.

 

September 15, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Nyatakan Kebenaran!

Artikel oleh:

Nyatakan Kebenaran

“…..maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat”. (Keluaran 7 : 4)

 

Musa diutus Tuhan bersama dengan saudaranya Harun untuk menyampaikan apa yang difirmankan Tuhan mengenai kebebasan umat Israel dari Mesir. Namun, Tuhan berfirman bahwa Dia akan mengeraskan hati Firaun artinya membuat Firaun tidak membiarkan umat Israel keluar dari negerinya. Mungkin kita bertanya: Kenapa Tuhan mengeraskan hati Firaun? Kalau kita membaca nas ini dijelaskan apa yang menjadi tujuan Tuhan mengeraskan hati Firaun. Tuhan mau memperbanyak tanda-tanda mujizat di tanah Mesir, Tuhan hendak mendatangkan hukuman-hukuman yang berat kepada Firaun dan Mesir. Untuk apa Tuhan melakukannya? Supaya Firaun dan orang Mesir tahu bahwa Dialah Tuhan yang mengacungkan tangan-Nya kepada orang Mesir dan membawa Israel keluar dari Mesir.

Dalam kehidupan kita saat ini juga mungkin kita bertanya: Kenapa orang-orang yang membenci pengikut Kristus tidak pernah  berubah malah kebencian mereka semakin hebat? Kenapa kadang-kadang seseorang itu susah untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan? Apakah Tuhan tidak berkuasa melakukannya? Tuhan berkuasa membuat seseorang itu berubah dan bertobat tetapi sama seperti dalam nas ini Tuhan juga berkuasa untuk mengeraskan hari seseorang itu. Ketika itulah Tuhan akan menunjukkan kuasa-Nya, mujizat-mujizat-Nya bahkan hukuman-hukuman yang berat yang pada akhirnya seseorang itu akan memilih untuk berubah dan bertobat serta percaya kepada Tuhan dari pada hidup menentang dan tidak melakukan kehendak-Nya.

Yang harus kita yakini adalah selama kita tetap percaya kepada Tuhan maka Dia akan berperang untuk menyelamatkan kita (Keluaran 14:14). Kita tidak akan dibiarkan celaka dan binasa oleh dunia ini dan oleh perbuatan dari orang-orang yang membenci kita. Hanya, kita harus mau seperti Musa dan Harun yang berani menyatakan suara Tuhan kepada siapa pun dan dalam keadaan apa pun.

 

Ditengah keadaan yang genting sekalipun, jangan pernah takut untuk menyatakan kebenaran Allah.

 

September 14, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Teruslah Melangkah!

Artikel oleh:

Teruslah MElangkah

“Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.” (Keluaran 6:5)

 

Sangat jelas dalam firman Tuhan ini bahwa Tuhan berjanji melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Memang saat itu umat Israel masih ada dalam kondisi yang tertindas di tengah perbudakan bangsa Mesir, namun janji Tuhan sudah dinyatakanNya melalui Musa.  Tuhan berjanji: “Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN.” (Keluaran 6:7). Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir artinya, mereka turut berjalan bersama-sama dengan Tuhan.  Artinya bahwa umat Israel dalam kepemimpinan Musa harus melangkah dalam iman penuh kepada Tuhan dengan menaati apa yang Tuhan sampaikan melalui hambaNya Musa.  Jika umat Israel hanya berpangku tangan saja tanpa ketaatan dan iman yang aktif, maka akan selamanya mereka berada di negri perbudakan.

Begitu juga pekerjaan Allah kepada umat manusia yang hidup dalam perbudakan dosa. Setelah diselamatkan, kita harus mengambil langkah selanjutnya, yaitu berbuat sesuatu. Kita harus bertindak dengan iman yang aktif, dengan tetap menaati apa yang Tuhan katakana dalam firmanNya.  Yakobus 2:14-17 menjelaskan, bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Hanya percaya kepada Tuhan, dan tidak berbuat sesuatu, tidak akan ada artinya. Abraham menunjukkan percayanya kepada Tuhan, dimana ia taat ketika Tuhan menyuruh Abraham mengorbankan anaknya (Yakobus 2: 21). Ia dibenarkan karena iman dan perbuatannya.

Keselamatan adalah suatu proses yang terus berjalan. Setelah menyelamatkan, Tuhan tidak membiarkan kita tinggal di tempat yang sama, tetapi memimpin kita pergi menuju ke suatu tempat yang baru.  Artinya, kita tidak hanya tinggal dalam keberdosaan kita, namun kita harus menjalani hidup sebagai ciptaan yang baru dalam Kristus, dengan meninggalkan cara hidup yang lama penuh dosa, dan hidup baru dalam iman kepada Kristus.

 

Teruslah melangkah dalam iman yang aktif, sehingga kita makin bertumbuh secara rohani dalam Dia!

September 6, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Tuhan Yang Ajaib

Artikel oleh:

Tuhan Yang Ajaib

“Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: “Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negerinya.” (Keluaran 5 : 24)

 

Dalam pembacaan sebelumnya kita menemukan bagaimana ketika Tuhan memanggil Musa untuk menjadi pembebas bangsa Israel, namun Musa pada awalnya menolak, tetapi akhirnya menyetujui permintaan Tuhan itu.  Mungkin pada saat itu yang terbayang dalam pikiran Musa adalah ketika ia menghadap Firaun, maka kemungkinan besar segala sesuatunya akan menjadi baik-baik saja karena Allah yang mengutusnya. Tentunya, Firaun mau mendengarkannya dan membiarkan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata Firaun bertindak semakin kejam. Bangsa Israel yang dulu diperbudak untuk membuat batu bata di Mesir, kini harus tetap membuat batu bata dan sekaligus mencari jerami sebagai bahan batu bata tersebut. Padahal, sebelum Musa menghadap Firaun, jerami tersebut sudah disediakan oleh pihak Mesir. Semakin berat penindasan yang dialami oleh umat Israel.

Keadaan umat Israel semakin terpuruk, dan akibatnya Musa pun semakin tertekan. Musa bahkan dimusuhi oleh segenap bangsa Israel pada saat itu. Tetapi justru ketika masalah seakan-akan menjadi berat, di situlah waktu dimana sebentar lagi Tuhan akan menyatakan mujizatnya. Dalam ayat dan pasal selanjutnya, kita akan menemukan bagaimana Tuhan membuat 10 tulah yang luar biasa di Mesir, dan pada akhirnya Firaun mengijinkan bangsa Israel untuk pergi.

Mungkin ada di antara kita yang saat ini sedang mengalami masalah, dan walaupun kita sudah berdoa kepada Tuhan, tetapi masalah yang ada seakan-akan tidak kunjung selesai dan bahkan semakin bertambah berat. Tetapi, percayalah bahwa ketika kita sudah berdoa dengan sungguh-sungguh dan masalah yang ada seakan-akan semakin berat, justru di situlah sebentar lagi Tuhan akan menunjukkan kuasa dan keajaiban-Nya yang luar biasa. Syaratnya hanya satu: tetap percaya dan tetap mengimani bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anak-anakNya yang senantiasa berharap kepadaNya, dan kita akan melihat bagaimana tangan Tuhan yang kuat dan perkasa menolong kita tepat pada waktuNya.

 

Tinggal sesaat lagi maka mujizat Tuhan akan kita terima dalam kehidupan kita. Percayalah!

September 5, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Jangan Berdalih!

Artikel oleh:

Jangan Berdalih

Berdalih sudah menjadi kebiasaan manusia untuk menghindari tugas atau tanggungjawab tertentu.  Namun, berdalih adalah suatu sikap yang harus kita tolak dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Sembilan puluh sembilan persen dari kegagalan berasal dari orang-orang yang mempunyai kebiasaan membuat dalih-dalih. Setiap dalih yang kita buat akan mendahului kegagalan. Bagi setiap dosa, setan siap untuk menyediakan sebuah dalih. Tidaklah mengherankan bila kita menjadi ahli dalam berdalih karena kita mempunyai seorang tuan yang merupakan ahli dari segala ahli dalam membuat dalih.

Tampaknya kebanyakan orang memang jago mencari dalih untuk menghindari suatu tugas pelayanan. Musa pun berdalih ketika diminta Tuhan untuk menjadi agen pembebasan bagi kaum Israel yang tertindas. Dalih pertamanya, orang Israel mungkin tidak akan percaya jika Musa mengatakan Tuhan telah menampakkan diri kepadanya (ayat 1). Begitu dalih pertama dijawab Tuhan (ayat 8), Musa mengajukan dalih kedua, yakni bahwa ia tidak pintar berbicara (ayat 10). Begitu dalih kedua dijawab (ayat 11), Musa kembali mengajukan keberatan. Kali ini tak ada dalih, kecuali keengganan (ayat 13). Tuhan tak suka. Namun, Tuhan mengerti bahwa karena kelemahannya, Musa perlu diperlengkapi. Kepercayaan diri Musa perlu diteguhkan. Karena itu, Tuhan memberikan Harun sebagai penyambung lidah Musa, dan memberikan tongkat untuk dipakai melakukan mukjizat (ayat 14-17).

Dalam menanggapi suatu tugas, dalih apa pun yang kita berikan kepada Tuhan akan diperiksa kebenarannya. Dan, jika memang dalih itu benar, Tuhan akan memperlengkapi dan meneguhkan kita. Jadi, jujurlah dan beranilah melangkah bersama dengan Tuhan. Dia yang memanggil kita, Dia pula yang akan memperlengkapi kita untuk menggenapi panggilanNya. Jangan membuat alas an yang dibuat-buat hanya karena kita malas untuk terlibat dalam pelayanan. Suatu waktu, kita akan mempertanggungjawabkan semua itu dihadapan-Nya.

 

Jangan sembarang berdalih sebab Tuhan mengetahui segala sesuatu!

September 4, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Dipanggil dan Diperlengkapi

Artikel oleh:

Dipanggil dan Diperlengkapi

“Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau ? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau : apabila engkau telah membawa bangsa ini keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini” (Keluaran 3:12)

 

Reaksi Musa pada waktu pertama kali Tuhan panggil, merupakan gambaran dari reaksi setiap kita pada  waktu permulaan Tuhan panggil kita untuk melayani Dia. Seringkali ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani Dia, selalu timbul alasan “siapa aku” dan “apa yang harus aku katakan.” Alasan yang sama dipakai oleh Musa, ketika Allah memanggil dia (ayat 11 dan 13).  Seringkali ketika Tuhan memanggil kita, ada saja alasan yang kita berikan untuk menolak panggilan tersebut. Kita perlu menyadari, ketika Allah memanggil seseorang, Allah tidak pernah iseng dan karena kekurangan orang maka Ia memanggil kita.  Ketika Allah memanggil, Ia adalah Allah yang bertanggung jawab, yang melengkapi setiap pribadi yang dipanggil-Nya, sehingga dapat memenuhi tugas dan panggilannya untuk melayani Allah.  Ketika Allah memanggil Musa, Yesaya dan Yeremia, Allah tidak pernah meninggalkan mereka sendiri, tetapi Allah memperlengkapi mereka dengan kuasa-Nya, sehingga mereka dapat memenuhi tugas pelayanannya. Demikian halnya ketika Allah memanggil kita untuk melayani Dia, Ia tidak pernah membiarkan kita sendiri, tetapi Ia menyertai dan memperlengkapi kita dengan Roh dan kuasa-Nya, sehingga kita dapat memenuhi tugas dan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita (Yoh 14:16; KPR 1:8; Markus 16:17-18).

Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk menolak panggilan Allah dalam hidup kita. Apakah itu dengan alasan “siapa kita”, “apa yang dikatakan” atau pun “aku masih muda”, sebab ketika Allah memanggil, Allah pasti memperlengkapi kita. Kita yang susah bicara dan takut, Tuhan sanggup ubahkan menjadi fasih lidah dan pemberani. Hal itu nampak jelas dalam pribadi Petrus. Petrus sebelumnya hanya pandai bicara namun penakut, sampai-sampai menyangkal Yesus tiga kali. Namun setelah menerima Roh Kudus, ia menjadi pribadi yang luar biasa. Dalam khotbah perdananya, tiga ribu orang bertobat, bahkan ketika diperhadapkan pada Mahkamah Agama, ia dapat memberikan jawaban yang lantang.

 

Percayalah, ketika Allah memanggil Anda untuk melayani Dia,

Ia pasti akan memperlengkapi  untuk tugas pelayanan itu

September 3, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Tuhan Sumber Pertolongan

Artikel oleh:

Tuhan Sumber Pertolongan

“Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada putri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air”. (Keluaran 2 : 10)

 

Raja Firaun memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru dilahirkan oleh perempuan Ibrani. Mengapa? Karena Firaun merasa terancam oleh keberadaan Israel di tengah mereka, maka Firaun berikhtiar untuk menghabisi semua orang Israel.  Rencana Firaun tidak berhasil karena kedua bidan yang menangani persalinan perempuan-perempuan Israel, tidak mematuhi perintah Firaun. Mereka tidak mau membunuh bayi laki-laki Israel karena mereka takut akan Allah (1 : 17). Akibatnya, orang Israel malah semakin bertambah. Bahkan, Allah juga memberkati para bidan tersebut hingga mereka kemudian berumah tangga (1 : 21).  Firaun pun membebankan kerja yang lebih berat kepada orang Israel. Tujuannya, agar banyak yang mati, namun bukannya berkurang, orang Israel bahkan bertambah semakin banyak.

Ketika dalam kesulitan, kadang kita tidak dapat melihat rencana Allah dalam hidup kita.  Namun pembacaan Firman Tuhan ini menunjukkan bahwa di tengah penderitaan umat Tuhan, sesungguhnya rencana Allah sedang digenapi.  Situasi saat ini sering membuat kita merasa berada pada kondisi yang sulit, namun Firman Tuhan kembali memberi kesegaran dan kekuatan baru, bahwa Tuhan akan terus menyertai dan memberi jalan keluar, keberuntungan dan kemenangan bagi kita ditengah masa kesulitan, pada saat kita terus berdoa, berusaha dan tidak kenal menyerah.

Di balik semua masalah yang dihadapi Israel, sesungguhnya Allah sedang menggenapi rencana-Nya untuk memberkati mereka.  Sebab itu, mari kita belajar untuk melihat rencana Allah di tengah berbagai kesulitan hidup yang kita hadapi, karena Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28).

Hari ini apa yang menjadi kesulitan Saudara? Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Dia selalu ada disamping kita dan bahkan menggendongnya bila memang Saudara sudah tidak berdaya.

 

Justru dalam situasi yang tersulit, Saudara bisa melihat Tuhan dan merasakan kuasaNya.

 

September 2, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Selalu Ada Jalan

Artikel oleh:

Selalu Ada Jalan

“Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu” (Keluaran 1:12)

 

Dalam kurun waktu yang cukup lama bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa yang sulit dan pahit dalam penindasan; yakni menjadi bangsa yang dijajah oleh kaum penjajah.  Sebagai bangsa yang terjajah pada masa itu, kita berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Kita tidak memiliki hak apa-apa dan kebebasan kita terampas. Salah satu penderitaan yang harus dialami oleh bangsa Indonesia adalah kerja paksa (kerja rodi) yaitu pekerjaan yang diwajibkan oleh bangsa Belanda, tetapi tidak memperoleh upah apa-apa.

Kepahitan hati bangsa ini tidak cepat disembuhkan, bahkan hingga hari ini pengaruh dari penindasan itu masih ada. Rasa benci, dendam, masih dirasakan oleh sebagian orang, sehingga karenanya muncul berbagai sikap kompensasi, seperti memusuhi orang Kristen. Sebab dianggap bahwa kekristenan dibawa oleh orang Belanda yang saat itu notabene menjadi penjajah bangsa kita. Jadi kekristenan kadangkala dianggap sebagai agama penjajah, padahal tidaklah demikian.

Ini juga gambaran tentang kehidupan semua orang yang berada di luar Kristus. Mereka menjadi tawanan-tawanan Iblis dan menjadi hamba dosa. Dosa masih mengikat, membelenggu dan menguasai kehidupannya. Satu-satunya jalan untuk bisa terbebas dari ikatan kuasa dosa itu adalah datang dan percaya kepada Yesus Kristus.

Ditindas itu tidak enak, sangat sakit, dan karenanya kita bisa mengalami shock berat, tetapi Allah tidak membiarkan umat-Nya, Ia tidak tega terhadap kondisi umat-Nya. Karenanya Ia memanggil Musa untuk membawa bangsa Isarel keluar dari tanah Mesir. Inilah rancangan Allah, tidak ada yang sanggup menggagalkan rencana-Nya bagi umat-Nya. Rancangan-Nya bukan rancangan kecelakaan tetapi rancangan damai sejahtera yang membawa kita kepada masa depan yang penuh dengan pengharapan. (Yeremia 29:11).

Saat ini mungkin Saudara merasa tertindas, jangan takut dan putus harap, berdirilah teguh sebab Allah pembela kita. Sakit penyakit, kesulitan keuangan, atau problema hidup lainnya bisa menindas hidup kita, tetapi Tuhan sanggup menolong kita.

 

Sekalipun orang percaya hidup ditengah kesulitan dan tekanan, namun selalu ada jalan keluar dari Tuhan!

September 1, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Kemerdekaan Orang Kristen

Artikel oleh:

Keluaran 12: 40-41

Merdeka1

By: Inawaty Suwardi

Bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke 70 dari penjajahan bangsa asing. Pada momentum peringatan kemerdekaan Indonesia ini, saya akan berbicara tentang kemerdekaan kita sebagai orang Kristen. Sebuah kemerdekaan yang lebih daripada sekedar kebebasan yang bersifat jasmani dan sementara.

Alkitab juga membicarakan tentang kemerdekaan tetapi bukan kemerdekaan dari penjajahan/perbudakan secara jasmani.Alkitab membicarakan kemerdekaan secara rohani karena Kristus memerdekakan kita.

Saya ingin mengajak Bapak/Ibu sekalian untuk merenungkan dua hal, (1) Dari apa orang Kristen dimerdekakan, (2) Untuk apa orang Kristen dimerdekakan?

I.                    Dari apa orang Kristen sudah dimerdekakan?

Dimerdekakan dari dosa

Setelah 430 tahun bangsa Israel berada di Mesir, Tuhan mengutus Musa menghadap Firaun untuk meminta kemerdekaan. Firaun tidak mau mendengar  apa yang dikatakan oleh Tuhan melalui Musa. Karena itu Tuhan mengirimkan berbagai tulah kepada mereka.

Tulah-tulah diturunkan di Mesir,  darah, katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, dan gelap gulita …………….. namun dengan semakin banyak tulah, Firaun malah semakin mengeraskan hatinya dan menolak perintah Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel.

Firaun berusaha sekuat tenagamempertahankan agar bangsa Israel tetap berada dibawah perbudakan mereka.Namun tulah terakhir berhasil mematahkan cengkraman Firaun, dan bangsa Israel diberi kemerdekaan.

Diperlukan darah untuk kemerdekaan bangsa Israel!

Dari Kitab keluaran pasal 12 kita mengetahui, bahwa untuk kemerdekaan bangsa Israel diperlukan persembahan korban, namun bukan sembarang korban.Ayat 5 mengatakan, Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun.(6b) seluruh Jemaah Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada waktu senja, (7) Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.(13) Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal. Apabila aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat daripada kamu.

Bangsa Israel dimerdekakan dengan darah.  Orang Kristen juga dimerdekakan dengan darah! 1 Yoh 1:7 “………………….. dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Zig Ziglar, seorang penulis dan pelatih motivasi, menulis tentang Harry Houdini, seorang pesulap  terkenal di Amerika. Houdini membual bahwa iaselalu dapat melepaskan diri dari sel penjara manapun di negaranya. Ia sering mendemonstrasikan kemampuannya untuk membuktikan ucapannya. Namun dalam salah satu pertunjukannya, Houdini mengalami kegagalan.

Ketika pintu sel yang berat ditutup dengan suara nyaring, Houdini menarik seutas logam yang disembunyikan di dalam ikat pinggangnya dan mulai mencungkil kunci pintu sel penjara. Selama 30 menit ia mengutak-atik kunci, tetapi tidak dapat membukanya. Satu jam berlalu, ia sudah mandi keringat, tetapi masih belum bisa membuka kunci itu. Dua jam telah berlalu,  pada akhirnya ia kelelahan dan frustrasi sehingga ia terjatuh dan badannya menimpa pintu sel yang tidak dapat dibuka kuncinya itu. Tetapi, ketika ia jatuh menimpa pintu, daun pintunya langsung terbuka. Ternyata pintumya tidak pernah dikunci! Di dalam pikiran Houdini, pintu itu dikunci. Itu sebabnya ia gagal, karena pikirannya terkunci sehingga ia mengalami frustrasi.

Bp/Ibu, belenggu yang berasal dari dosa tidaklah sama dengan sel penjara yang membuat Houdini terbelenggu, karena belenggu itu semu, pintu sel itu sebenarnya tidak terkunci. Tetapi belenggu dosa sama seperti  belenggu dalam pikiran Houdini.

Yesus sangat peduli dengan manusia yang terbelenggu oleh dosa.Karena itu Yesus memerdekaakan manusia dari perbudakan atau belenggu dosa.

Orang Kristen memperoleh kemerdekaan dari belenggu dosa ketika ia bertobat dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Pada waktu memperoleh kemerdekaan dari belenggu dosa, orang Kristen sebetulnya menerima satu paket kemerdekaan. Yoh 8:36 :Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

Dari paket kemerdekaan itu, dapat disusun naskah Proklamasi Orang Kristen sebagai pernyataan iman kita.

1 Kami merdeka dari dosa Roma 6:18 :Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
2 Kami merdeka dari kegagalan

 

Flp 4:14 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
3 Kami merdeka dari ketamakan

 

Flp 4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
4 Kami merdeka dari ketakutan 2 Tim 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
5 Kami merdeka dari keraguan Rom 12:3 “……………..Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.”
6 Kami merdeka dari kelemahan Mzm 27:1 TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
7 Kami merdeka dari kuasa Iblis 1Yoh 4:4 “……………….sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
8 Kami merdeka dari kekalahan 2 Kor 2:14 “…………….. Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.”
9 Kami merdeka dari kebodohan 1 Kor 1:30 “……………….. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita.”
10 Kami merdeka dari kekuatiran 1 Pet 5:7 “………………..Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
11 Kami merdeka dari keterikatan (kecanduan) 2 Kor 3:17 “………….. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”
12 Kami merdeka dari kutukan Rom 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

 

II.                  Untuk apa orang Kristen dimerdekakan?

 

1.       Dimerdekakan untuk melayani Baca selanjutnya »

August 29, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Exodus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Keluaran)  belum ada komentar

Pengaruh Yang Baik

Artikel oleh:

Garam

“Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem”. (Yehezkiel 23 : 4)

 

Pasal ini berbicara tentang Ohola dan Oholiba yang memberikan kiasan dari kedua kakak adik itu, Samaria dan Yerusalem, dengan memakai gambaran-gambaran alegoris.  Persundalan yang dimaksud dalam Pasal ini dan dalam kitab Yehezkiel secara keseluruhan adalah dalam konteks Israel sebagai umat pilihan Allah berpaling dari Allah dan menyembah ilah-ilah lain.  Ilustrasinya adalah Samaria (Ohola) dan (Oholiba (Yerusalem), sebagai “istri-istri” sah Tuhan, memilih pasangan-pasangan sundal mereka sebagai tempat mereka menyandarkan diri demi kepuasan seksual mereka.

Ketika Israel masih di Mesir, mereka sudah berkompromi dengan iman mereka. Padahal mereka diperbudak di sana, demi perut mereka. Ini nyata dari keluh kesah mereka di padang gurun karena kekurangan air dan makanan, sementara di Mesir mereka berkelimpahan (mis. Bil. 11:4-6). Tuhan menuding mereka, Samaria (Israel Utara) dan Yehuda, sebagai pelacur-pelacur yang tidak memiliki kehormatan karena demi memuaskan kedagingan mereka, mereka berbuat kejahatan dengan membiarkan bagian tubuh terhormat mereka dijamah orang lain.

Dalam cerita ini kita melihat, adik meniru dosa kakaknya, bahkan lebih hebat lagi dalam berdosa. Padahal ia melihat akibat dan hukuman dosa yang dialami kakaknya. Betapa mengerikan efek dosa yang bukan hanya membelenggu seseorang, tetapi menebarkan pengaruh buruk yang akhirnya membelenggu orang lain.

Selidikilah hidup kita, apakah selama ini kita menjadi pengaruh yang baik bagi orang lain, terlebih bagi keluarga kita atau sebaliknya?  Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk mampu menjadi pengaruh yang baik bagi orang lain, sehingga Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kita.

 

Jadilah orang yang berpengaruh! Bukan pengaruh yang negatif  tetapi pengaruh yang positif, yang menyenangkan hati Tuhan.

 

August 8, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Ezekiel (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yehezkiel)  belum ada komentar